Coca-Cola dan PepsiCo Perangi Obesitas

(Business Lounge – News & Insight) Pabrik minuman ringan raksasa milik AS telah berjanji pada Selasa (23/9) untuk ikut memerangi obesitas. Dalam kampanyenya untuk melawan tren obesitas, perusahaan tersebut mengatakan akan berupaya mengurangi konsumsi minuman berkalori pada negara besar tersebut sebesar 20 persen pada tahun 2025 demikian dilansir oleh Channel News Asia.

Salah satu tindakan yang akan dilakukan oleh Coca-Cola, PepsiCo dan Dr Lada Snapple adalah dengan memperkecil ukuran botol minuman ringan mereka, memperbanyak kandungan air, dan mengeluarkan minuman rendah atau tanpa kalori. Hal ini diharapkan akan membantu menurunkan konsumsi gula dari setiap orang. Selain itu mereka juga sepakat untuk lebih mempublikasikan jumlah kalori pada mesin penjual, pendingin ritel dan semua minuman serta peralatan penjualan milik perusahaan. Hal ini sejalan dengan usulan regulator di New York City, California juga tempat-tempat lain yang telah mengusulkan untuk mengurangi ukuran minuman atau meningkatkan persyaratan pelabelan.

Penandatanganan Inisiatif Bersama

Dalam sebuah acara yang diselenggarakan oleh Clinton Global Initiative di New York, hadir perwakilan dari masing-masing perusahaan dan menandatangani inisiatif bersama untuk mendorong konsumen mengurangi konsumsi minuman ringan serta meningkatkan kesadaran konsumen akan kalori. Dengan demikian diharapkan dalam satu dekade diharapkan kalori yang diperoleh dari minuman ringan dapat menurun sebesar 20% per orang.

Penjualan Coca-Cola, PepsiCo dan perusahaan minuman ringan lainnya memang sedang lesu di AS. Coca-Cola juga melaporkan penjualannya yang datar di Amerika Utara pada kuartal terbaru.

Perusahaan-perusahaan juga mengatakan mereka akan mengintensifkan kampanye kesadaran dan promosi minuman sehat di masyarakat saat telah ada opsi lebih sedikit untuk minuman ringan sarat gula. Mereka juga akan mempertahankan evaluator independen untuk melacak kemajuan yang ada. Hal ini berhubungan dnegan sebuah kelompok advokasi yang didirikan oleh Yayasan Clinton. Yayasan ini didirikan oleh mantan presiden Bill Clinton, dan American Heart Association.

Namun Advokat kesehatan masyarakat memberikan tanggapannya bahwa langkah-langkah yang akan diambil para perusahaan minuman ringan ini belum apa-apa. Pusat Ilmu Pengetahuan untuk Kepentingan Umum, kelompok advokasi kepentingan publik di Washington, mengatakan bahwa inisiatif itu “berita baik,” tetapi tidak hanya itu. Badan ini meminta diberlakukannya pajak atas setiap label peringatan pada minuman manis.

Kelompok advokat ini menyadari bahwa negara harus bergerak cepat untuk melindungi kesehatan masyarakat. Dengan memberlakukan pajak pada minuman manis akan memaksa perusahaan minuman ringan mengurangi kalori minumannya. Hal ini juga akan meningkatkan pendapatan yang tentu saja akan dibutuhkan untuk pencegahan dan pengobatan penyakit terkait soda.

Marion Nestle, professor nutrisi dan kesehatan masyarakat di New York University, mengatakan perusahaan minuman ringan akan mendapatkan masalah dalam mencapai pengurangan kalori hingga 20 persen dalam terang tren konsumsi yang sudah terjadi. “Jika mereka benar-benar ingin meningkatkan kesehatan masyarakat, mereka harus berhenti berjuang untuk melobi untuk tidak diberlakukannya pajak minuman bersoda,” katanya.

uthe/Journalist/VMN/BL
Editor: Ruth Berliana

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x