UU Anti Monopoli Diduga Penyebab Investasi Asing Ke Tiongkok Terendah Selama Dua Tahun

(Business Lounge – News & Insight)  Baru-baru ini data statistik mencatat direct investment oleh pihak asing di Tiongkok telah turun 17% pada Juli lalu dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dan banyak ekonom memperkirakan turunnya investasi tersebut dikarenakan aksi pemerintah Tiongkok menerapkan UU anti monopoli kepada perusahaan asing.

Namun pemerintah Tiongkok pada Senin (18/8) telah membantah bahwa serentetan penyelidikan anti monopoli yang baru-baru ini dilakukan kepada perusahaan-perusahaan asing telah menyebabkan jatuhnya tingkat investasi di negara ini, demikian seperti yang dilansir oleh The Wall Street Journal.

Angka investasi asing ke Tiongkok mencapai hanya $ 7,8 miliar (85.8 triliun rupiah) pada bulan Juli. Ini merupakan angka terendah bulanan dalam dua tahun. Angka tersebut dapat berfluktuasi secara luas dari bulan ke bulan, tetapi investasi dalam tujuh bulan pertama tahun ini mencapai $ 71,1 miliar (782 triliun). Angka ini juga sedikit lebih rendah dari periode yang sama tahun lalu.

Selama beberapa minggu terakhir, Tiongkok telah meluncurkan serangkaian penyelidikan anti-monopoli kepada perusahaan asing, termasuk Microsoft Corp MSFT, produsen chip Qualcomm Inc, produsen mobil Audi AG, produsen mobil Daimler AG, dan produsen mobil Chrysler.

Banyak pendapat telah menuduh bahwa para pembuat kebijakan telah mengesampingkan para perusahaan asing, dan bahwa penyelidikan telah dilakukan dengan sewenang-wenang dan hanya memberikan sedikit kesempatan untuk pengusaha untuk memberikan pembelaannya.

Respons Pemerintah atas Penyelidikan Anti Monopoli

Shen Danyang, juru bicara Kementerian Perdagangan Tiongkok pada Senin (18/8) memberikan keterangannya pada konferensi pers bahwa adanya spekulasi yang menyatakan bahwa pemerintah Tiongkok menargetkan negara-negara tertentu dalam penyelidikan anti monopoli ini sangatlah tidak berasalan. Penyelidikan anti monopoli tidak untuk menakut-nakuti para investor asing sehingga mereka pergi.

Selain memberikan keterangan tentang melemahnya investasi asing, Shen juga mengatakan bahwa kapasitas manufaktur Tiongkok tetap melebihi target. Untuk investasi di sektor jasa dan industri teknologi juga tetap tinggi dan kuat.

Namun, beberapa perusahaan asing telah memiliki keraguan tentang lingkungan investasi Tiongkok dan penegakan aturan anti monopoli.

Pekan lalu seperti dilansir oleh The Wall Street Journal Eropa Chamber of Commerce memberikan pernyataan di Tiongkok bahwa beberapa industri telah ditargetkan untuk dilakukan penyelidikan terkait anti monopoli sedangkan perusahaan domestik belum ditargetkan untuk penyeldikan yang serupa.

Dalam beberapa kasus, pihak berwenang telah meminta perusahaan asing untuk tidak menolak investigasi. Adanya upaya untuk membawa pengacara untuk dengar pendapat, atau meminta bantuan dari negara asal mereka, dapat dikategorikan sebagai tindakan “intimidasi.”

Selain itu dilaporkan juga  investasi ke luar Tiongkok berbeda dengan trend masuknya investasi asing kenegeri tersebut, investasi keluar mencapai angka tertinggi yaitu $ 52,6 miliar dalam tujuh bulan pertama tahun ini, naik 4% dari periode yang sama tahun lalu. Perusahaan Tiongkok menjadi lebih agresif di panggung internasional, membeli perusahaan-perusahaan asing seperti AS Smithfield Foods Inc, dan House of Fraser, Department store Skotlandia.

uthe/Journalist/VMN/BL
Editor : Jul Allens
Image : wikipedia

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x