Menilik Kapal Perang Buatan Indonesia

Kapal Perang 1

(Business Lounge – Ideas) TEKNOLOGI kapal perang di negara-negara maju terus berkembang pesat. Kapal-kapal yang mampu mengangkut tank, panser maupun sebagai tempat mendarat pesawat tempur telah banyak dibuat di negara Barat, terutama Eropa dan Amerika Serikat. Di Indonesia teknologi untuk membuat kapal perang seperti telah dilakukan Amerika Serikat dan Eropa telah dilakukan PT PAL Indonesia.

Direktur Produksi PT PAL Indonesia, Edy Widarto menjelaskan bahwa pihaknya telah berhasil membangun dua jenis kapal Landing Platform Dock (LPD) yaitu KRI Banjarmasin 592 dan KRI Banda Aceh 593, yang diserahkan kepada TNI AL pada 2010 dan 21 Maret 2011. Kapal LPD berbobot mati kurang lebih 10.932 DWT memiliki ukuran panjang 125 m, lebar 22 m, tinggi 11,3 m, dan kecepatan 15 knot. Daya jelajah 10.000 miles. Kapal tersebut mampu membawa 5 unit helikopter, LCU 23 m sebanyak dua unit, kendaraan tempur (ranpur) lapis baja 22 unit, ranpur taktis 13 unit, serta embarkasi 507 orang. Kapal ini juga dirancang untuk dipasang senjata kaliber 100 mm, yang dilengkapi dengan ruang CIC untuk sistem kendali senjata. “Kapal didesain untuk mampu melaksanakan self defense dengan komunikasi kapal ke kapal combatan. Sekaligus untuk melindungi pendaratan pasukan dan kendaraan taktis serta tempur, dan untuk pengendalian pendaratan helikopter,” terang Edy.

Ia berharap di masa mendatang sumber daya manusia PT PAL Indonesia maupun SDM dari subkontraktor secara kolektif lebih siap menerima tugas-tugas baru dari pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertahanan maupun TNI AL, terutama dalam pembuatan kapal perang yang saat ini telah mulai berjalan. Adapun material dalam pembuatan kapal LPD maupun kapal lainnya mengutamakan industri dalam negeri. Dijelaskan Edy, untuk kebutuhan baja plate menggunakan produk PT Krakatau Steel. Kemudian untuk deck machinery berasal dari PT Pindad, aluminium dipasok dari PT Maspion, sedangkan casting berasal dari PT Barata. Pembuatan kapal perang Indonesia ini akan banyak melibatkan subkontraktor dalam negeri, sekaligus menghidupkan berbagai macam industri pendukung dalam negeri. “Ibaratnya seperti lokomotif yang menarik gerbong industri lainnya.”

Kapal Perang 2

Di sisi lain dalam pengembangan teknologi rancang bangun dan pembangunan kapal, dukungan institusi pendidikan dan lembaga riset juga telah dilakukan secara intensif. Sehingga sinergi antar lembaga ini akan menghasikan produk yang efisien dan handal. Kapal LPD ini selain mendukung operasional TNI AL, juga digunakan untuk melaksanakan misi perdamaian di Lebanon, pembebasan pembajakan kapal di Somalia, dan juga difungsikan secara rutin untuk mengangkut sampai dengan 1500 pemudik bermotor. PT PAL Indonesia saat ini telah mengembangkan rancang bangun jenis kapal LPD untuk tujuan khusus dan berhasil memenangkan tender internasional sebanyak 2 unit kapal SSV (sejenis LPD) senilai US$ 90 juta dari Kementrian Pertahanan Filipina. Menurut Edy ini merupakan sejarah besar bagi PT PAL Indonesia karena merupakan ekspor pertama kapal perang buatan industri dalam negeri dan merupakan kapal terbesar pertama bagi Filipina.

Kapal Perang 3

Dengan terbukanya peluang ekspor kapal perang ini, terbuka pula peluang untuk tumbuh dan berkembangnya industri pendukung, yakni subkontrator dan vendor. “Dampak ekonominya tentu saja tidak hanya untuk PT PAL, namun juga ke semua pihak terkait,” terang Edy. Ia berharap dan optimistis dengan dimulainya ekspor kapal SSV ini, dalam waktu dekat akan ditawarkan pula kapal perang jenis lain kepada Kementrian Pertahanan Filipina, berupa kapal cepat rudal, kapal rumah sakit dan lainnya yang telah dikuasi para insinyur perkapalan yang dimiliki PT PAL Indonesia.

Inovator: PT PAL Indonesia

Sumber: Sumber Inspirasi Indonesia – 19 Karya Unggulan Teknologi Anak Bangsa

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x