Ketika Teamwork Sebagai Bagian dari Sinergi

(Business Lounge – Empower People)

Menurut Anda, apakah persoalan managemen yang terbesar yang dihadapi perusahaan Anda? Lalu apa yang menjadi kata kunci atas persoalan tersebut? Teamwork bukanlah kata yang asing kita bahkan mungkin hampir di banyak perusahaan teamwork menjadi salah satu nilai yang dijunjung tinggi. Namun tidak otomoatis melalui slogan teamwork maka persoalan manajemen di perusahaan menjadi teratasi. Jadi persoalannya bukan pada

Namun pada kenyataannya, meskipun nilai teamwork tersebut digaungkan terus-menerus, setiap organisasi akan menghadapi perselisihan di antara individu, antar bagian, atau divisi. Ini terjadi karena adanya dinamika organisasi, yaitu pergerakan perusahaan yang ditandai dengan aktifitas-aktifitas bisnis. Timbulnya perbedaan dimulai dari perbedaan pandangan individu atau perbedaan kepentingan antar bagian yang seyogyanya adalah suatu kewajaran dalam organisasi bisnis. Namun hal ini justru acapkali menjadi alasan yang menghambat terwujudnya kerjasama. Semakin runcingnya perselisihan dapat membuat bentuk hubungan saling ketergantungan yang seharusnya terjadi menjadi hubungan antar kelompok dalam perusahaan yang sama bisa diwarnai ketidakcocokan. Tentu saja persoalan ini menjadi suatu yang pelik dan berdampak buruk bagi keutuhan organisasi atau perusahaan itu sendiri yang akan bergulir pada persoalan management dan bisa membahayakan baik bisnis perusahaan maupun eksistensi organisasi perusahaan.

Ego kelompok bukanlah suatu yang salah, namun di banyak organisasi bisnis jika hal ini terlalu berlebihan maka menjadi hal yang menghambat. Misalnya di banyak perusahaan, kelompok back office dipandang sebagai kelas dua jika dibandingkan dengan jajaran sales yang berkontribusi langsung pada penghasilan perusahaan. Ada pula kelompok yang merasa lebih hebat karena mampu mencetak laba yang lebih besar daripada kelompok lain. Di perusahaan lainnya lagi, ada divisi yang merasa lebih bergengsi karena “bermain” di kelas pasar korporasi dan bukan di pasar tradisional yang becek.

Perbedaan-perbedaan peran yang sebenarnya bersifat natural dalam sebuah organisasi, terkadang malah membuat orang-orang dalam organisasi terkotak-kotakkan. Seolah-olah ada dinding virtual yang memisahkan mereka, dan menjadikan mereka tidak mampu berkomunikasi antara satu dengan yang lainnya. Sebenarnya, bahkan perusahaan-perusahaan kelas dunia yang masuk di jajaran Fortune 500 pun mengalami hal serupa. Sampai-sampai, salah satu pimpinan perusahaan tersebut pernah berujar, “As long as humans are running the business, and not robots, there’s going to be human relationship problems running in the business.” (terjemahan: “Selama manusia masih menjalankan bisnis, dan bukan robot, maka akan selalu ada masalah-masalah hubungan antar manusia di dalamnya.”)

Teamwork = Sinergi

Lalu apa itu teamwork, apa aplikasi dari nilai-nilai teamwork. Seringkali teamwork dapat disamakan dengan Sinergi. Pengertian dasar ketika kita mencari hubungan yang perlu dibangun dalam nilai-nilai teamwork, adalah bersumber dari keberadaan kondisi alamiah manusia. Setiap individu memiliki kompetensi, keahlian, karakter, ego, kebisaan dan talenta yang berbeda-beda. Satu orang memiliki lebih banyak aspek atau unsur daripada yang lain. Tapi entah mengapa, perbedaan ini justru menjadi hambatan dalam mewujudkan sinergi di organisasi.

Pada sebuah perusahaan yang sedang bertumbuh-kembang dengan pesat, dengan ukuran kinerja divisi yang ketat, ketiadaan sinergi biasanya menggejala. Para karyawan seolah “dipaksa” untuk menerima kondisi yang memunculkan konflik, bahkan sampai menjurus ke arah adu fisik. Kita tentu pernah melihat bagaimana proyek-proyek pembangunan fisik yang tidak selesai, atau bahkan baru separuh jadi namun dibongkar lagi, seolah-olah tidak ada koordinasi antar kelompok yang terlibat dalam proyek tersebut. Bagaimana mungkin kita dapat mengharapkan terwujudnya sinergi, jika berkoordinasi saja sulit?

Tidak adanya sinergi jelas akan berakibat fatal bagi keberlangsungan organisasi atau perusahaan. Produktivitas rendah, koordinasi buruk, individu tidak merasa happy bekerja dan beraktivitas di dalam institusi, dan konflik kerap terjadi akibat menonjolnya keinginan untuk unggul sendiri dan tidak mau mengalah.

Pelatihan yang memancing munculnya kecerdasan emosional dan mendorong keberanian bisa jadi menciptakan keakraban, tetapi jika tidak menyentuh esensi dari bersinergi, maka cenderung tidak akan berhasil meningkatkan sinergi. Sangatlah disayangkan apabila ada organisasi dan perusahaan yang menomorduakan upaya-upaya untuk menciptakan atau meningkatkan kualitas sinergi, karena menganggap sinergi akan muncul dengan sendirinya. Padahal, sinergi tidak akan muncul apabila didiamkan.

Di lain pihak, tak jarang kita lupa bahwa sinergi tidaklah sama dengan menjumlahkan kinerja orang-perorangan. Kelompok yang bersinergi akan melahirkan pemikiran-pemikiran dan karya-karya baru. Energi baru yang muncul dari sebuah kelompok yang bersinergi akan sangat berbeda dengan penjumlahan energi dari masing-masing individu. Inilah yang disebut dengan sinergi. Sinergi yang kuat akan melahirkan organisasi perusahaan yang kuat yang akan berdampak bagi kekompakan team secara keseluruhan untuk mencapai tujuan bisnis. Teamwork yang dibangun bertujuan tercapainya sinergi ketika tujuan perusahaan yang lebih besar disadari oleh semua anggoa team dibandingkan tujuan kelompoknya.

P. Adi/Contributor/VMN/BL
Editor: Ruth Berliana

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x