(Business Lounge – Business Today) – Cadangan devisa China mengalami kenaikan signifikan pada kuartal ketiga lalu (15/10). Kenaikan cadangan devisa ini terjadi dan merupakan yang paling besar dalam lebih dari dua tahun belakangan. Kondisi ini adalah sinyal bahwa usaha pemerintah untuk melindungi pertumbuhan ekonomi menarik arus masuk modal dari negara lain sementara negara-negara emerging lain seperti India dan Indonesia justru mengalami penarikan modal asing.
Cadangan devisa per akhir bulan September tercatat berada di level rekor tertinggi 3.66 triliun dollar. Cadangan devisa mengalami kenaikan signifikan dibandingkan dengan posisi per bulan Juni lalu yang ada di level 3.5 triliun dollar. Kenaikan cadangan devisa di kuartal ketiga ini melampaui estimasi, di mana estimasi hanya mengharapkan terjadi kenaikan ke posisi 3.52 triliun dollar.
Data cadangan devisa yang mumpuni tersebut menandakan bahwa usaha PM Li Keqiang untuk mendorong ekspansi telah mengakibatkan arus modal asing masuk ke negara tersebut. Yuan mengalami kenaikan terkecil dalam lima kuartal belakangan pada kuartal ketiga lalu, memberikan sinyal bahwa bank sentrak melakukan intervensi untuk mencegah terjadinya apresiasi yang berlebihan pada nilai tukar mata uangnya.
Data cadangan devisa tersebut mencerminkan status safe haven China. Ini juga mengisyaratkan bahwa uang panas masuk ke dalam negara tersebut di saat negara-negara emerging Asia lain mengalami kemelut pawsar.
Minggu ini China juga akan mengeluarkan laporan pertumbuhan ekonomi kuartal ketiganya. Diperkirakan negara tersebut akan menunjukkan pertumbuhan sebesar 7.8 persen di kuartal ketiga, atau naik dari 7.5 persen di periode April-Juni.
Cadangan devisa China diperkirakan masih akan mencatatkan pertumbuhan. Akan tetapi jika Fed melakukan tapering, tentu akan berimbas juga pada cadangan devisa negara tersebut.
(IA/IC/bl-vbn)