OpenAI Chatbot

OpenAI Berencana Menjadi Perusahaan Berorientasi Laba Demi Mengumpulkan Modal Lebih Banyak

(Business Lounge Journal – Global News)

OpenAI, startup kecerdasan buatan yang terkenal dengan produk seperti ChatGPT, mengumumkan rencana untuk merestrukturisasi operasi mereka demi memisahkan lebih jelas antara badan nirlaba dan yang berorientasi laba. Langkah ini dilakukan guna menarik lebih banyak investasi untuk memenuhi kebutuhan modal yang jauh lebih besar dari yang sebelumnya diperkirakan.

Saat ini, OpenAI telah berhasil mengumpulkan dana sebesar $6,6 miliar dalam putaran pendanaan terakhir dengan valuasi mencapai $157 miliar. Pendanaan ini dipimpin oleh Thrive Capital yang dimiliki Joshua Kushner, serta didukung oleh perusahaan teknologi besar seperti Microsoft dan Nvidia. Namun, jumlah tersebut dianggap masih belum cukup untuk menghadapi persaingan dan tuntutan di industri kecerdasan buatan.

Menurut pernyataan resmi dari dewan OpenAI, “Ratusan miliar dolar yang diinvestasikan oleh perusahaan besar ke dalam pengembangan AI menunjukkan apa yang benar-benar dibutuhkan agar kami dapat terus mengejar misi ini. Kami sekali lagi perlu mengumpulkan modal lebih banyak dari yang pernah kami bayangkan. Investor ingin mendukung kami, tetapi pada skala modal seperti ini, mereka membutuhkan struktur ekuitas yang lebih konvensional.”

Restrukturisasi Menuju Public Benefit Company (PBC)

OpenAI sebelumnya beroperasi sebagai organisasi nirlaba sejak didirikan pada 2015. Pada tahun 2019, mereka mengumumkan struktur “kapped profit” untuk memastikan keuntungan bagi investor tetap terbatas demi memprioritaskan manfaat bagi umat manusia. Namun, untuk memenuhi kebutuhan modal di masa depan, OpenAI merencanakan transformasi pada divisi berorientasi laba menjadi Public Benefit Company (PBC), sebuah entitas yang bertujuan memberikan dampak positif pada masyarakat.

Langkah ini mengikuti jejak perusahaan seperti xAI, yang didirikan oleh salah satu pendiri OpenAI, Elon Musk, serta Anthropic, sebuah startup AI lainnya. Dengan status PBC, dewan OpenAI dapat lebih mudah mempertimbangkan kepentingan investor potensial dan diharapkan mampu menarik lebih banyak pemegang saham baru. Anthropic sendiri telah berhasil mengumpulkan hampir $14 miliar sejak didirikan pada 2021, sedangkan xAI mencapai valuasi $50 miliar dalam waktu kurang dari dua tahun.

Fokus Nirlaba dan Tantangan yang Dihadapi

Divisi nirlaba OpenAI akan mempekerjakan tim kepemimpinan dan stafnya sendiri yang fokus pada kegiatan amal, termasuk dalam sektor kesehatan, pendidikan, dan ilmu pengetahuan. Divisi ini juga akan tetap memiliki kepentingan signifikan pada bagian yang berorientasi laba melalui kepemilikan saham yang nilainya ditentukan oleh penilaian independen.

Namun, rencana ini tidak lepas dari tantangan. Sejumlah eksekutif senior telah mengundurkan diri dalam beberapa bulan terakhir. Selain itu, Elon Musk telah mengajukan gugatan hukum terhadap OpenAI, menuduh perusahaan tersebut melakukan perilaku antipersaingan dan menyebut rencana transformasi ini sebagai ancaman bagi pasar. Gugatan ini, bersama dengan permintaan perintah pengadilan untuk menghentikan transisi OpenAI menjadi perusahaan berorientasi laba, memperkeruh jalannya restrukturisasi ini.

Visi Jangka Panjang

Dalam pernyataannya, OpenAI mengungkapkan tekad untuk berkembang lebih dari sekadar laboratorium penelitian atau startup biasa. “Saat kami memasuki tahun 2025, kami harus menjadi lebih dari sekadar laboratorium dan startup — kami harus menjadi perusahaan yang mampu bertahan lama,” tulis mereka.

Meskipun menghadapi rintangan hukum dan operasional, langkah OpenAI menuju restrukturisasi ini mencerminkan ambisi besar mereka untuk tetap menjadi pemimpin dalam industri AI yang berkembang pesat, sambil tetap menjaga fokus pada dampak positif bagi kemanusiaan.