(Business Lounge – Business Insight)-Satu kejadian yang cukup memalukan terjadi di maskapai Korean Air Lines. Suatu peristiwa yang sangat mencoreng nama perusahaan. Bermula dari peristiwa pada hari yang kurang baik dimana Cho Hyun-ah, wakil presiden eksekutif maskapai, menangguhkan keberangkatan pesawat. Tanpa alasan yang menyangkut keselamatan penumpang, Cho mengeluarkan perintah penangguhan dengan layanan pramugari hanya karena persoalan sebungkus kacang.
Peristiwa aneh tapi nyata ini sontak membuat publik marah dan kecewa. Bagaimana tidak memicu kemarahan, hanya karena Cho menganggap bahwa layanan pramugari dalam memberikan sebungkus kacang tidak sesuai dengan prosedur, Cho telah menunda keberangkatan selama 20 menit.
Masalah timbul, saat Cho mulai merespons layanan sang pramugari. Cho menginginkan pramugari tidak langsung memberikan sebungkus kacang macadamia yang masih tertutup di kabin kelas satu tempat Cho duduk. Sesuai aturan layanan penerbangan Korean Air, Cho meminta harusnya pramugari bertanya terlebih dahulu apakah dirinya mau makan sebungkus kacang dan tidak langsung menyajikannya.
Seperti dikutip oleh The Wall Street Journal, Cho “meneriaki dan memarahi” pramugari yang baru melayaninya. Cho juga meminta keterangan penanggung jawab dapur penerbangan soal prosedur layanan makanan di kelas satu. Tak puas dengan respons penanggung jawab dapur, Cho meminta si penanggung jawab keluar dari pesawat. Sungguh sikap yang sangat memalukan. Bahkan Kementerian Infrastruktur dan Transportasi Korsel berkata akan menelusuri kejadian ini
Lalu setelah menerima kritik pedas, Cho akhirnya menyatakan permintaan maaf. “Saya meminta maaf kepada pelanggan kami, karena sudah menyebabkan masalah,” kata Cho. “Saya mohon maaf, kalau-kalau ada yang tersakiti akibat kelakuan saya. Saya mengundurkan diri dari jabatan sekarang di Korean Air.”
Sebagai informasi, Cho memimpin bisnis layanan penerbangan serta perhotelan milik Korean Air. Cho merupakan putri Chairman Korean Air, Cho Yang-ho. Di Korean Air, keluarga Cho diketahui memiliki 10% saham. Bisnis Korean Air juga telah berekspansi ke bisnis perhotelan dan industri hiburan.
Untuk menenangkan publik dan mencairkan suasana maka Korean Air menyatakan permintaan maaf pada awal pekan kemarin. Dalam pernyataannya, pihak internal maskapai tetap membela Cho dan mengatakan bahwa wakil direktur eksekutif itu memang punya tugas untuk memeriksa layanan kabin serta memonitor keselamatan penerbangan.
Di satu sisi sikap Cho sangat bertentangan dengan aturan penerbangan Korsel dimana pesawat yang siap lepas landas hanya boleh kembali jika menghadapi situasi darurat, terlebih yang menyangkut keselamatan segenap penumpang pesawat. Pelanggar peraturan ini dapat dikenai hukuman 10 tahun penjara.
Insiden ini pada akhirnya memunculkan kembali permasalahan tentang besarnya pengaruh kepemilikan keluarga dalam konglomerasi Korsel. Negeri dengan ekonomi terbesar keempat Asia ini memang telah didominasi konglomerasi yang pada umumnya bisnisnya dikendalikan oleh keluarga.
Febe/Journalist/VMN/BL
Editor: Tania Tobing