Mendesain Jenjang Karir, Dimulai Dari Mana?

(Business Lounge – Empower People) “Bagaimana jenjang karirnya?” pertanyaan yang wajar ditanyakan oleh para calon karyawan yang sedang mencari posisi yang lebih baik. Sudah dapat dipastikan bahwa setiap karyawan memang menginginkan sebuah jenjang karir yang jelas dan yang menjanjikan. Mereka tidak ingin ada dalam satu posisi yang sama terus menerus. Tidak adanya jenjang karir juga sering kali menjadi alasan bagi si karyawan untuk meninggalkan tempat kerjanya dan mencari pekerjaan dengan jenjang karir yang lebih jelas. Jadi apakah penting membuat jenjang karir?

Sangat penting! Walaupun jumlah anggota dari sebuah organisasi tidak dapat dikatakan cukup significant tetapi tetap perlu dibuat sebuah jenjang karir yang jelas bagi setiap orang tersebut.

Karena itu cobalah untuk membuat jenjang karir bagi setiap posisi yang ada pada perusahaan Anda.

Pertama-tama ada dua cara untuk memandang sebuah perencanaan jenjang karir:

1.  Organizational Perspective

Cobalah melihat dari perspektif organisasi.

Lakukan identifikasi kebutuhan karyawan (staffing needs) dari organisasi pada waktu yang akan datang. Perhitungan ini sangat penting. Bagaimana kita dapat mendesain organisasi kita akan sangat tergantung kepada jumlah karyawan yang dibutuhkan ataupun jumlah karyawan yang ada. Organisasi dengan jumlah anggota lebih banyak tentu saja akan memiliki jenjang karir yang lebih rumit dibandingkan dengan organisasi dengan sedikit anggota. Sebagai contoh jika sebuah organisasi hanya terdiri dari 20 orang dari seluruh unit, sehingga maksimal hanya 5 orang dalam satu unit, maka dapat dipastikan tidak perlu membuat jenjang karir dengan berlapis-lapis. Mungkin hanya perlu dua level, yaitu anggota dan koordinator/ team leader.

Setelah mengidentifikasi semua kebutuhan, maka mulailah membuat jenjang karir berdasarkan total jumlah seluruh posisi yang ada. Identifikasi setiap posisi mulai dari yang paling rendah, lalu simulasikan dalam waktu tertentu maka karyawan pada posisi tersebut dapat naik ke posisi yang lebih tinggi yang mana.

Lakukanlah assessment untuk mengukur potensi masing-masing individu dan kebutuhan pelatihannya.

Lalu sesuaikanlah kebutuhan organisasi dengan kemampuan yang dimiliki masing-masing individu yang saat ini sudah ada.

Kemudian kembangkanlah sebuah karir sistem untuk organisasi tersebut.

2.  Individual Perspective

Sekarang cobalah untuk melihat dari perspektif individu, yaitu suatu urutan dari aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan pekerjaan dan perilaku, nilai-nilai, dan aspirasi seseorang selama rentang hidup orang tersebut.

Pertama-tama yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasi kemampuan tiap-tiap individu anggota organisasi dan apa sebenarnya yang menjadi ketertarikannya.

Buatlah perencanaan pekerjaan dan tujuan dari masing-masing pekerjaan.

Buat juga alternatif lain dari jalur karir setiap anggota baik di dalam maupun di luar organisasi.

Selalu identifikasi bilamana ada perubahan dalam ketertarikan dan tujuan dari masing-masing karir sebagaimana perubahan karir dan kehidupan.

Maka barulah dapat diketahui karir dari masing-masing anggota.

Kedua langkah ini adalah langkah awal yang dapat Anda terapkan sebelum kita maju lebih jauh lagi.

ruth_revisiRuth Berliana/Managing Partner Human Capital Development/VMN/BL

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x