How To Control Your Receivable

Finance

(Business Lounge – Finance) – Account receivable atau yang sering kita sebut sebagai piutang usaha merupakan salah satu bagian dari aktiva lancar yang berguna membiayai kegiatan operasional. Piutang tersebut menjadi pendapatan bagi perusahaan saat perusahaan berhasil mengcollect piutang tersebut dari para pelanggannya.

Jika piutang sulit tertagih atau banyak yang outstanding maka akan menganggu cash flow perusahaan apalagi dalam menutupi biaya operasional perusahaan.

Satu hal yang penting dalam piutang usaha adalah bagaimana supaya piutang yang outstanding tertagih semua atau meminimalkan jumlah piutang yang outstanding. Apalagi di era persaingan antara perusahaan, banyak perusahaan pastinya menjual barang dagang dengan kredit untuk menarik daya beli pelanggannya karena tanpa harus membayar tunai dahulu. Tentunya mengcollect piutang menjadi focus perusahaan.

Berikut ada beberapa cara untuk mengontrol  piutang yang outstanding:
–          Sebelum melakukan penjualan kredit maka perusahaan sudah memberitahukan jatuh tempo pembayaran kepada pembeli, apalagi jika pembeli adalah pelanggan baru maka harus diperjelas jatuh tempo pembayaran dan aturan-aturan dalam pembayaran misalnya pembayaran melalui transfer, giro atau lainnya harus jelas.
–          Memberitahukan denda atau sanksi yang diberikan akibat keterlambatan pembayaran, lebih baik denda atau sanksi ini dicantumkan di dalam invoice tagihan supaya ketika pembeli melihat tagihan tersebut diingatkan jika pembayaran melewati jatuh tempo akan dikenakan denda dan sanksi. Denda atau sanksi ini harus jelas bentuknya seperti apa misalnya 2% dari total tagihan, pemutusan fasilitas dan lainnya.
–          Jika perusahaan tidak menggunakan denda maka perusahaan bisa menerbitkan surat peringatan. Surat peringatan bertujuan supaya pelanggan membayar hutangnya sampai batas waktu yang telah ditentukan dalam surat peringatan. Diperjelas juga dalam surat peringatan apa akibatnya jika tidak membayar seperti waktu yang telah ditetapkan misalnya pemberhentian pengiriman barang selanjutnya, pemutusan fasilitas dan lain sebagainya sesuai kebijaksanaan perusahaan. Dalam hal ini jika pelanggan memberikan respon terhadap surat peringatan misalnya meminta tenggang waktu pembayaran, maka perusahaan bisa mengambil kebijaksanaan memberi waktu bagi pelanggan untuk melunasi hutangnya.
– cara yang paling ekstrim adalah  dengan mengirimkan debt collector supaya pelanggan takut dan mau membayar.

Dalam meminimalkan AR yang outstanding memang tidak ada kata menyerah, oleh sebab itu kebijaksanaan mengenai penagihan piutang harus jelas dan dijalankan sesuai dengan prosedur yang ada sehingga pelangganpun tahu prosedur yang ada dan mau memenuhi kewajibannya sebagai pelanggan.

Jiuli/Business Lounge
Editor: Iin Caratri

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x