(Business Lounge – Global News) Di tengah meningkatnya kebutuhan akses digital, kompetisi antara penyedia internet rumah tradisional berbasis kabel dan perusahaan nirkabel berbasis jaringan 5G telah berubah menjadi pertempuran harga dan strategi jangka panjang. Dan dalam persaingan ini, pihak yang paling diuntungkan adalah konsumen.
Selama beberapa dekade, penyedia kabel seperti Comcast dan Charter telah mendominasi pasar internet rumah di Amerika Serikat. Namun dalam lima tahun terakhir, munculnya layanan internet nirkabel berbasis jaringan seluler 5G—atau yang dikenal sebagai fixed wireless access—telah mengubah peta persaingan. Perusahaan seperti T-Mobile, Verizon, dan AT&T tidak hanya masuk ke pasar internet rumah, tetapi langsung menawarkan paket harga yang agresif dan fleksibel.
Sepanjang 2024, penyedia internet nirkabel mencatatkan pertumbuhan luar biasa. T-Mobile dan Verizon menambahkan lebih dari 3,7 juta pelanggan internet rumah baru melalui layanan fixed wireless mereka. Sebaliknya, penyedia kabel seperti Comcast dan Charter justru kehilangan lebih dari 900.000 pelanggan dalam periode yang sama. Pergeseran ini mengindikasikan bahwa semakin banyak konsumen memilih layanan yang lebih murah, lebih fleksibel, dan tidak terikat oleh kontrak jangka panjang atau biaya tambahan tersembunyi.
Sebagai tanggapan terhadap eksodus pelanggan tersebut, perusahaan kabel mulai mengadopsi strategi baru. Comcast baru-baru ini meluncurkan program garansi harga selama lima tahun untuk paket internet rumah mereka. Selain harga tetap, pelanggan baru juga mendapat satu tahun layanan ponsel gratis sebagai bagian dari bundel. Verizon pun memperkenalkan penawaran serupa: kontrak tiga tahun dengan harga terkunci untuk internet rumah mereka, dengan opsi bundling bersama layanan seluler. T-Mobile bahkan memperluas layanan fiber mereka ke beberapa kota dan menawarkan garansi harga selama lima tahun.
Harga yang lebih terjangkau menjadi daya tarik utama. Banyak konsumen melaporkan bahwa mereka berhasil menurunkan tagihan bulanan mereka dari hampir $100 menjadi sekitar $50 atau kurang, tanpa penurunan kualitas yang signifikan. Richard Young, seorang pensiunan dari California, menyatakan bahwa perpindahan ke T-Mobile Internet membuatnya “tidak lagi merasa dikunci oleh kontrak atau khawatir akan kenaikan tarif setiap tahun.” Cerita serupa kini tersebar luas, dari pinggiran kota di Midwest hingga wilayah padat di Pantai Timur.
Tren ini mulai tercermin dalam data inflasi. Menurut laporan terbaru dari pemerintah AS, harga rata-rata layanan internet rumah turun sebesar 3,1% pada Mei 2025 dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan ini bahkan lebih besar dari tingkat inflasi umum, yang berada pada level 2,4%. Bagi konsumen yang selama ini terbebani biaya langganan tinggi, ini adalah kabar baik yang sangat dinanti.
Namun, teknologi fixed wireless bukan tanpa tantangan. Layanan ini mengandalkan kapasitas jaringan seluler yang bersifat terbatas, terutama di daerah dengan kepadatan tinggi. Ketika lalu lintas jaringan memuncak, prioritas akan tetap diberikan kepada pelanggan seluler utama, sehingga layanan internet rumah bisa mengalami perlambatan. Selain itu, banyak analis memperkirakan bahwa layanan fixed wireless akan mencapai titik jenuh ketika jumlah pelanggan melebihi kapasitas spektrum yang tersedia. Dalam beberapa tahun ke depan, kapasitas pelanggan fixed wireless diprediksi akan stabil di angka sekitar 19 juta pelanggan.
Untuk mengatasi hal ini, operator nirkabel mulai mengambil langkah antisipatif. Verizon dan AT&T berinvestasi besar-besaran dalam pengembangan jaringan fiber, yang menawarkan kapasitas lebih tinggi dan stabilitas yang lebih baik. Sementara itu, T-Mobile telah memulai ekspansi terbatas ke layanan internet fiber dengan menggandeng penyedia lokal. Strategi ini memungkinkan mereka untuk mempertahankan pelanggan tetap ketika kapasitas jaringan nirkabel mulai menipis.
Bagi penyedia kabel, situasi ini menjadi dilema. Di satu sisi, mereka ditantang untuk menurunkan harga dan menawarkan fleksibilitas yang sama seperti pesaing nirkabel. Di sisi lain, mereka masih memegang keunggulan dalam hal kapasitas jaringan dan cakupan fiber yang lebih luas. Strategi bundling—menggabungkan internet rumah, layanan TV, dan layanan ponsel—masih menjadi andalan mereka dalam mempertahankan pelanggan.
Namun lanskap kompetitif ini kini menuntut perubahan. Keuntungan monopoli lokal yang selama ini dinikmati oleh penyedia kabel mulai runtuh. Konsumen tidak lagi pasrah pada satu pilihan penyedia internet di daerah mereka. Jika penyedia lokal menaikkan harga atau menurunkan kualitas, pelanggan bisa dengan mudah beralih ke layanan nirkabel yang lebih terjangkau.
Yang menarik, perubahan ini terjadi bukan karena regulasi, melainkan murni karena dinamika pasar. Inovasi dalam teknologi 5G dan strategi distribusi yang agresif dari pemain baru telah memaksa penyedia lama untuk beradaptasi. Dan hasilnya adalah turunnya harga rata-rata, munculnya garansi harga jangka panjang, serta peningkatan layanan secara keseluruhan.
Meskipun masa depan jangka panjang dari fixed wireless masih dipertanyakan karena keterbatasan spektrum dan infrastruktur, dampak langsungnya terhadap konsumen sudah jelas: harga yang lebih rendah, pilihan yang lebih banyak, dan kekuatan tawar yang lebih tinggi. Untuk pertama kalinya dalam dekade terakhir, pasar internet rumah di Amerika benar-benar mulai berpihak pada pengguna.
Jika tren ini berlanjut, persaingan sehat ini bisa memaksa penyedia layanan untuk tidak hanya bersaing dalam harga, tetapi juga dalam kualitas, transparansi, dan pelayanan pelanggan. Dan di tengah dunia digital yang semakin terhubung, koneksi internet rumah yang andal dan terjangkau bukan lagi kemewahan—melainkan kebutuhan dasar.

