(Business Lounge – Empower People) Seringkali pengalaman buruk atau pengalaman pahit menjadi bumerang dan membuat seseorang takut menghadapi sebuah situasi, terlebih situasi yang sama. Dalam benak dan hati timbul satu keraguan apakah saya akan sanggup menjalani dan menghadapinya.
Sebagai salah satu contoh yang sangat terkenal dan menjadi inspirasi adalah pengalaman yang terjadi pada seorang anak kecil di negara Amerika pada pertengahan abad ke-19 lalu. Anak yang baru duduk di kelas 1 SD ini dicap ‘bodoh’ dan ‘bermasalah’ oleh gurunya. Bagaimana tidak, ia mengabaikan instruksi dari guru, sering kedapatan bermain sendiri saat diterangkan, dan tidak hentinya mengajukan pertanyaan-pertanyaan aneh yang tidak berhubungan dengan topik pelajaran yang tengah dibahas. Akhirnya, anak ini dikeluarkan dari sekolah.
Ibu anak ini tidak menerima begitu saja cap ‘bodoh’ dari sekolah. Ia yakin bahwa anaknya punya potensi intelektual sangat besar yang tidak terlihat oleh guru-guru sekolahnya. Apa yang kemudian mereka lakukan? Ibu anak tadi tadi bekerja keras mendidik anaknya di rumah. Ia mengerahkan segala kemampuannya untuk mendidik anaknya tanpa pendidikan formal di sekolah. Di kemudian hari, ibu yang anaknya dicap ‘bodoh’ dan sempat diragukan kemampuannya memetik buah jerih payahnya. Anak ‘bodoh’ yang pendidikan formalnya hanya sampai kelas 1 SD tadi tumbuh besar menjadi ilmuwan ternama. Ya benar, dia adalah Thomas Alva Edison, yang antara lain terkenal sebagai penemu bola lampu.
Satu benang merah yang dapat kita tarik dari kisah inspirasional tersebut adalah seringkali lingkungan memberikan tanggapan negatif atas cita-cita kita. Edison yang belakangan terbukti sebagai ilmuwan penemu paling berpengaruh dalam sejarah dicap ‘bodoh’. Bayangkan apa yang akan terjadi, jika pikiran Edison dan Ibundanya terpengaruh pendapat bahwa Edison adalah anak bodoh yang tak mungkin diajar, kita mungkin tidak akan mengenal Edison seperti sekarang.
Begitupun dalam perjalanan setiap orang, satu perjalanan yang harus kita tempuh dan kita hadapi. Adakalanya kita tidak mendapatkan penerimaan dan dukungan karena kegagalan atau dinilai tidak mampu dan tidak cakap. Image demikian sedikit banyak memang sangat mempengaruhi mental kita.
Apabila kita mendengarkan dan menyerap pandangan negatif orang dan turut meragukan potensi diri kita sendiri, maka alhasil kita akan gagal dan tidak mencapai kesuksesan kita. Seringkali, baik disengaja maupun tidak, sadar maupun tak sadar, lingkungan menakut-nakuti kita dengan segala kondisi negatif yang mungkin terjadi dalam perjalanan kita mengejar cita-cita.
Tanggapan Anda akan menentukan hasil akhirnya, kalau kita berani menantang pandangan negatif dari lingkungan kita, mengarahkan pikiran untuk mencapai sukses yang diinginkan, dan mengabaikan komentar yang tidak sejalan dengan cita-cita Anda, maka Anda akan mencapai tujuan Anda.
Memang tidak dipungkiri bahwa kita tidak dapat melepaskan diri dari pengaruh lingkungan. Mulai dari tindakan, pandangan, harapan, hukum, kebiasan, tugas, sampai pertanggungjawaban, semua terkait dengan orang-orang di sekitar kita. Apa yang kemudian dilakukan oleh orang-orang sukses adalah bergerak mengikuti pikiran mereka sendiri dalam mewujudkan impian-impian dan harapan-harapan mereka.
Mereka tidak takut susah dan tetap cermat merancang strategi membuat keputusan yang baik.
Mengapa demikian? Karena rasa takut atau kekuatiran hanya akan membuat anda stuck atau diam di tempat. Anda akan menjadi seperti katak dalam tempurung yang tidak berani berbuat apa-apa, tidak berani mengambil resiko, cenderung pasif dan cari aman.
Keraguan diri, rasa takut, dan kurang percaya diri adalah sifat negatif yang akan menghambat Anda mencapai impian. Lalu, milikilah tekad dan semangat kuat untuk keluar dari kurungan sifat negatif, dan ubahlah semua sifat yang membuat Anda takut atau melemahkan Anda.
Perasaan takut sering sekali menjauhkan seseorang dari hal-hal yang dia inginkan dalam hidupnya. Oleh karena itu, risiko tidak mungkin diabaikan, hadapi, dan harus dikelola, jadi tidak boleh ditakuti. Setiap orang dari kita pasti pernah mengalami dampak negatif dari sebuah risiko, yang biasanya akan membuat perasaan berani kita membeku oleh rasa takut. Hal ini sangat tidak menguntungkan diri kita untuk mencapai hal-hal yang lebih besar seperti yang ada dalam harapan dan impian kita.
Pastikan Anda mampu mencairkan perasaan takut Anda, agar keberanian Anda mampu mengalir seperti air dari puncak gunung tertinggi menuju lautan luas kehidupan. Setelah itu, siapkan diri Anda untuk menyambut kesuksesan Anda.
Ria Felisha/VMN/BL/Contributor
Editor: Ruth Berliana