(Business Lounge-Business Insight)-Melalui berlikunya jalan dan lalu merengguk kesuksesan, Path kini semakin yakin bahwa negeri tercinta Indonesia merupakan salah satu pasar potensial Path, yang merupakan perusahaan jejaring sosial khusus perangkat mobile berbasis di Amerika Serikat.
Keyakinan ini tidak sembarang. Didasari oleh data yang diperoleh secara akurat bahwa saat ini telah memiliki pengguna aktif harian mencapai 5 juta pengguna. Angka 5 juta merupakan dasar kuat untuk Path lakukan lompatan. Lalu apakah strategi Path demi tercapai ambisi besarnya? Salah satu cara jitu yang merupakan jurus andalan Path adalah dengan menyelami keinginan para konsumen di Indonesia. Menjadikan Path semakin rasa Indonesia.
Dalam peta pemasaran maka Indonesia berada di posisi yang sangat penting yaitu berada diantara negara kaya dunia, Amerika Serikat dan Arab Saudi. Melihat kondisi pasar ini maka seperti dikutip oleh The Wall Street Journal, manajer pemasaran Ana LaRue menyatakan jikalau pertumbuhan kuat Path ini disebabkan karena mereka fokus pada target dari pengguna lokal. Ditambah lagi dengan trik yang dilakukan perusahaan demi memenuhi keinginan pasar. “Kami melihat bagaimana media sosial menjadi sangat padat. Pengguna memiliki banyak sekali teman, banyak koneksi… Tetapi mereka, di lain sisi, kehilangan makna koneksi itu sendiri,” papar LaRue. Path datang sebagai aplikasi yang menawarkan solusi agar “orang-orang bisa membatasi jaringan mereka.”
Dilihat dari sejarahnya, Path menjejakkan kaki di Indonesia pada tahun 2010. Saat itu, Path memasuki Indonesia di waktu yang tepat dimana masyarakat sudah mulai beralih dari Facebook dan Twitter. Awalnya tidak mudah. Path memerlukan 2 tahun untuk dapat menjadi besar dan naik pamor. Saat ini Path sedang mencari manajer khusus Indonesia. Diharapkan dengan manajer khusus ini maka jejaring sosial ini dapat meningkatkan jumlah pengguna setia.
Path memasuki Indonesia pada 2010. Namun, butuh waktu dua tahun bagi Path sebelum akhirnya naik daun. Path masih mencari manajer khusus Indonesia. Dengan begitu, jejaring sosial itu berharap dapat memperbaiki akses di tanah air.
Keunggulan Path lainnya adalah Path punya tim penelitian dengan pengguna istimewa. Mereka diberi nama sebagai Path 15. Kelompok ini terdiri dari pengguna aktif Path, umumnya dipilih berdasarkan jumlah momen yang mereka bagikan. Anggota Path 15 berkesempatan menguji produk baru dan secara aktif terlibat dengan tim pengembangan Path. LaRue mengaku dirinya banyak bergantung pada Path 15, guna memetakan strategi yang ampuh terhadap pengguna Indonesia.
Tim ini memiliki strategi jitu yaitu dengan melokalisasi daftar lagu Path bagi mereka yang mencari judul lagu Indonesia. Langkah lain yang juga sangat efektif adalah dengan meluncurkan stiker bertema lokal pada 2 tahun lalu. Tema salah satu stiker untuk menghormati hari kemerdekaan Indonesia dan satunya lagi untuk merayakan hari raya Idul Fitri. Nah, para pengguna Path dimudahkan untuk dapat saling mengirim atau bertukar stiker ini.
Dalam menajalankan strateginya ini Path selalu berupaya untuk memiliki kerja sama atau jalin kemitraan dengan seniman lokal untuk membuat design paket stiker.
Inilah kekuatan strategi pasar Path. Bagi perusahaan, pemahaman serta adaptasi produk ke pasar lokal. Path menyasar talenta lokal dengan pemahaman mendalam tentang Indonesia. Strategi ini dapat juga dikatakan LaRue sebagai upaya berusaha memahami merek dari perspektif suatu negara, ketimbang berusaha mengelolanya dari perspektif internasional.
Sekalipun kemajuan teknologi Indonesia masih jauh dari Silicon Valley, pusat industri Amerika Serikat, tapi LaRue percaya setiap negara menawarkan peluang teknologi yang unik dan berbeda. Setiap negara memiliki kondisi lapangan yang berbeda yang tentu saja memerlukan inovasi berbeda dan dapat diterima oleh masyarakat Indonesia.
Febe/Journalist/VMN/BL
Editor: Tania Tobing
Image: Wikipedia