Perusahaan Tidak Dapat Lagi Mengabaikan Pelatihan bagi Karyawannya di Tahun Ini

(Business Lounge Journal – Human Resources)

Memberikan pelatihan sebagai salah satu strategi retensi tidak dapat dianggap sepele. Pelatihan yang efektif tentu akan membuat karyawan merasa dihargai, diinvestasikan, dan tertantang. Hal ini jelas akan membantu perusahaan dalam mempertahankan para talent yang berbakat dan berkinerja tinggi.

Menariknya, dalam Workplace Learning Report 2024 – sebuah survei yang baru saja dirilis oleh LinkedIn – para responden menyatakan bahwa mereka mengharapkan keterlibatan teknologi – terutama AI (Artificial Intelligence) – dalam dunia kerja mereka, termasuk juga dalam pelatihan para talent.

Dalam laporan ini, LinkedIn telah mensurvei para profesional berbakat di seluruh dunia, berbicara dengan para ahli di bidangnya, juga menganalisa data platform milik LinkedIn yang telah terkumpul dari 1 miliar anggota di seluruh dunia.

Kekuatan L&D serta Masa Depan AI

Era AI telah tiba. Perusahaan kini melibatkan AI juga di dalam teknologi yang mereka gunakan. Dengan demikian, para pemimpin Learning and Talent Development diharapkan memiliki fokus dalam membantu SDM dan perusahaan dalam memanfaatkan peluang ini.

Di dunia yang sadar akan dampak AI, pengembangan keterampilan tidak lagi sekadar sebuah keuntungan karyawan, namun menjadi prioritas keberhasilan organisasi. Jadi tidak mengherankan jika terjadi penyelarasan pembelajaran untuk mencapai tujuan bisnis. Ini telah menjadi area fokus utama L&D selama dua tahun berturut-turut dalam survei yang dilakukan LinkedIn ini.

Saat AI mengubah cara orang belajar, bekerja, dan memetakan karier mereka, L&D tetap berada pada posisi yang sama di pusat ketangkasan organisasi, memberikan inovasi bisnis dan keterampilan kritis.

Pengaruh AI (Artificial Intelligence)

Jennifer Shappley, VP Talent LinkedIn menyebutkan ada 3 hal yang saat ini sangat menggemparkan bagi dunia bisnis. Ketiga hal ini merupakan transformasi yang sangat berpengaruh dalam membangun dan mengembangkan tenaga kerja. Ketiga hal tersebut adalah peningkatan pesat AI generatif, peralihan ke pendekatan berbasis keterampilan terhadap para talent, dan penyatuan TA (Talent Acquisition) dan L&D (Learning & Development) untuk pendekatan holistik terhadap talent management. Semua hal tersebut membawa sebuah perubahan besar sekaligus mendatangkan peluang.

Karena itu, hal ini haruslah menjadi perhatian bagi talent development team. Sebab ketika penanganan talent dilakukan dengan benar, maka setiap pekerjaan dan karier akan menjadi lebih memuaskan dan bermakna. Selain itu para karyawan dan perusahaan dapat berkembang dalam siklus yang baik.

Namun permasalahannya, bagaimana hal ini dapat dilakukan dengan benar?

Perubahan pada Talent Landscape

Survei yang dilakukan LinkedIn ini menunjukkan bahwa sebenarnya perusahaan memahami dengan jelas bahwa ini adalah titik balik bagi para talent dan perusahaan berencana untuk memanfaatkan kesempatan ini. Disimpulkan bahwa dalam enam bulan ke depan, sembilan dari 10 eksekutif global berencana untuk meningkatkan atau mempertahankan investasi mereka pada L&D termasuk dalam upskilling dan reskilling. Kemudian, lebih dari 80% eksekutif merencanakan hal yang sama untuk mengakuisisi para talent.

Meskipun investasi berkelanjutan pada sumber daya manusia sangat penting, mengetahui di mana dan bagaimana berinvestasi dapat menjadi tantangan lain. Sebagai fakta: meskipun saat ini hanya 38% eksekutif di AS yang membantu karyawan mereka agar melek AI, Workplace Learning Report dari LinkedIn menunjukkan bahwa 80% karyawan mengatakan mereka ingin mempelajari keterampilan AI untuk profesi mereka.

Ada tiga faktor utama yang berperan dalam membentuk kembali cara kita menemukan dan mengembangkan talent:

  • Skills-based. Keterampilan adalah benang merah yang menyatukan siklus hidup kandidat dan karyawan. Penting sekali untuk membentuk kembali talent strategies kita. Kita perlu berpikir secara luas tentang pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan dan memahami pentingnya memahami kemahiran keterampilan.
  • Talent management. Ketika seseorang memasuki dunia kerja di masa depan, maka dibutuhkan lebih banyak pemimpin yang memiliki pengalaman dan perspektif dari berbagai bagian bisnis – seperti, misalnya, TA (Talent Acquisition) dan L&D (Learning and Development) – dan lebih sedikit pemimpin yang memiliki keahlian mendalam dalam satu bidang saja.
  • AI. Sebagai pemimpin yang fokus pada pengembangan talent, peran Anda adalah membantu tim dan organisasi untuk mengembangkan pola pikir yang memandang AI sebagai hal baru yang akan membantu mereka melakukan pekerjaan dengan lebih baik atau membantu mereka fokus pada bagian pekerjaan yang paling mereka sukai. Sehingga mereka senang untuk melakukannya.

AI dan Pengembangan Karier

Berdasarkan Workplace Learning Report  2024 maka ada tiga kesimpulan — tentang pentingnya penyelarasan, keterampilan AI dan pengembangan karier.

  1. Menyelaraskan strategi pembelajaran dengan strategi bisnis. Menyelaraskan talent strategy dengan strategi bisnis adalah prioritas nomor satu bagi para pemimpin L&D. Seharusnya C-level perlu memberikan bobot yang sama pada talent strategy seperti yang biasanya diberikan pada product road map atau sales strategy.
  2. Manfaatkan keterampilan AI — ini penting bagi karyawan Anda dan diri Anda sendiri. Kebutuhan untuk menyediakan alat bagi karyawan untuk mempelajari lebih lanjut tentang AI generatif semakin meningkat. Sejumlah 4 dari 5 orang ingin mempelajari lebih lanjut tentang cara menggunakan AI dalam peran profesional mereka.
  3. Berinvestasi dalam pengembangan karier agar karyawan terus mempelajari keterampilan baru yang penting dan membuat mereka bahagia. Pertumbuhan karyawan memacu pertumbuhan perusahaan, yang memacu keterlibatan, retensi, dan pertumbuhan karyawan lebih lanjut.

Lima area fokus L&D teratas untuk tahun 2024:

  1. Menyelaraskan program pembelajaran dengan tujuan bisnis
  2. Meningkatkan keterampilan karyawan
  3. Menciptakan budaya belajar
  4. Membantu karyawan mengembangkan karirnya (naik dari semula ada di posisi ke-9 pada tahun lalu)
  5. Meningkatkan retensi karyawan

Penelitian tahun ini jelas melihat lebih dalam bagaimana perkembangan karir mendorong dampak bisnis.

Ke depannya, organisasi akan sukses jika dapat merangkul pertumbuhan karyawan sebagai siklus yang baik. Pertumbuhan karyawan, melalui pembelajaran dan pengembangan karir, akan memacu pertumbuhan perusahaan. Juga, pertumbuhan perusahaan – melalui inovasi bisnis – akan memberikan energi kepada masyarakat untuk bertahan dan berkembang lebih jauh lagi.

Tiga point penting dari survei ini:

  • Orang-orang mendambakan keterampilan AI: 4 dari 5 orang ingin mempelajari lebih lanjut cara menggunakan AI dalam profesinya..
  • Mereka termotivasi oleh kemajuan karier: jumlah mereka yang menetapkan tujuan karier dan terlibat dengan pembelajaran 4x lebih banyak dibandingkan mereka yang tidak menetapkan tujuan.
  • Perusahaan harus memanfaatkan keterampilan dan karier AI pengembangan untuk memberi energi dan mempertahankan bakat. Sebesar 90% organisasi mengkhawatirkan retensi karyawan dan memberikan kesempatan belajar menjadi strategi retensi nomer satu.

LinkedIn juga melakukan analisis dengan menggunakan data platformnya untuk memberi skor pada perusahaan yaitu indeks budaya pembelajaran berdasarkan:
• ukuran tim L&D
• tingkat pengembangan keterampilan karyawan
• volume postingan terkait pembelajaran di platform LinkedIn

Laporan ini kemudian menilai kinerja perusahaan dalam talent metrics yang penting. Temuan ini sangat mengejutkan. Perusahaan dengan budaya pembelajaran yang kuat nampak memiliki tingkat retensi yang lebih tinggi, mobilitas internal yang lebih besar, dan jalur manajemen yang lebih sehat dibandingkan dengan perusahaan dengan komitmen yang lebih rendah.

Sehingga nampak jelas pengaruh budaya pembelajaran yang lebih kuat bagi pengembangan talent dalam sebuah perusahaan.

Photo by Kenny Eliason