Sehingga karyawan merasa HRD nya kurang kompeten. Sebab seharus seorang HRD memberikan program yang mendukung visi dan misi perusahaan. Sehingga semua karyawan memiliki visi dan misi yang sama untuk mendukung kemajuan perusahaan.
Meremehkan ide-ide yang diberikan karyawan dan mengkritik dengan kurang bijak. Bahkan kadang menolak memberikan cuti dengan berbagai alasan.3. Melakukan peneguran di depan umum dan kurang menganggap karyawan sebagai aset perusahaan.
Terlebih lagi jika menemukan kesalahan karyawan maka akan berusaha ‘mengorek’nya sampai karyawan tsb merasa tertekan dengan permintaan penjelasan yang berulang-ulang. Tetapi seorang HRD sepatutnya memberi kesempatan bagi karyawan yang telah mengakui kesalahannya untuk memperbaiki kekeliruannya daripada mengulang-ulang mengingatkan karyawan tersebut terhadap kesalahan yang pernah dilakukan.4. Menceritakan kelemahan seorang karyawan kepada karyawan lain.
5. Terlalu mengatur karyawan
Melakukan kontrol kepada karyawan memang perlu, apalagi untuk karyawan yang memang sudah lama bekerja dan berpengalaman. Adalah lebih baik jika karyawan diberikan pengertian sehingga memiliki kesadaran sendiri untuk menjalankan aturan perusahaan. tidak perlu memata-matai segala hal yang dilakukan karyawan.
6. Tidak mengerti apa yang dikerjakan di tiap bagian.
HR adalah partner management untuk mendukung kemajuan perusahaan karena itu diharapkan sebagai seorang HRD harus tahu proses kerja yang ada di tiap bagian sehingga dapat juga memberi masukan jika didapati penyimpangan dalam proses kerja tersebut.
7. Bersikap seolah-olah para karyawan tidak memiliki kehidupan pribadi.
Misalnya saja cuti yang sudah menjadi hak karyawan tetapi jika karyawan akan mengambil cuti selalu diberikan pertanyaan yang mendetail apa tujuan cuti tsb diambil, utnuk apa, mau kemana dll.
Editor: Iin Caratri