(Business Lounge – Management Tips) Bagi Andre Vincent Wenas, persistence/persistensi tidak dapat dipisahkan dari penerapan management sebab pelaksanaan rangkaian ilmu management harus dilakukan dengan daya juang, tidak mudah menyerah, dan ulet.
Ketiga karakter di atas (daya juang, tidak mudah menyerah, dan ulet) adalah bagian dari kata persistensi.
Andre mengakui bahwa pada era teknologi, informasi, dan komunikasi seperti sekarang ini, tidak mudah untuk menerapkan 3 karakter di atas sebab kecenderungan orang selalu ingin yang baru sehingga bisa melupakan hal-hal yang dianggap mulai “old fashion” atau ketinggalan zaman.
Salah satu bagian dalam management yang harus dilakukan dengan persisten dan konsisten adalah dalam melakukan proses review. Proses ini merupakan bagian dari proses management yang banyak dikenal dengan PDCA (Plan Do Check Act). Melakukan review sering kali terlewati atau dianggap sesuatu yang kurang penting sehingga tidak dilakukan dengan persisten dan konsisten.
Beberapa contoh sederhan dalam melakukan review dengan persisten dan konsisten adalah mengingatkan tim untuk melakukan review, mengundang untuk rapat, mengirimkan reminder, dan beberapa hal sederhana lainnya. Perlu diingat, jikalau proses review tidak dilakukan maka proses checking juga tidak akan terjadi dan demikian sebaliknya. Jika tidak ada proses checking maka kita tidak akan tahu posisi kita, keberadaan kita yang akhirnya dapat kehilangan orientasi dalam managementnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa seluruh proses dalam PDCA sangat penting dan terintegrasi satu dengan yang lain sehingga tidak dapat dipisahkan.
Melakukan Planning
Planning adalah sesuatu yang aktif untuk dilakukan dan selalu memerlukan adjustment dalam pelaksanaannya tergantung kepada situasi yang selalu berkembang dengan cerdas dan cepat. Hal ini kemudian ditangkap dan diintegrasikan dengan proses perencanaan kembali yang kemudian direview. Kemudian diambil tindak lanjutnya terus menerus. Semua proses ini harus dilakukan dengan persisten, tidak bosan dan tetap ulet.
Membutuhkan Persisten Untuk Mencapai Visi
Seorang pemimpin memang akan terlihat sangat gagah ketika ia berpidato membicarakan visinya serta memberikan motivasi yang bagus. Tetapi the real action-nya adalah apakah hal tersebut dapat dilakukan di dalam kesehariannya? Membutuhkan persistensi yang mengacu kepada disiplin.
Membicarakan visi, kreatifitas maka kita membutuhkan sesuatu yang dapat memotivasi banyak orang. Tetapi untuk melaksanakannya dibutuhkan disiplin. Kreatifitas dan disiplin harus selalu berjalan seiring, tidak bisa hanya salah satu. Disiplin berbicara mengenai persistensi, dan persistensi ini equal dengan disiplin.
Termasuk di dalam mengambil keputusan maka dibutuhkan untuk tetap dapat memilih sesuai dengan visi yang telah ditentukan. Maka Direktur Utama PT Permata Tene ini memberikan contoh apabila seorang pemimpin diperhadapkan dengan pilihan antara bermain golf dengan pejabat dan melakukan review organisasi atau perusahaan. Mana yang akan dipilih? Dalam hal ini bukan benar atau salah tetapi setiap pilihan akan memiliki konsekuensinya masing-masing. Sebab selalu ada keterbatasan di dalam melakukan semua pilihan, yaitu keterbatasan dimensi waktu dan tempat.
Dengan demikian hendaknya untuk dapat menentukan pilihan sesuai skala prioritas, mana yang dapat mencapai visi dan misi maka itulah yang mendapatkan prioritas tertinggi.
Kembali lagi Andre menegaskan bahwa semua itu harus dilakukan dengan persisten.
uthe/Journalist/VMN/BL
Editor: Ruth Berliana