(Business Lounge – Business Today) – Setelah dua hari pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) akhirnya mereka memutuskan akan melanjutkan pengurangan stimulus secara bertahap seperti yang sudah direncanakan sebelumnya oleh The Fed tahun lalu. Bank sentral Amerika ini kembali melakukan tapering kedua sejumlah 10 miliar USD per bulan menjadi 65 miliar USD dari pengurangan sebelumnya 75 miliar USD.
Tapering lanjutan ini bermaksud untuk mempercepat pemulihan dari resesi terburuk sejak depresi besar yang pernah terjadi di perekonomian Amerika. The Fed melihat sampai akhir tahun kondisi perekonomian masih dalam proses pemulihan dengan indikator yang mixed seperti tingkat pengangguran menurun tetapi masih dalam level yang tinggi . Pengeluaran rumah tangga dan investasi bisnis tetap maju lebih cepat dalam beberapa bulan terakhir , namun pemulihan di sektor perumahan agak melambat .
Pada bulan Desember 2013 kemarin inflasi AS dilaporkan hanya 1,50% dan the Fed memantau perkembangan inflasi dengan hati-hati sehingga bagi mereka tingkat inflasi di bawah 2 persen tersebut dapat menimbulkan risiko terhadap kinerja ekonomi sehingga tapering lanjutan ini diharapkan akan mendorong inflasi bergerak kembali ke arah tujuannya dalam jangka menengah.
Sejak dilakukannya tapering bertahap sejak awal tahun ini Komite terus melihat perbaikan dalam kegiatan ekonomi dan kondisi pasar tenaga kerja selama periode tersebut yang konsisten dengan kekuatan sebagai dasar dari pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat. Mengingat kemajuan kumulatif terhadap kerja maksimum dan peningkatan prospek kondisi pasar tenaga kerja , Komite memutuskan untuk membuat pengurangan diukur lebih lanjut dalam laju pembelian aset .
Karenanya dibulan Februari nanti Komite akan menambah kepemilikan sekuritas berbasis mortgage pada kecepatan 30 miliar USD per bulan lebih dari 35 miliar USD per bulan , dan akan menambah kepemilikan sekuritas Treasury jangka panjang pada kecepatan dari 35 miliar USD per bulan lebih dari 40 miliar USD per bulan.
Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting melihat pengumuman The Fed tersebut membuat gejolak di bursa Wallstreet yang jatuhkan semua indeks hingga 1.20%. Pengumuman ini terlihat the Fed sangat khawatir dengan inflasi dibawah 2% sehingga menjadi alasan untuk mempercepat tapering lanjutannya.
Tapering lanjutan ini nantinya juga akan berdampak bagi bursa saham negara berkembang dan analis melihat the Fed memutuskan kebijakan moneter ini tidak menghiraukan kondisi ekonomi yang sedang bergejolak di negara berkembang. Karena sebelumnya sepekan terakhir bursa negara berkembang merosot oleh karena kekhawatiran isu tapering lanjutan ini. Analis melihat ada sedikit kelemahan dari kebijakan the Fed ini dimana melemahnya ekonomi berkembang juga akan terimbas kepada aktivitas pertumbuhan ekonomi tersebut.
(ja/IC/bl-vbn)
Foto: npr.org