Bila Pemanasan Global Bertambah 4° C Pada Tahun 2100

(Business Lounge – News & Insight) PBB terus menerus menyerukan bahwa perubahan iklim yang terjadi saat ini tidak dapat dianggap sepele. Setelah dilaporkan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) bahwa pemanasan global telah mencapai hampir ambang batas 2° C, maka beberapa tokoh pemimpin Negara pun memberikan tanggapannya.

Memang kenyataan ini tidak dapat dianggap sepele, seperti yang telah pernah terjadi pada tahun-tahun yang lalu. Jika hal ini masih disepelekan maka sudah dapat dipastikan hal yang lebih buruk dapat terjadi. Pada laporan IPCC itu juga diperingatkan bahwa pada tahun 2100 maka pemanasan global dapat mencapai ambang batas 4° C. Sedangkan tanpa tindakan lebih lanjut untuk menjinakkan emisi, maka pemanasan pada akhir abad ke-21 akan menyebabkan risiko yang sangat tinggi serta dampak yang parah, meluas dan tidak dapat diubah secara global.

“Empat derajat bagi planet layak-huni, berarti kematian bagi umat manusia,” demikian dikata pemimpin Greens Christine Milne pada Senin (3/11).

Beberapa hal yang dapat terjadi bila pemanasan global mencapai 4° C:

– ketahanan pangan yang lebih buruk, yang berdampak pada panen gandum dan hasil tangkapan ikan.

– mempercepat kepunahan spesies dan kerusakan ekosistem yang merupakan ketergantungan manusia.

– migrasi yang disebabkan oleh kerusakan ekonomi yang terkait dengan iklim dan hilangnya lahan akibat kenaikan air laut dan badai.

– risiko kekurangan air terutama di daerah sub-tropis, tetapi juga risiko banjir yang lebih besar di lintang utara dan daerah khatulistiwa.

– risiko konflik atas sumber daya yang langka serta bahaya kesehatan oleh karena gelombang panas dan penyebaran penyakit melalui nyamuk

IPCC telah berdiri sejak tahun 1988 dengan tujuan memberikan saran yang netral dan obyektif untuk pemerintah tentang pemanasan global, dampaknya, dan tindakan yang dapat diambil untuk mengatasinya. Sebelumnya, IPCC telah merilis 4 kali pelaporan dan ditulis oleh lebih dari 800 ahli yang kemudian direview dan dikomentari oleh beberapa spesialis luar. Laporan yang keempat telah ditindaklanjuti dengan KTT Kopenhagen pada tahun 2009 namun tidak menemukan keberhasilan. Tahun depan ditargetkan untuk diadakan konferensi kembali.

John Kerry: Mengabaikan Pengetahuan Iklim = Risiko Besar Bagi Generasi Mendatang.

Kerry adalah salah satu yang mendukung laporan yang dikeluarkan oleh IPCC ini. “Semakin lama kita terjebak dalam perdebatan ideologi dan politik, semakin banyak biaya kelambanan tumbuh dan berkembang,” demikian dikatakannya. Dalam pernyataannya yang dilansir oleh AFP bahwa bumi ini mengalami pemanasan sebagai akibat perbuatan manusia. Dampaknya terjadi kerusakan, cuaca yang lebih ekstrim, badai, gelombang besar, dan hujan deras.

Tony Abbott: Batubara, komoditas ekspor utama, dan sumber energi masih penting untuk perekonomian bangsa

Berlawanan dengan John Kerry, Tony Abbott tidak terlalu mengkuatirkan hasil pelaporan dari IPCC. Hal ini terlihat bahwa dia tetap berpendapat bahwa penggunaan batubara dan sumber energy lainnya sangat penting untuk perekonomian bangsa, seperti dilansir oleh AFP. Secara kontroversial Abbott pernah mengatakan bahwa ilmu perubahan iklim adalah “omong kosong mutlak”. Sejak berkuasa pada 2013, ia telah menghapuskan pajak karbon pada emisi gas rumah kaca serta pajak pertambangan pada keuntungan batubara dan bijih besi.

uthe/Journalist/VMN/BL
Editor: Ruth Berliana
Image: Wikipedia

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x