
- Anggota tim SAR Indonesia menyisir Selat Malaka dengan kapal, 12 Maret 2014, dalam upaya pencarian pesawat Malaysia Airlines MH370 yang hilang (Getty Images)
Menurut dugaan penyelidik Amerika Serikat (AS), Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH370 masih terbang sekitar empat jam sesudah lokasi terakhir terkonfirmasi. Dugaan ini menyingkapkan adanya kemungkinan pesawat telah menjelajah ratusan kilometer lebih jauh, namun situasi dan kondisi yang menyertai penerbangan itu belum terungkap.
Menurut dugaan petinggi keamanan nasional AS dan penyelidik penerbangan, Malaysia Airlines secara keseluruhan sudah mengudara selama lima jam. Hasil peninjauan ini berdasarkan data yang secara otomatis terunduh dan dikirim ke darat dari mesin pesawat Boeing 777 itu, yang merupakan bagian dari program pemantauan dan perawatan rutin.
Data tersebut akhirnya menimbulkan pertanyaan serta kemungkinan baru tentang apa yang terjadi dalam pesawat besar itu. Pesawat Malaysia Airlines yang mengangkut 239 orang tersebut dinyatakan lenyap dari pantauan menara pengawas penerbangan sipil pada Sabtu dini hari silam. Waktunya sekitar satu jam sesudah lepas landas dari Kuala Lumpur menuju Beijing.
Pencarian MH370 tersebut kini memasuki hari keenam. Selama itu pula, tim pencari belum juga menemukan satu pun petunjuk. Skala penyelidikan tampaknya bakal diperluas.

- Menteri Transportasi Malaysia Hishammuddin Hussein dikelilingi media di bandar udara Kuala Lumpur, 12 Maret 2014 (REUTERS)
Pejabat antiteror AS menjajaki adanya kemungkinan pilot atau orang lain telah mengarahkan pesawat ke lokasi rahasia, sesudah dengan sengaja mematikan transponder pesawat. Jika transponder dimatikan, pesawat akan terhindar dari deteksi radar, menurut sumber yang mengetahui jalannya penyelidikan.
Bagaimanapun, penyelidikan bisa dikatakan belum matang. Belum jelas juga apakah para penyelidik dalam hal ini mengantungi bukti yang mengarah pada terorisme atau spionase. Sejauh ini, petinggi keamanan nasional AS menyatakan bahwa tidak ada dugaan yang secara khusus mengacu kepada terorisme. Meski demikian, mereka tidak mengesampingkan kemungkinan itu.
Ketidakpastian kini meluas ke pertanyaan soal arah dan tujuan pesawat, juga mengapa pesawat dengan nomor penerbangan MH370 itu terbang begitu lama tanpa transponder yang aktif. Teori-teori baru bermunculan. Kalangan penyelidik menduga kendali atas pesawat diambil alih untuk alasan tertentu, yang latar belakangnya pun belum bisa dipecahkan penyelidik AS. Beberapa lembaga AS sudah menyampaikan beberapa teori kepada pejabat keamanan dan petinggi senior, sebut sumber yang memahami persoalan.
Menurut sumber itu, pejabat AS mendapat informasi bahwa penyelidik secara aktif memburu kemungkinan pesawat telah dialihkan “sehingga kelak dapat digunakan untuk tujuan lain.”
Sepanjang Rabu lalu, penyelidik belum bisa memastikan apakah pesawat mencapai tujuan alternatif atau akhirnya jatuh. Jika salah satu kemungkinan itu benar, artinya lokasinya bakal ratusan kilometer dari fokus area pencarian terkini.
Sistem pemantauan dalam mesin pesawat dipasang oleh perakitnya, Rolls-Royce PLC. Secara berkala, sistem mengirim pelbagai data mengenai kesehatan mesin, data operasional, serta gerakan pesawat ke fasilitas di darat.
Sebagai bagian dari kesepakatan pemeliharaan, Malaysia Airlines mengirim data mesin secara langsung ke Rolls-Royce untuk dianalisis. Sistem ini mengumpulkan data dari dua mesin Trent 800 dalam MH370, lalu mengirim profil kinerja mesin, juga ketinggian dan kecepatan pesawat.
Data itu disusun dan dikirim dalam bentuk potongan sepanjang 30 menit, kata sumber yang mengenal sistem. Menurut situs Rolls-Royce, data diproses secara otomatis, “sehingga perubahan sangat kecil antara satu penerbangan dan lainnya dapat dideteksi.”
Data mesin masih dianalisis. Hasilnya diharapkan dapat membantu menentukan arah pesawat, sesudah transponder tak lagi bekerja. Pesawat itu semestinya menuju Cina. Menurut data posisi terakhir yang terverifikasi, pesawat berada di atas Teluk Thailand.
Jika pesawat Boeing 777 itu benar-benar terbang selama lima jam setelah lepas landas dari Kuala Lumpur, pesawat itu dapat menempuh jarak tambahan sejauh 2.200 mil laut atau lebih dari 4.000 kilometer. Artinya, pesawat bisa saja mencapai Samudra Hindia, perbatasan Pakistan, atau Laut Arab; bergantung kecepatan jelajah pesawat.

- Fannie Sue/VM/BL-WSJ
- Editor : Fanya Jodie
- Foto : WSJ

