Visioner! Panasonic Gobel Dibangun dengan Visi Supaya Pidato Presiden Didengar Sampai ke Pedesaan

(Business Lounge Journal – Inspiring)

Perjalanan hidup Thayeb Mohammad Gobel dalam merintis bisnisnya perlu untuk ditiru. Bukan sekedar bagaimana dapat menghasilkan uang tetapi, bagaimana sebuah bisnis dibangun lewat sebuah visi. Dari Gorontalo Mohammad Gobel mulai merantau ke Makassar lalu menuju ke Pulau Jawa dan hampir sepanjang masa mudanya diisi dengan bekerja. Dia pernah bekerja pada Dasaad Musin Concern dan Fasco, pernah juga mencoba bisnis mebel, tetapi gagal.

Pada tahun 1950-an, dia mencoba bisnis yang bergerak di bidang industri plastik dengan mendirikan PT Golden Star Plastik Ltd. Lalu dia dan beberapa kawannya juga pernah membuat suatu keputusan penting dengan mendirikan PT Transistor Radio MFG.Co Co pada 1956. Untuk menjalankan usaha Transistor Radio ini tentunya membutuhkan modal dan mereka mendapatkan modal sebesar Rp 5 Juta dari Bank Industri Nasional (BINA). Modal itu juga digunakan untuk membeli tanah di Cawang, untuk membangun pabrik. Transistor Radio merakit radio dengan komponen dari Austria dan dengan merek Cawang.

Kemudian Gobel diberikan kesempatan oleh Colombo Plan untuk pergi ke Jepang. Inilah awal mulanya Gobel bertemu dengan Konosuke Matsusitha, yaitu pendiri National. Kemudian mereka mulai menjalin persahabatan dalam bisnis elektronik di Indonesia.

Usaha Gobel akhirnya semakin maju pada era 1960-an, dia juga ikut dalam produksi radio Leppin Product dan juga mendirikan PT Pabrik Diesel dan Traktor (Paditraktor) pada 1962 yang memproduksi mesin pertanian. Kerja kerasnya yang membuat dia akhirnya dikenal Sukarno dan mereka bertemu.

Bung Karno lalu bertanya kepada Gobel, “Mengapa memilih usaha radio transistor?” Lalu Gobel menjawab, “Supaya pidato Bapak dapat sampai kepada orang-orang di desa, di tempat yang jauh terpencil, di kaki gunung, di pulau-pulau, meskipun di tempat-tempat tersebut belum ada listrik, Pak”.

Tidak hanya sampai di situ, Gobel lalu mencoba usaha televisi. Dia ikut terlibat mulai dari perakitan pesawat TV bermerek Leppin Product dan Leppin yang adalah perusahaan milik Departemen Perindustrian. Ini proyek besar yang memproduksi sampai 10.000 TV sehingga orang Indonesia bisa menyaksikan Asian Games 1962 lewat TV.  Untuk ini, Gobel dibantu teknisi Jepang dari National milik Matsusita.

PT Transistor Radio kemudian berubah nama menjadi PT Gobel & Tjawang Concern, pada 1967. Lalu pada tahun 1970, berdirilah PT National Gobel-sebagai patungan Gobel dengan Matsusita. Lewat PT Mat & Gobel, Gobel dipercayakan Matsusitha untuk memasarkan produk-produk National di Indonesia.

Gobel juga mendirikan perusahaan konstruksi PT Zuwikkrama, setelah dia sukses di industri elektronik. Kini namanya terkait dengan perusahaan elektronik Panasonic. Gobel lahir pada 12 September 1930 tutup usia 21 Juli 1984. Panasonic Gobel dilanjutkan oleh keluarganya dan ini menjadi salah satu merek industri elektronik penting yang ada di Indonesia hingga saat ini.

Jika Panasonic Gobel didirikan dengan sebuah visi yang sangat visioner, maka bagaimana dengan visi bisnismu? Mungkin kamu bisa mulai memikirkan sebuah visi yang sama visionernya dengan Panasonic Gobel.