Bendera Yunani berkibar di depan kuil Parthenon kuno di puncak Bukit Acropolis, Athena, Yunani, Jumat (26/6). Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras akan mengadakan pembahasan dengan Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Prancis Francois Hollande hari ini, sehari setelah menteri keuangan zona euro gagal mencapai kesepakatan tunai-untuk-reformasi, menurut keterangan resmi pemerintah Yunani. ANTARA FOTO/REUTERS/Marko Djurica.

Yunani Akan Adakan Referendum Hari Minggu

(Business Lounge – Global News) Yunani telah memutuskan untuk mengadakan referendum pada hari Minggu (5/7) mendatang dan keputusan ini sedikit banyak telah menggentarkan pasar uang di seluruh dunia. Referendum ini mengenai apakah Yunani akan menerima dana bailout dari para kreditur kembali. Hari ini semua kegiatan perbankan ditiadakan, sedangkan penarikan uang lewat ATM dibatasi hingga hanya EUR 60 atau sekitar 892,000 rupiah per nasabah per hari.

Pemerintah Yunani kini mengadakan kampanye terkait referendum yang akan diadakan nantinya. Perdebatan antara “ya” atau “tidak” akan terjadi di masyarakat pada waktu ke depan ini, sedangkan pemerintah berharap masyarakat dapat memilih “tidak” dalam referendum mendatang.

Persyaratan Dana Bailout Komisi Eropa

Bukan tanpa dasar dana bailout ditawarkan oleh Komisi Eropa. Ada beberapa permintaan yang dijadikan persyaratan, seperti adanya reformasi ekonomi di Yunani, peningkatan pajak, serta pemotongan gaji dan pensiun pegawai negeri. Apabila hal ini diikuti maka dana penyelamatan berikutnya sebesar £5,2 miliar atau setara dengan 77 triliun rupiah akan diberikan.

Tuntutan inilah yang ditolak oleh Yunani pada awal Juni lalu sebab bagi Menteri Keuangan Yunani, Yanis Varoufakis, tuntutan reformasi ini merupakan sebuah langkah agresif yang dirancang untuk melancarkan teror kepada pemerintah Yunani.

Pemerintah Yunani memang telah menunggak pembayaran hutan sebanyak 4 kali yang mengakibatkan semua tunggakan tersebut akan jatuh tempo pada Selasa (30/6) dengan angka sebesar 1,5 miliar Euro atau sekitar 22 triliun rupiah.

Pemerintah Yunani Memilih Tidak

Pemerintah Yunani, yang dipimpin oleh sayap kiri partai Syriza, Perdana Menteri Alexis Tsipras, sedang mencoba untuk meyakinkan warganya bahwa pilihan “tidak” atas tuntutan penghematan dari otoritas Eropa dan Badan Dana Moneter Internasional (IMF) akan membawa mereka pada kesepakatan bailout yang lebih baik, termasuk bantuan utang. Para pejabat Yunani mengatakan bahwa referendum merupakan tahap terbaru dalam proses negosiasi Yunani dengan kreditur Eropa. Bagi Yunani, persyaratan penghematan perekonomian yang diajukan adalah sesuatu yang menyakitkan yang dapat menyebabkan keluarnya Yunani dari Uni Eropa.

Sedangkan Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker dalam sebuah pidato Senin (29/6) di Brussels mengatakan kepada rakyat Yunani, “Anda tidak harus melakukan bunuh diri karena kau takut mati.” Juncker berupaya meyakinkan rakyat Yunani bahwa pemotongan anggaran dan adanya perubahan kebijakan yang telah ditolak oleh pemerintah Yunani sebenarnya akan membawa Yunani pada kondisi ekonomi yang terbaik.

Perdana Menteri Alexis Tsipras telah bersikeras untuk menolak bantuan ini dan ia percaya bahwa akan banyak rakyat Yunani yang mendukung pilihannya, namun demikian apapun hasil referendum tersebut akan diterimanya.

Donald Tusk, yang memimpin pertemuan puncak para pemimpin Uni Eropa mengatakan, “Jika seseorang mengatakan pemerintah akan memiliki posisi yang lebih kuat untuk mendapatkan suara ‘tidak’, itu tidak benar. Sebab dengan hasil “tidak” akan lebih sedikit ruang untuk negosiasi.”

Dukungan Negara-negara Lain

Kanselir Jerman Angela Merkel, pemimpin Eropa yang paling kuat, menegaskan pandangannya pada hari Senin (29/6) bahwa Yunani dibutuhkan untuk melaksanakan overhaul ramah-pasar jika ingin bantuan keuangan dari pembayar pajak Eropa lainnya. “Hal ini penting-dan dalam posisi ini tidak akan ada perubahan-yang Yunani upayakan sendiri dan solidaritas terus milik bersama,” demikian dikatakan Merkel setelah membahas krisis Yunani yang memburuk dengan para pemimpin politik Jerman lainnya di Berlin. “Jika prinsip-prinsip ini tidak ditegakkan, maka, saya yakin, euro akan gagal.”

Presiden Prancis François Hollande juga mengeluarkan peringatan bilamana orang-orang Yunani ingin tetap di zona euro sebab jika tidak akan ada risiko keluar.

Sedangkan Tiongkok juga menginginkan agar Yunani tetap berada di zona Eropa seperti dikatakan Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang di Brussels pada hari Senin (29/6) setelah pertemuan dengan para pejabat Uni Eropa. Begitu juga di Washington, pejabat senior Departemen Keuangan mengatakan mereka juga mendorong Yunani dan kreditor untuk melanjutkan negosiasi bailout. Sementara AS mendorong Athena setuju untuk overhaul ekonomi. Ini menekan pejabat zona eropa yang menawarkan Yunani semacam utang sebagai bagian dari kompromi.

citra/VMN/BL/Journalist
Editor: Ruth Berliana
Image : Antara

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x