Petai atau Parkia speciosa dikenal karena aromanya yang khas dan rasanya yang unik. Banyak orang mencintainya, tak sedikit pula yang menghindarinya karena baunya yang tajam. Secara botani, petai berasal dari wilayah tropis Asia Tenggara. Tanaman ini diyakini pertama kali tumbuh liar di kawasan Seménanjung Malaya, Sumatra, dan Kalimantan, lalu menyebar ke wilayah lain seperti Thailand bagian selatan, Myanmar, Laos, dan Filipina. Dari kawasan itu, petai kemudian dibudidayakan karena banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan sekaligus tanaman hutan bernilai ekonomi.

Namun di balik kontroversi itu, petai ternyata menyimpan segudang manfaat bagi kesehatan, termasuk kandungan antioksidan yang cukup tinggi. Jadi, benarkah petai bisa menjadi sumber antioksidan alami? Jawabannya ya, benar.

Penelitian menunjukkan bahwa petai mengandung beberapa senyawa aktif seperti flavonoid, tanin, alkaloid, dan polifenol — semua tergolong antioksidan kuat. Senyawa ini berfungsi melawan radikal bebas, yaitu molekul tidak stabil yang dapat merusak sel tubuh dan mempercepat proses penuaan. Dalam jangka panjang, paparan radikal bebas berlebihan bisa memicu berbagai penyakit kronis seperti kanker, diabetes, dan penyakit jantung.

Selain itu, petai juga mengandung vitamin C yang dikenal sebagai antioksidan alami penting. Vitamin C membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh, memperbaiki jaringan sel, dan mendukung produksi kolagen yang penting untuk kulit dan pembuluh darah. Dengan kata lain, mengonsumsi petai dalam jumlah wajar dapat membantu tubuh bertahan dari stres oksidatif dan menjaga kesehatan secara menyeluruh.

Khasiat Lain Kandungan Petai

  1. Menjaga kesehatan ginjal. Petai mengandung senyawa alami yang bersifat diuretik, membantu tubuh mengeluarkan racun dan kelebihan cairan melalui urin. Hal ini mendukung fungsi ginjal dan mencegah pembentukan batu ginjal.

  2. Mengontrol kadar gula darah. Beberapa penelitian lokal menemukan bahwa ekstrak petai dapat membantu menurunkan kadar gula darah berkat kandungan senyawa alkaloidnya, sehingga bermanfaat bagi penderita diabetes ringan.

  3. Menurunkan tekanan darah. Kandungan kalium dalam petai membantu mengatur tekanan darah dengan menyeimbangkan kadar natrium di dalam tubuh. Kalium juga penting untuk menjaga kesehatan jantung dan otot.

  4. Melancarkan pencernaan. Petai kaya akan serat alami, yang membantu pergerakan usus dan mencegah sembelit. Serat juga mendukung pertumbuhan bakteri baik di usus, menjaga sistem pencernaan tetap sehat.

  5. Menangkal peradangan. Kandungan antioksidan seperti flavonoid dan fenolik berperan dalam menghambat proses inflamasi di dalam tubuh, sehingga membantu meringankan nyeri sendi atau kondisi radang ringan lainnya.

Namun, meski kaya manfaat, petai sebaiknya dikonsumsi tidak berlebihan. Kandungan belerang dan asam amino tertentu dalam petai memang menyebabkan bau khas pada urin dan napas, serta jika dikonsumsi berlebihan dapat membebani ginjal.

Jadi petai bukan sekadar lalapan beraroma tajam, tapi juga sumber antioksidan alami yang membantu melindungi tubuh dari kerusakan sel, mendukung kesehatan jantung, pencernaan, dan kekebalan tubuh. Dinikmati dengan porsi seimbang, petai bisa menjadi bagian menarik dari pola makan sehat khas Nusantara.