Presiden Jokowi sampaikan 3 pemikiran penting pada sidang majelis umum ke-75 PBB

(Business Lounge Journal – News and Insight)

Hari ini, (23/9) Presiden Jokowi berpidato secara virtual di Sidang Majelis Umum ke-75 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Ini adalah kali pertama bagi Presiden Jokowi sejak beliau menjabat sebagai presiden Republik Indonesia.

Ada beberapa poin penting yang disampaikan oleh Presiden Jokowi dalam Sidang Majelis Umum PBB tersebut.

Tujuan PBB dibentuk

Pada usia PBB yang ke-75 ini, Presiden mengingatkan kembali apa yang sesungguhnya menjadi tujuan lembaga ini dibentuk. Lembaga organisasi internasional yang didirikan pada tanggal 24 Oktober 1945 ini dibentuk agar perang besar, Perang Dunia II tidak terulang kembali. PBB diharapkan dapat membawa negara-negara yang menjadi anggotanya ada dalam keadaan yang damai, stabil, dan sejahtera. Presiden Jokowi juga mengingatkan bahwa sebenarnya hal ini juga belum tercapai. Prinsip-prinsip piagam PBB dan hukum internasional haruslah mendapatkan perhatian.

Bersatu padu melawan pandemi

Presiden Jokowi menyampaikan bagaimana dampak pandemi pada sisi kesehatan, social, dan ekonomi sangatlah besar. “Kita juga paham virus ini tidak mengenal batas negara. No one is safe until everyone is,” demikian disampaikan Presiden Jokowi. Karena itu Presiden Jokowi menghimbau untuk semua bersatu padu, bekerjasama melawan pandemi, dan selalu menggunakan pendekatan win-win pada hubungan antar negara yang saling menguntungkan.

Kontribusi Indonesia

Bagaimana kemerdekaan Indonesia juga sudah mencapai 75 tahun juga disampaikan di depan Sidang Majelis Umum PBB dan Indonesia terus bertekad untuk terus berkontribusi bagi perdamaian dunia dan akan terus memainkan peran sebagai bridge builder.

Tiga pemikiran penting Presiden Jokowi

Ada tiga pemikiran penting yang kemudian disampaikan oleh Presiden Jokowi.

Pertama, PBB harus senantiasa berbenah diri, melakukan reformasi, revitalisasi, dan efisiensi. PBB harus dapat membuktikan bahwa multilateralism delivers, termasuk pada saat terjadinya krisis. PBB harus lebih responsif dan efektif dalam menyelesaikan berbagai tantangan global dan kita semua memiliki tanggung jawab untuk terus memperkuat PBB, agar PBB tetap relevan dan semakin kontributif, sejalan dengan tantangan jaman. PBB bukanlah sekedar sebuah gedung di Kota New York, tapi sebuah cita-cita dan komitmen bersama seluruh bangsa untuk mencapai perdamaian dunia dan kesejahteraan bagi generasi penerus. Indonesia memiliki keyakinan yang tidak tergoyahkan terhadap PBB dan multilateralisme. Multilateralisme adalah satu-satunya jalan yang dapat memberikan kesetaraan.

Kedua, collective global leadership harus diperkuat. Kita paham bahwa dalam hubungan antar negara, dalam hubungan internasional, setiap negara selalu memperjuangkan kepentingan nasionalnya. Namun jangan lupa, kita semua memiliki tanggung jawab untuk kontribusi menjadi bagian dari solusi bagi perdamaian, stabilitas, dan kesejahteraan dunia. Di sinilah dituntut peran PBB untuk memperkokoh collective global leadership. Dunia membutuhkan spirit kolaborasi dan kepemimpinan global yang lebih kuat untuk mewujudkan dunia yang lebih baik.

Ketiga, kerja sama dalam penanganan Covid-19 harus kita perkuat, baik dari sisi kesehatan maupun dampak sosial ekonominya. Vaksin akan menjadi game changer dalam perang melawan pandemi. Kita harus bekerja sama untuk memastikan bahwa semua negara mendapatkan akses setara terhadap vaksin yang aman dan dengan harga terjangkau. Untuk jangka panjang, tata kelola ketahanan kesehatan dunia harus lebih diperkuat. Ketahanan kesehatan dunia yang berbasis pada ketahanan kesehatan nasional akan menjadi penentu masa depan dunia. Dari sisi ekonomi, reaktivasi kegiatan ekonomi secara bertahap harus mulai dilakukan dengan melakukan koreksi terhadap kelemahan-kelemahan global supply chain yang ada saat ini. Aktivasi ekonomi harus memprioritaskan kesehatan warga dunia, dunia yang sehat, dunia yang produktif, harus menjadi prioritas kita.

Menutup pidatonya, Presiden Jokowi menegaskan bahwa semua itu dapat tercapai jika semua negara dapat bekerja sama, bekerja sama, dan bekerja sama. Presiden Jokowi mengajak semua negara untuk memperkuat komitmen dan konsisten dalam menjalankan komitmen dengan selalu bekerja sama.

RB/VMN/BLJ