“Blood Swept Lands and Seas of Red”, Peringatan 100 Tahun Perang Dunia

(Business Lounge – World News) – “Blood Swept Lands and Seas of Red” merupakan suatu peristiwa khusus yang dibuat untuk memperingati seratus tahunnya Perang Dunia I. Artist Paul Cummins, ditugaskan oleh pemerintah Inggris dan bekerja sama dengan desainer panggung Tom Piper, memilih poppy dalam bentuk keramik untuk membuat penghargaan visual yang mengejutkan ini.

Pada saat pembukaan sudah ada 120,000 poppies keramik yang ditanam di sepanjang The Tower of London dan menyebar di parit kering serta rumput-rumput. Bunga ‘poppy’ lainnya akan ‘ditanam’ setiap hari oleh sukarelawan sepanjang musim panas dan terus berlanjut sampai Hari Gencatan Senjata, 11 November, yang merupakan hari terakhir dari perang.

The Tower of London's 'Blood Swept Lands and Seas of Red' poppy installation to commemorate the 100th anniversary of the outbreak of World War One, is seen in London

Seluruh instalasi ini pada akhirnya jumlahnya menjadi 888.246 bunga, masing-masing bunga yang mekar mewakili kehidupan seorang tentara Inggris atau Kolonial yang kehilangan nyawanya dalam perang. Dalam mempersiapkan 888.246 bunga ini membutuhkan banyak sukarelawan, karena untuk membuat satu “poppy” memerlukan waktu tiga hari dalam mengerjakannya.

Bunga-bunga ini juga akan dijual (£ 25 masing-masing)  ke setiap pembeli. Dana tersebut akan disumbangkan kepada beberapa badan amal veteran Inggris yang terkenal. Sepanjang berlangsungnya “Blood Swept Lands and Seas of Red” nama-nama 180 tentara selama Perang Dunia I akan dibacakan di roll of Honour.

Dalam upacara pembukaan peringatan ini, siluet tentara diproyeksikan pada dinding dari Tower of London.

article-2716788-204ADE6E00000578-385_964x644

The poppies, merupakan simbol kuat yang mengingat akan perang parit mengerikan yang berlangsung di lapangan Flanders, mengalir dari kastil, keluar dari jendela, melewati dinding yang lebih besar sebelum mengisi parit kering nya.
1407235322487_wps_23_5_August_2014_A_sea_of_po

William, Kate dan Harry juga diundang untuk masing-masing menanam poppy keramik ke dalam tanah setelah diberikan oleh salah satu taruna The Lord Letnan.

002

004

Paul Cummins, Artis Keramik mengatakan: “Saya terinspirasi untuk membuat instalasi ini setelah membaca hidup dari seorang tentara yang tak dikenal. Instalasi ini memang sementara, tetapi saya menemukan ini dengan suatu kepedihan dan ini mencerminkan kehidupan manusia, seperti orang-orang yang kehilangan nyawa mereka selama Perang Dunia Pertama.  Saya ingin menemukan cara yang pas untuk mengingat mereka.” Dia memiliki gagasan untuk menciptakan sebuah ‘lautan’ dari poppy ini sejak dua tahun yang lalu. Ia sangat senang ketika Tower of London memutuskan untuk merealisasikan idenya dengan bantuan desainer panggung Tom Piper.

Designer panggung, Tom Piper bertugas merencanakan bagaimana membuat bunga poppy ini menukik dan menyeberangi tanah Tower of London. Dia berkata: “Peran saya adalah untuk mengetahui bagaimana untuk menempatkan poppies keramik di sekitar parit dan juga membuat beberapa insiden di mana bunga poppy tampaknya menjadi lebih mengalir dan laut berwarna merah itu seperti gelombang air yang keluar dari jendela. Ini merupakan suatu perencanaan presisi militer yang menakjubkan’.

slide_360434_4032911_free

Selama Perang Dunia Pertama, menara ini menjadi tempat lebih dari 1.600 orang yang telah terdaftar dan bersumpah pada akhir Agustus 1914 di stasiun perekrutan di Kota untuk membentuk Batalyon ke-10 dari Royal Regiment of Fusiliers, yang disebut ”stock brokers battalion” yang berjuang selama perang.

Sebelum pihak kerajaan meninggalkan mereka, keluarga kerajaan pun diperkenalkan dengan sejumlah orang yang terlibat dalam pembuatan proyek ini, termasuk seniman keramik Paul Cummins. Di antara relawan ini juga diperkenalkan kepada Duke dan Duchess serta Pangeran Harry, yaitu Joan Clayton Jones (72). Dia adalah relawan yang paling produktif. Pamannya Godfrey Leseelleur tewas pada 19 September 1918 di Ephy, hanya beberapa minggu sebelum berakhirnya konflik, setelah selamat dari kampanye Gallipoli.

Dia berkata: “Kematiannya mempengaruhi keluarga saya secara pribadi. Saya adalah teman seumur hidup bagi adiknya, yang meninggal pada tahun 90-an, dan saya merasa bahwa dengan menjadi sukarelawan  proyek ini maka secara personal saya dapat membayar penghargaan saya.”

Ini hanyalah salah satu dari peristiwa yang terjadi di seluruh negeri untuk mengenang mereka yang meninggal.

Arum/Journalist/VM/BL
Editor: Iin Caratri
Image: antara, poppies.hrp.org

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x