(Business Lounge Journal – Marketing and Service)
Bagaimana menurut Anda, apakah sebuah perusahaan startup perlu menjalankan fungsi-fungsi public relation atau humas? Tentu saja. Mungkin fungsi-fungsi yang dijalankan tidak se-complicated perusahaan-perusahaan besar, namun sebagai perusahaan rintisan, maka sudah seharusnya memulai sebuah strategi publikasi. Hal pertama yang Anda perlu pahami adalah bahwa strategi publikasi yang Anda buat, haruslah mendukung pencapaian tujuan bisnis Anda. Jadi tentu saja harus berkesinambungan.
Secara garis besar, hubungan masyarakat atau yang biasa disingkat dengan humas dapat diartikan sebagai sebuah seni untuk membangun dan menjaga reputasi perusahaan di mata publik. Ini tentu saja sebuah fungsi yang harus dilakukan dengan upaya yang terencana dan berkelanjutan sehingga terbangunlah sebuah rasa percaya pada masyarakat terhadap perusahaan kita.
Salah satu yang sering kali dikerjakan oleh startup dalam meluncurkan inisiatif humasnya dengan meniru apa yang dilakukan oleh perusahaan mapan. Padahal sebenarnya ada sebuah perbedaan yang mendasar antara perusahaan rintisan dan perusahaan mapan baik dalam strategi dan eksekusi. Pengusaha tidak bisa begitu saja meniru strategi humasyang dilakukan Apple atau Nike dan mengharapkan hasil yang sama. Namun demikian, apa yang dilakukan Apple dan Nike tersebut tetap dapat memberikan inspirasi, tetapi sangat penting bagi startup untuk secara khusus mengidentifikasi apa yang menjadi kebutuhannya serta tantangan unik apa yang dihadapinya sehingga si startup pun dapat memiliki strategi humas mereka.
Sekarang, mari kita mencoba memulai sebuah strategi humas dengan asumsi bahwa tidak ada yang mengenali perusahaan Anda. Hal pertama, cobalah untuk menentukan apa yang akan menjadi fokus utama Anda, misalnya:
- Untuk memperkenalkan kepada masyarakat tentang produk, layanan, atau ide baru Anda
- Untuk mencari investor guna membangun atau mengembangkan bisnis Anda
- Untuk melakukan sebuah uji coba produk atau layanan Anda
- Untuk mendapatkan pelanggan baru
- Untuk menarik perhatian para talent sehingga mau bergabung pada perusahaan rintisan Anda
- Mencoba untuk memulai sebuah kompetisi
- dan lain sebagainya
Jika kita melihat masing-masing tujuan di atas, maka tentu saja setiap tujuan membutuhkan strategi humas yang berbeda. Apa yang Anda tuliskan untuk menarik para talent bergabung pada perusahaan rintisan, tentu akan berbeda dengan ketika Anda mencari investor. Begitu juga ketika Anda ingin mempromosikan produk atau layanan terbaru Anda, akan sangat berbeda dengan ketika Anda ingin melakukan test market.
Memulai sebuah brand awareness
Sebagai sebuah startup, perusahaan Anda tentu saja belum memiliki cerita. Lalu dari mana Anda mau mengawali cerita Anda? Bagaimana Anda akan memperkenalkan perusahaan Anda dan sebagai apa? Ini adalah sebuah tantangan bari setiap perusahaan rintisan yang akan memulai perjalanannya. bagaimana membentuk sebuah reputasi yang kelak akan dikenang banyak orang di sepanjang masa. Pertama-tama cobalah untuk menentukan apa yang startup ingin untuk audiens ketahui tentang produk/layanan, brand/perusahaan Anda. Apakah Anda ingin dikenal berbeda dari perusahaan sejenis yang sudah ada dan bagaimana Anda memiliki nilai lebih dari pesaing Anda.
Hal ini sering kali disepelekan oleh banyak startup yang hanya memikirkan bagaimana mendapatkan keuntungan. Tidak demikian! Keuntungan yang akan Anda peroleh juga akan sangat bergantung pada citra perusahaan yang harus Anda bangun.
Lalu di mana Anda mulai mem-posting diri Anda? Nah, coba identifikasi siapa audiens Anda dan di mana mereka. Jika mereka adalah para orang muda yang bermain instagram atau bahkan TikTok, maka pastikanlah bahwa Anda juga berada di sana. Tetapi jika audiens Anda rata-rata adalah pengguna Twitter, maka Anda pun harus memastikan untuk eksis di sana.
Mulailah membuat press release secara berkala
Membuat press release tidak susah dan tidak juga mudah. Tetapi sering kali hal ini dianggap bukan hal yang penting bagi para startup. Mereka berpikir bahwa ini akan dibuat ketika si startup memasuki fase-fase penting atau menyelengagrakan acara-acara tertentu saja. Sering kali juga press release yang dibuat para startup tidak menggerakkan para pencari berita untuk membuat sebuah liputan di outlet. Karne itu, penting bagi para startup untuk mengasah kemampuan mereka untuk membuat ide cerita yang dapat mengundang permintaan wawancara dengan media yang ditargetkan agar sesuai dengan tujuan spesifik masing-masing perusahaan. Susahkah? Tidak juga! Namun dibutuhkan sebuah kreativitas.
Sebuah bisnis yang mapan akan memiliki sebuah kegiatan press yang terus menerus dibangun. sehingga ada sebuah strategi yang terus terasah. Penting bagi Anda untuk mulai membuat press release Anda, baik ada atau tidak yang memuatnya. Mulailah membangun relasi dengan media-media yang sesuai dengan audiens Anda maka akan tiba saatnya, Anda akan menemukan press release Anda dimuat pada media-media tersebut. Mungkin Anda tidak memiliki waktu yang cukup untuk membangun strategi humas Anda, namun tunjuklah orang yang tepat untuk membangunnya. Sebab inilah yang akan membantun identitas Anda di publik.
Jangan lupa, alih-alih hanya berusaha meniru apa yang dilakukan perusahaan lama, lihat apa yang paling berhasil dan sesuaikan dengan situasi unik perusahaan rintisan Anda. Ini akan memberikan dampak yang paling besar dalam perjalanan bisnis Anda.