Meningkatnya Kerugian Yang Dialami Malaysia Airlines

(Business Lounge – Business Today) Saat ini kondisi keuangan dari Malaysia Airlines semakin memburuk dengan nilai kerugian menjadi 443 juta ringgit dalam kuartal I 2014. Pada tahun lalu dalam periode yang sama jumlah kerugiannya adalah 279 juta ringgit. Jumlah kerugian bersih ini setiap tahunnya dilaporkan oleh perusahaan induknya, Malaysian Airline Systems Bhd selama tiga tahun terakhir ini.

Penyebab utama dari kerugian ini adalah adanya kompetisi dari maskapai yang bertarif rendah, salah satunya adalah AirAsia. Selain itu dengan lenyapnya MH 370 dalam penerbangan Kuala Lumpur Beijing pada bulan Maret yang lalu juga mengakibatkan semakin memburuknya kondisi keuangan Malaysia Airlines.

Badan investasi negara Malaysia, Khazanah Nasional Bhd yang merupakan pemegang saham utama Malaysia Airlines dengan share 69 % saham sedang mencari peluang supaya perusahaan ini dapat diambil alih oleh pihak swasta. Dalam mengatasi persoalan keuangan ini, hal ini merupakan salah satu langkah yang dapat dilakukan pemegang saham. Mereka juga menyampaikan bahwa sedang menganalisa alternatif untuk melakukan restrukturisasi dari maskapai ini.

Dengan adanya kemungkinan Malaysia Airlines akan diambil alih oleh pihak swasta maka memberikan fleksibilitas bagi Khazanah Nasional untuk melakukan pemisahan bagi beberapa unit yang menguntungkan. Selain itu ada timbul perkiraan bahwa akan ada perubahan besar  yang  terjadi dalam perusahaan ini, seperti yang telah disampaikan oleh CEO dari Malaysia Airlines baru baru ini. Sekalipun dia belum dapat menjelaskan lebih detail akan perubahannya.

Saat ini kawasan Asia-Pasifik merupakan pasar penerbangan di dunia yang terbesar pada tahun 2011 kemarin dengan memiliki 30 persen dari penumpang global. Memliki pasar yang lebih besar dibandingkan dengan Amerika Utara dengan  share 29% dan Eropa dengan share 27,5 %.

Akan tetapi jumlah pesaing Malaysia Airlines ini terus meningkat, jumlah maskapai dengan tarif murah meningkat dari 30 menjadi 47 pada tahun 2009. Jumlah penerbangan dengan tarif murah dan biaya rendah ini sudah memiliki share seperempat dari seluruh penerbangan Asia Pasifik, sementara di tahun 2007 sharenya masih kurang dari sepersepuluh. Itu sebabnya selama bertahun tahun Malaysia Airlines harus berjuang untuk menghadapi maskapai kompetitor lainnya yang memberikan tarif yang lebih murah.

Arum/Journalist/VM/BL
Editor: Iin Caratri
Image: wikipedia

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x