Lufthansa

Lufthansa Group Fokuskan Strategi Untuk Tingkatkan Profitabilitas

(Business Lounge – Global News) Lufthansa Group mengumumkan rencana strategis jangka menengah hingga 2030 dengan target keuangan baru yang ambisius, termasuk margin EBIT yang disesuaikan sebesar 8–10 persen, Return on Capital Employed (ROCE) 15–20 persen, serta arus kas bebas lebih dari 2,5 miliar euro per tahun. Rencana ini dipaparkan dalam Capital Markets Day di Munich di hadapan analis dan investor, menandai komitmen perusahaan untuk mempercepat transformasi dan meningkatkan profitabilitas jangka panjang.

Menurut laporan perusahaan yang dikutip Financial Times dan Reuters, Lufthansa menekankan empat pilar utama dalam strategi pertumbuhan: maskapai jaringan, bisnis penerbangan titik ke titik dengan Eurowings, divisi pemeliharaan Lufthansa Technik, serta bisnis kargo Lufthansa Cargo. Keempat pilar ini diproyeksikan memberikan kontribusi besar dalam memperkuat posisi Lufthansa sebagai salah satu grup maskapai paling beragam di dunia.

Maskapai jaringan Lufthansa, SWISS, Austrian Airlines, Brussels Airlines, dan ITA Airways akan semakin terintegrasi dalam struktur organisasi dan operasional. Dengan langkah ini, perusahaan berharap dapat meningkatkan efisiensi, mempercepat pengambilan keputusan, dan memaksimalkan sinergi dalam manajemen jaringan penerbangan. Permintaan global yang kuat terhadap perjalanan udara juga mendukung prospek maskapai jaringan Lufthansa. Terbatasnya pasokan pesawat akibat keterlambatan rantai pasok dari pabrikan memberikan efek positif pada tingkat pendapatan rata-rata dan faktor muat kursi.

Selain itu, Lufthansa menyoroti pentingnya program transformasi seperti Turnaround di maskapai inti Lufthansa Airlines. Program ini diarahkan untuk memperkuat kinerja laba secara signifikan. Modernisasi armada juga menjadi fokus utama, dengan rencana mendatangkan lebih dari 230 pesawat baru pada 2030, termasuk 100 unit pesawat jarak jauh. Modernisasi ini tidak hanya menurunkan biaya operasional, tetapi juga mempertegas komitmen Lufthansa pada inovasi, keberlanjutan, dan layanan premium.

Di sisi lain, bisnis penerbangan titik ke titik melalui Eurowings menunjukkan kinerja yang membaik setelah restrukturisasi. Eurowings kini diposisikan sebagai maskapai bernilai bagi pasar Eropa, dengan fokus pada perjalanan rekreasi. Unit turis Eurowings Holidays, yang diluncurkan pada 2025, diharapkan tumbuh cepat hingga masuk ke jajaran sepuluh besar operator tur Jerman. Dengan rencana memperbarui armada, termasuk integrasi 40 Boeing 737-8 MAX, Eurowings akan mengoperasikan salah satu armada termuda di Eropa, yang berkontribusi pada penurunan biaya dan peningkatan efisiensi.

Divisi pemeliharaan Lufthansa Technik juga diproyeksikan menjadi motor pertumbuhan melalui program Ambition 2030. Dengan investasi di lokasi baru, perluasan pasar internasional di Kanada dan Portugal, serta pengembangan model bisnis digital, Lufthansa Technik ditargetkan meningkatkan pendapatan dan laba secara signifikan. Perusahaan juga memperluas bisnis pertahanan untuk menangkap peluang baru di sektor ini. Bloomberg menyoroti bahwa divisi ini akan tetap menjadi salah satu aset paling bernilai dalam portofolio Lufthansa Group.

Sementara itu, Lufthansa Cargo mendapatkan momentum dari lonjakan permintaan e-commerce dan volatilitas rantai pasok global. Dengan investasi 600 juta euro untuk memperluas hub kargo di Frankfurt, serta percepatan digitalisasi dan otomatisasi, Lufthansa Cargo menargetkan masuk dalam tiga besar pemain kargo udara global.

Transformasi yang dijalankan Lufthansa tidak hanya berfokus pada operasional, tetapi juga digitalisasi. Perusahaan mengonsolidasikan seluruh fungsi IT dalam satu departemen eksekutif, menggabungkan unit Digital Hangar dan Innovation & Tech Factory. Tujuannya adalah memperkuat kompetensi digital dan memanfaatkan kecerdasan buatan untuk meningkatkan efisiensi.

Selain itu, program loyalitas Miles & More akan diperluas dengan target peningkatan jumlah anggota aktif hingga 50 persen pada 2030. Kemitraan dengan Deutsche Bank untuk kartu kredit Miles & More dan aliansi strategis dengan Marriott Bonvoy akan memperkuat segmen loyalitas, pembayaran, kemitraan, dan ritel digital sebagai area pertumbuhan baru.

Dari sisi keuangan, Lufthansa menegaskan bahwa kekuatan finansial tetap menjadi dasar untuk mencapai target-target tersebut. Perusahaan akan mempertahankan peringkat investment grade dari lembaga pemeringkat utama dan memastikan cadangan likuiditas minimum sebesar 8–10 miliar euro. Kebijakan dividen tetap dipertahankan, dengan distribusi 20–40 persen dari laba bersih konsolidasi.

Namun, transformasi besar ini juga membawa konsekuensi terhadap struktur tenaga kerja. Lufthansa berencana mengurangi sekitar 4.000 posisi administratif secara global hingga 2030, sebagian besar di Jerman. Pengurangan ini didorong oleh digitalisasi, otomatisasi, dan konsolidasi proses, namun akan dilakukan melalui konsultasi dengan mitra sosial. Fokusnya adalah pada efisiensi administratif tanpa mengganggu peran operasional.

Menurut CNBC, meski pengumuman pengurangan pekerjaan bisa memicu kekhawatiran, investor menilai langkah ini perlu untuk menurunkan biaya jangka panjang. Pasar merespons positif presentasi Capital Markets Day, dengan saham Lufthansa sempat mengalami kenaikan tipis.

Di tengah kompetisi ketat di pasar Eropa, Lufthansa juga menegaskan komitmennya untuk berperan aktif dalam konsolidasi industri. Integrasi cepat ITA Airways menunjukkan keseriusan Lufthansa dalam memperkuat jaringan pan-Eropa. Analis menilai langkah ini akan memberikan keunggulan kompetitif, terutama dalam menghadapi pemain besar lain seperti Air France-KLM dan IAG.

Secara keseluruhan, strategi Lufthansa Group menekankan kombinasi antara sinergi organisasi, pembaruan armada, diversifikasi bisnis, serta digitalisasi. Dengan target keuangan baru untuk periode 2028–2030, perusahaan berharap dapat menciptakan nilai berkelanjutan bagi pelanggan, pemegang saham, dan karyawan.

Ke depan, keberhasilan Lufthansa akan bergantung pada eksekusi strategi ini secara konsisten. Tantangan eksternal seperti kondisi makroekonomi, harga bahan bakar, dan dinamika geopolitik tetap bisa memengaruhi kinerja. Namun dengan fondasi kuat dan langkah transformasi yang jelas, Lufthansa optimistis mampu meningkatkan profitabilitas secara signifikan dalam lima tahun mendatang.