(Business Lounge – Automotive) Toyota Motor Corp telah memungkinkan mobil dapat berkomunikasi dengan kendaraan lainnya atau lampu lalu lintas, dengan menciptakan perangkat keselamatan dan memulai penjualannya pada Kamis (1/10). Hal ini merupakan sebuah upaya untuk mengubah persepsi bahwa Jepang telah mengekor Silicon Valley dalam teknologi mengemudi.
Secara terpisah, Robot Taxi yang berbasis di Tokyo mengatakan akan bekerja sama dengan pihak berwenang untuk memulai layanan taksi tanpa supir yang dimulai tahun depan, mengikuti jejak Google Inc, yang telah menguji mobil self-driving-nya pada jalan-jalan AS.
Sebagai pesaing perusahaan Silicon Valley seperti Google yang unggul dengan kendaraan self-driving-nya, banyak eksekutif otomotif Jepang telah menyatakan kehati-hatiannya, dengan mengatakan bahwa lebih banyak waktu yang diperlukan untuk membuat mobil otonom yang sepenuhnya layak.
Perangkat baru Toyota ini memiliki harga sekitar USD 250 atau sekitar IDR 3,6 juta baru hanya tersedia di Jepang, memungkinkan mobil untuk bertukar data dengan mobil atau infrastruktur lain seperti lampu lalu lintas melalui gelombang radio.
Untuk saat ini, kegunaan perangkat terbatas karena hanya berbicara dengan versi yang sama dengan kendaraan tersebut, dan beberapa lampu lalu lintas atau mobil diperlengkapi. Tetapi perusahaan mengatakan, pihaknya berharap bahwa pada akhirnya perusahaan dapat memperkenalkan perangkat ini di seluruh dunia.
Perangkat ini dapat memberitahukan sopir tentang lokasi kendaraan lain yang berguna ketika jarak pandang sangat terbatas atau memberitahu berapa lama lagi lampu merah akan berubah menjadi hijau.
Toyota, seperti pembuat mobil lainnya, sebenarnya sudah mengikutsertakan banyak model-model baru sistem pencegahan kecelakaan yang terdiri dari radar dan kamera. Namun sistem baru ini merupakan langkah berikutnya yang memungkinkan mobil untuk mendapatkan informasi satu sama lain, daripada hanya mengandalkan radar dan kamera gambar, demikian dikatakan eksekutif keselamatan Toyota Moritaka Yoshida, seperti dilansir oleh WSJ.
“Kami percaya bahwa awalnya, teknologi keselamatan yang dapat beroperasi secara independen akan menyebar secara agresif,” demikian dikatakan Yoshida.
Negara yang berbeda menggunakan frekuensi radio yang berbeda untuk tujuan transportasi. Tapi itu relatif mudah untuk perangkat tersebut dapat beradaptasi, demikain menurut Yoshida yang juga memberi contoh bagaimna ponsel dapat dengan mudah digunakan di beberapa negara.
Sementara itu, Robot Taxi, perusahaan patungan antara perusahaan mobile–internet DeNA Co dan pengembang kendaraan–teknologi ZMP Inc, mengatakan akan menawarkan transportasi tanpa pengemudi untuk sekitar 50 orang di daerah dekat Tokyo, bagian dari sebuah eksperimen yang didukung oleh Perdana Menteri Shinzo pemerintah Abe. Robot Taxi bertujuan untuk mengkomersialkan layanan pada tahun 2020.
Untuk saat ini, mobil akan tetap membawa awak sebagai tambahan keamanan. Kendaraan ini akan bergerak sendiri pada jarak sekitar 3 kilometer, atau sekitar 2 mil, antara rumah dan toko.
citra/VMN/BL/Journalist
Editor: Ruth Berliana