(Business Lounge Journal – General Management)
White labelling dapat menjadi strategi yang menguntungkan bagi perusahaan produsen, terutama jika mereka lebih memfokuskan diri pada kapabilitas manufaktur, inovasi produk, dan optimalisasi sumber daya internal daripada harus membangun merek sendiri. Pemilihan white labelling sebagai strategi tergantung pada model bisnis, kebutuhan pasar, dan kompetensi inti masing-masing perusahaan. Secara umum white labelling dapat menjadi solusi yang menarik
Ada beberapa alasan utama mengapa perusahaan memilih untuk melakukan white labelling, meskipun hal tersebut berarti tidak dapat menjual produknya dengan merek sendiri:
- Akses ke Pasar yang Lebih Luas:
Dengan white labelling, perusahaan produsen dapat menjangkau pasar yang lebih luas melalui kerjasama dengan perusahaan lain yang memiliki basis pelanggan yang lebih besar. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan volume penjualan dan pendapatan tanpa harus membangun merek dan jaringan distribusi sendiri.
- Efisiensi Biaya Produksi:
White labelling memungkinkan perusahaan produsen untuk memanfaatkan kapasitas produksi yang ada secara optimal. Hal ini dapat meningkatkan efisiensi biaya produksi dan memungkinkan perusahaan untuk menawarkan harga lebih kompetitif.
- Fokus pada Kompetensi Inti:
Dengan white labelling, perusahaan produsen dapat fokus pada kompetensi inti mereka, seperti manufaktur, R&D, atau inovasi produk. Hal ini dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas produk yang dihasilkan.
- Akses ke Jaringan Distribusi Mitra:
Perusahaan mitra yang menjual produk dengan merek mereka sendiri biasanya memiliki jaringan distribusi yang luas dan mapan. White labelling memungkinkan perusahaan produsen untuk memanfaatkan jaringan distribusi tersebut tanpa harus membangunnya sendiri.
Meskipun perusahaan produsen tidak dapat menjual produknya dengan merek sendiri, terdapat manfaat strategis yang dapat diperoleh dari white labelling, seperti pertumbuhan penjualan, efisiensi biaya, dan fokus pada kompetensi inti. Hal ini dapat meningkatkan daya saing dan profitabilitas perusahaan dalam jangka panjang.
White labelling dapat cocok baik untuk produk makanan jadi maupun produk jasa. Berikut penjelasannya
- Produk Makanan Jadi:
- White labelling banyak digunakan di industri makanan dan minuman.
- Banyak produsen makanan dan minuman berskala besar memprodukkan produk-produk untuk dijual dengan merek toko ritel atau merek-merek private label.
- Contoh: Produsen sereal sarapan yang memprodukkan produk untuk dijual dengan merek toko retail seperti Walmart atau Costco.
- Keuntungannya adalah produsen dapat memanfaatkan kapasitas produksi yang ada, sementara pihak peritel dapat menawarkan produk dengan merek sendiri.
- Produk Jasa:
- White labelling juga banyak digunakan di industri jasa, khususnya jasa teknologi dan profesional.
- Perusahaan penyedia jasa dapat menyediakan layanan atau solusi untuk kemudian dijual oleh perusahaan lain dengan merek mereka sendiri.
- Contoh: Penyedia layanan contact center yang menyediakan jasa untuk perusahaan lain dengan merek contact center tersebut.
- Keuntungannya adalah perusahaan penyedia jasa dapat memperluas pasar tanpa harus membangun merek sendiri, sementara perusahaan lain dapat menawarkan layanan dengan merek mereka.
Apa Bedanya Utama White Labelling dan OEM (Original Equipment Manufacturer)
Perbedaan White Labelling dan OEM adalah sebagai berikut:
- White Labelling
- Definisi: White labelling adalah praktik di mana sebuah perusahaan memproduksi produk atau layanan untuk perusahaan lain, yang kemudian menjual produk/layanan tersebut dengan merek dan branding mereka sendiri.
- Contoh: Sebuah produsen elektronik membuat perangkat untuk dijual dengan merek toko ritel.
- Keuntungan: Memungkinkan perusahaan untuk menjual produk tanpa harus membangun merek sendiri, serta mendapatkan akses ke pasar yang lebih luas.
- OEM
- Definisi: OEM adalah praktik di mana sebuah perusahaan memproduksi komponen atau sub-perakitan untuk diintegrasikan ke dalam produk akhir yang dibuat oleh perusahaan lain.
- Contoh: Produsen komputer membeli prosesor dari Intel atau AMD sebagai komponen dalam produk mereka.
- Keuntungan: Memungkinkan perusahaan untuk fokus pada kompetensi inti dan mendapatkan skala ekonomi dalam produksi.
Mana yang Banyak Digunakan?
- White labelling cenderung lebih banyak digunakan, terutama di industri ritel, kosmetik, dan teknologi. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk cepat masuk ke pasar dengan merek sendiri tanpa harus membangun kapabilitas produksi.
- OEM juga banyak digunakan, terutama di industri teknologi, elektronik, dan manufaktur. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk fokus pada desain dan perakitan, serta mendapatkan komponen berkualitas dari produsen terkemuka.
Cocoknya untuk Produk Apa Saja?
- White labelling cocok untuk berbagai jenis produk, seperti makanan, minuman, peralatan rumah tangga, kosmetik, dan produk-produk konsumen lainnya.
- OEM cocok untuk produk-produk teknologi, elektronik, otomotif, mesin industri, dan komponen-komponen kompleks lainnya yang membutuhkan keahlian khusus dalam manufaktur.
Secara umum, baik white labelling maupun OEM dapat diterapkan pada berbagai jenis industri dan produk, tergantung pada strategi bisnis dan kebutuhan perusahaan. Keduanya dapat memberikan keuntungan efisiensi dan fleksibilitas dalam rantai pasokan.