(Business Lounge – World News) – Senin ini adalah hari ketiga pencarian pesawat Boeing 777-200ER berusia 12 tahun yang hilang pada Sabtu setelah tengah malam waktu setempat. Pesawat milik Malaysia Airlines ini hilang dari pantauan radar saat terbang dari Kuala Lumpur menuju Beijing di ketinggian 35.000 kaki. Penyelidik tengah menelisik sejumlah kemungkinan, dari kegagalan mesin, kesalahan pilot, sampai aksi terorisme.
Penyelidik tidak memiliki akses langsung ke data dari kotak hitam pesawat selama tahapan akhir penerbangan. Oleh karenanya, penyelidik harus terlebih dulu mencari data yang masih tersimpan dalam tubuh pesawat, baru kemudian mengevaluasi data yang pernah direkam tersebut.
Sampai hari ini penyebab hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370 akhir pekan kemarin belum diketahui, namun debat soal teknologi keselamatan penerbangan akan terus bergulir. Salah satunya adalah teknologi yang dirancang untuk menyediakan petunjuk secara langsung dan seketika atas kecelakaan pesawat.
Konsep transmisi data secara langsung dari kotak hitam pesawat telah dibahas selama bertahun-tahun. Tetapi konsep ini tidak pernah diterapkan, karena mahal. Konsep ini memanfaatkan jaringan satelit untuk mengirim informasi keselamatan penting dari sebuah pesawat ke daratan, baik dalam situasi sangat darurat atau tepat sebelum pesawat jatuh.
Informasi ini bisa berupa data tentang kinerja mesin dan sistem pesawat, perintah terbang oleh pilot, dan kemungkinan adanya masalah dengan otomatisasi kokpit.
Transmisi langsung ini akan berfungsi sebagai penyedia data real time saat kotak hitam rusak atau hilang, baik temporer maupun permanen. Kotak hitam pesawat biasanya menyimpan data digital penerbangan dan percakapan pilot di kokpit.
“Hal ini seharusnya diterapkan sejak dulu, mengingat pesatnya perkembangan teknologi sekarang dan kian pentingnya penyediaan data secara langsung kepada penyelidik,” kata Alan Diehl, mantan penyelidik senior kecelakaan pesawat komersial dan petugas keselamatan militer Amerika Serikat. “Kita tidak lagi bisa bergantung pada menemukan kotak hitam dalam setiap kecelakaan.”
Sejumlah pesawat buatan Boeing dan Airbus yang menempuh jarak jauh di atas samudra atau wilayah kutub telah mengadopsi komunikasi lewat jaringan data ini. Mereka kerap mengirim posisi dan status secara berkala dan otomatis, saat jaringan radio yang biasanya dapat diandalkan tidak berfungsi. Selain itu, beberapa peralatan navigasi dan pelacak kini memungkinkan pesawat mengirim data soal posisi dan kecepatan pesawat dengan akurasi yang tinggi.
Kotak hitam real time ini dapat memanfaatkan sistem satelit dan sistem jaringan berbasis darat. Maskapai biasanya memakai sistem semacam itu untuk menyediakan Wi-Fi kepada penumpangnya. Dengan sistem ini, data-data keamanan pesawat dapat memakai sinyal yang sebenarnya ditujukan sebagai layanan untuk penumpang, demikian menurut pengamat industri aviasi.
Arum/Journalist/VM/BL-wsj
Editor : Iin Caratri
Foto: Antara