(Business Lounge – Global News) Kasus MERS (Middle East Respiratory Syndrome) di Korea Selatan telah menelan 2 korban jiwa dan mencatat 13 kasus baru sehingga total pasien bertambah menjadi 108 orang. Bertambahnya kasus ini telah menimbulkan kekuatiran sehingga sekolah-sekolah di Korea Selatan diputuskan untuk ditutup.
Namun pada Rabu (10/6) sebuah organisasi misi milik Korea Selatan bersama dengan WHO (World Health Organization) yang mempelajari wabah penyakit pernapasan ini merekomendasikan untuk membuka kembali sekolah-sekolah yang telah ditutup dengan alasan sekolah diperhitungkan bukan media penyebaran penyakit.
Kementerian Kesehatan Korea Selatan mengatakan jumlah korban yang telah timbul telah mendorong Presiden Park Geun-hye untuk menunda kunjungannya ke Amerika Serikat.
Park sedianya berangkat ke negara sekutu yang terdekat dengan negaranya ini pada akhir pekan ini. Namun pejabat pemerintahan terkait telah mengatakan bahwa minggu mendatang akan menjadi minggu menentukan bagi negara untuk memberikan respon terhadap penyakit ini.
Wabah MERS di Korea Selatan ini merupakan wabah yang terbesar di luar Arab Saudi dan ini telah memicu kecemasan publik dan meningkatkan biaya dengan mengkarantina hingga 3,439 orang dan menutup 2.474 sekolah termasuk 22 universitas. Banyak orang di jalanan mengenakan masker wajah, pada angkutan umum dilakukan desinfeksi sementara area publik seperti bioskop atau lapangan olah raga pun mulai dihindari oleh masyarakat.
Namun adanya petugas misi gabungan telah mendesak pemerintah untuk mempertimbangkan pembukaan kembali sekolah-sekolah. Sedangkan Dewan Sekolah Seoul dan sekitarnya di provinsi Gyeonggi mengumumkan perpanjangan penutupan sekolah yang telah berlangsung hingga Jumat dan dianjurkan untuk menutup lebih banyak lagi sekolah.
Beberapa negara di seluruh wilayah ini telah mengeluarkan advise terhadap perjalanan ke Korea Selatan atau meningkatkan skrining penumpang masuk, hal ini jelas menimbulkan kemunduran sektor pariwisata yang telah menjadi titik terang bagi perekonomian Korea Selatan. Bandara utama Incheon melaporkan jumlah kedatangan penumpang telah turun tajam pada Senin (8/6) dan Selasa (9/6).
Dua penerbangan terbesar Taiwan untuk sementara mengurangi jadwal penerbangan ke Korea Selatan hingga hampir setengah. Sedagkan Cathay Pacific Airways milik Hong Kong mengatakan telah melihat penurunan pemesanan tiket ke Korea Selatan. Namun hingga hari ini, WHO belum merekomendasikan adanya pembatasan perjalanan atau perdagangan.
Dampak lain wabah ini terlihat pada jatuhnya penjualan pada department store hingga 25 persen pada minggu pertama Juni dibandingkan dengan rata-rata dua minggu pertama Mei, demikian ditunjukkan data pemerintah seperti dilansir oleh Reuters. Begitu juga penjualan tiket bioskop dan tiket masuk taman hiburan turun lebih dari setengah. Namun terdapat sedikit peningkatan pada pembelian online.
Wakil Perdana Menteri Choi Kyung-hwan menyarankan untuk masyarakat tidak menunjukkan ketakutan yang berlebihan dan tetap melanjutkan kehidupan sehari-hari sebagaimana mestinya.
Infeksi MERS di Korea Selatan diawali dari seorang pria yang didiagnosa menderita MERS setelah kembali dari perjalanan dari Timur Tengah pada awal Mei. Sedangkan penderita lainnya diduga terinfeksi melalui fasilitas kesehatan yang terkait dengan pria tersebut.
Menteri keuangan Korea Selatan juga mengumumkan telah menyediakan paket senilai USD 357 juta atau setara dengan 4,6 triliun rupiah daerah yang terkena MERS.
Bank sentral Korea Selatan diperkirakan akan menurunkan suku bunga pada hari Kamis (11/6) untuk meredam dampak ekonomi dari wabah, menurut jajak pendapat Reuters yang dirilis pada Selasa.
Kasus baru Korea Selatan telah menambahkan jumlah kasus MERS secara global menjadi 1257 berdasarkan data WHO, dengan setidaknya 448 terkait dengan kematian.
citra/VMN/BL/Journalist
Editor: Ruth Berliana
Image : antara