(Business Lounge Journal – Marketing)
Ingin supaya penjualan kamu meningkat? Sudahkah menggunakan strategi CTA? Strategi ini cukup mudah dan bisa dicoba.
Apa itu CTA?
CTA (Call to Action) adalah elemen penting dalam pemasaran yang merujuk pada instruksi yang ditargetkan kepada konsumen untuk melakukan tindakan tertentu. CTA bertujuan untuk mengarahkan konsumen ke langkah-langkah selanjutnya setelah melihat atau membaca pesan pemasaran.
Contoh CTA umumnya berupa kata-kata atau frasa yang mendorong pembaca atau pengguna untuk mengklik tautan, melakukan pembelian, mendaftar, mengisi formulir, menghubungi, atau melakukan tindakan lain yang diinginkan oleh pemasar.
Istilah “Call to Action” muncul pada awal 1990-an dan dipopulerkan oleh pemasar. Hal ini terkait dengan evolusi pemasaran digital dan upaya untuk mengarahkan konsumen secara aktif dan interaktif.
Berikut ini adalah 10 contoh CTA dalam pesan WhatsApp, email, Instagram, dan sebagainya:
1. “Klik di sini untuk mendapatkan penawaran eksklusif!”
2. “Beli sekarang dan dapatkan diskon 20%!”
3. “Daftar sekarang untuk webinar gratis!”
4. “Ketuk untuk unduh aplikasi kami!”
5. “Baca artikel lengkap di website kami!”
6. “Berikan ulasan di Google kami!”
7. “Dapatkan konsultasi gratis dengan ahli kami!”
8. “Ikuti kami di Instagram untuk konten eksklusif!”
9. “Klik untuk melihat koleksi baru!”
10. “Langganan newsletter kami untuk informasi terbaru!”
Bisakah CTA digunakan dalam pemasaran langsung, dalam hard atau soft selling?
Dalam memasarkan langsung, seperti melalui telemarketing, istilah CTA juga digunakan. Contoh CTA dalam bentuk ini bisa berupa ajakan untuk membeli produk atau mendapatkan penawaran khusus dengan segera.
CTA dapat digunakan dalam strategi pemasaran hard selling atau soft selling, tergantung pada konteks dan tujuan kampanye pemasaran. Hard selling cenderung menggunakan CTA yang lebih kuat dan langsung, sementara soft selling menggunakan CTA yang lebih lembut dan mengundang konsumen secara persuasif untuk melakukan tindakan.
Perbedaan antara hard selling dan soft selling adalah:
1. Objektif: Hard selling bertujuan untuk menghasilkan penjualan langsung, sedangkan soft selling bertujuan untuk membangun hubungan, mendapatkan kepercayaan, atau meningkatkan kesadaran merek.
2. Pendekatan: Hard selling cenderung agresif dan berfokus pada fitur dan manfaat produk, sementara soft selling lebih berorientasi pada emosi dan memberikan pengalaman positif.
3. CTA: Dalam hard selling, CTA lebih langsung dan mengarahkan konsumen untuk membeli atau melakukan tindakan segera. Dalam soft selling, CTA lebih mengundang dan memberikan opsi yang lebih lembut.
4. Penekanan: Hard selling menekankan fakta dan angka yang menunjukkan keunggulan produk, sedangkan soft selling lebih mengedepankan cerita, testimoni, dan konten yang menarik.
5. Karakteristik: Hard selling sering kali terkesan lebih agresif dan pushy, sementara soft selling lebih berfokus pada pendekatan persuasif dan menghargai keputusan konsumen.
Meskipun CTA penting dalam pemasaran, ada beberapa kekurangan atau kerugian yang perlu diperhatikan. Beberapa kerugian menggunakan CTA meliputi:
1. Efektivitas tergantung konteks dan penargetan yang tepat. CTA yang salah dapat menghilangkan minat konsumen atau menimbulkan ketidaknyamanan.
2. Tidak semua konsumen akan bereaksi terhadap CTA dengan cara yang diinginkan. Setiap konsumen memiliki preferensi yang berbeda, jadi beberapa mungkin tidak merespons CTA.
3. CTA yang terlalu berlebihan atau menekan dapat memberikan kesan negatif dan mengurangi kepercayaan konsumen.
4. CTA yang repetitif atau terlalu sering digunakan dalam pesan dapat menjadi mengganggu dan menyebabkan konsumen mengabaikan pesan atau menghentikan interaksi.
5. Untuk benar-benar berhasil, CTA harus didukung oleh strategi pemasaran yang komprehensif dan komunikasi yang efektif dengan konsumen.
Tingkat keberhasilan CTA dalam meningkatkan penjualan dapat bervariasi tergantung pada berbagai faktor seperti tujuan kampanye, segmen pasar, produk atau layanan yang ditawarkan, dan kualitas pelaksanaan kampanye pemasaran. Tidak ada persentase keberhasilan CTA yang dapat digeneralisasi, karena hasilnya sangat bergantung pada faktor-faktor tersebut. Oleh karena itu, penting untuk melakukan pengujian dan analisis untuk mengukur keberhasilan CTA dalam mencapai tujuan pemasaran yang ditetapkan.
Photo by Igor Miske