(Business Lounge Journal – Human Resources)
Kita sudah mengenal istilah “a good follower will be a good leader” dan hal ini memang tepat dan benar. Ketika seorang karyawan dengan sepenuh hati, sepenuh kepercayaan kepada pimpinannya dan berusaha mengambil banyak hal dari pimpinannya: kepintarannya, pengalamannya, caranya berbicara, caranya mengambil keputusan dan menangani masalah juga segala sesuatu yang diikutinya dari keseharian pimpinannya. Sebenarnya pemimpin tersebut telah menjadi mentor baginya. Jika kondisi ini berlangsung dalam kurun waktu cukup panjang, maka dapat dipastikan, karyawan ini akan menjadi pemimpin berikutnya yang bisa jadi sekualitas pemimpinnya atau bahkan lebih.
Salah satu added value yang dapat dikontribusikan oleh tim HRD kepada perusahaan adalah menemukan karyawan-karyawan yang memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi pemimpin di masa depan (successor) dan menempatkannya berdampingan dengan pemimpin yang dinilai manajemen sebagai pemimpin yang patut diteladani. HR haruslah memiliki rancangan pengembangan karyawan (people development) dengan strategi yang tepat dan menarik banyak peminat baik di internal karyawan maupun dari lingkungan di luar perusahaan. Setelah rancangan pengembangan karyawan tersebut disiapkan barulah HR dapat mencari kandidat yang tepat untuk dikembangkan sebagai successor perusahaan.
Salah satu program yang sangat perlu disiapkan adalah ketaatan/obedience. Bagaimana seorang karyawan taat kepada pemimpinnya dengan sepenuh hati dan dalam segala kondisi. Seringkali diperlukan tekanan untuk mengukur dan melatih ketaatan karyawan. Tingkat keberhasilan karyawan yang lulus melewati kondisi tekanan yang cukup berat akan membentuk karyawan tersebut “tahan banting” dan mampu melewati kondisi yang lebih ringan pada kenyataannya. Loyalitas karyawan juga akan teruji dalam kondisi tekanan dibandingkan dalam kondisi kerja sehari-hari. Karena modal untuk menjadi “a good follower” adalah TERUJI memiliki ketaatan pada pemimpin terlebih dahulu.
Beberapa materi pengembangan karyawan yang bertujuan membentuk ketaatan karyawan adalah:
1. Hard to decide
Menempatkan karyawan pada posisi yang sulit untuk memilih diantara dua pilihan menarik bagi dirinya. Seperti misalnya kesempatan untuk mengembangkan diri ke luar negeri atau ikut serta bersama pimpinannya mengerjakan proyek besar di luar kota.
2. Under preasure to achieve high target
Memberikan tanggung jawab yang tinggi dengan proses yang tidak mudah untuk mencapainya. Kondisi ini memang akan menekan karyawan namun dengan pendampingan yang konsisten dari pimpinan akan melatihnya melewati saat-saat yang sulit dan ketika ia berhasil maka nilai-nilai baik semasa proses tersebut sedikit banyak akan membentuk kepribadiannya untuk taat kepada arahan dan perintah pimpinannya.
3. Latihan mental dan fisik dari pimpinan
Pimpinan yang ditunjuk menjadi mentor, harus memberikan latihan-latihan yang terstruktur dan terarah untuk melatih mental dan fisik karyawan. Proses latihan ini akan menyatukan chemistry (kecocokan) antara pemimpin dan karyawan yang dilatihnya. Apabila ini terbangun dengan baik maka yang timbul bukanlah sekedar ketaatan tetapi telah bersatu dengan rasa hormat dan menyayangi satu sama lain. Ketaatan seperti ini akan jauh lebih kuat dan tidak mudah untuk dikhianati.
Keberhasilan mengembangkan karyawan untuk menjadi seorang follower yang taat akan sangat mungkin menjadikan karyawan tersebut menjadi pemimpin yang besar dan setia di masa datang.
Melva Emsy Simalango/VMN/BL/Partner in Management and Technology Services, Vibiz Consulting Group