International Cash Management

(Business Lounge – Finance) – International Cash Management adalah serangkaian aktivitas yang menentukan level saldo kas yang dipegang MNE (Cash Management) dan memfasilitasi movement cross-border.

Cash Management
Dua motif subsidiary dalam memegang uang kas antara lain motif transaction dan precautionary. Kas ini digunakan untuk memenuhi pengeluaran kas sehari-hari dan mengantisipasi adanya penyimpangan dalam arus kas yang telah dianggarkan.
Kas yang dikeluarkan untuk operasi berasal dari dua sumber:
1) internal working capital turnover
2) external sourcing, umumnya short-term borrowing

Planning.
Manajer keuangan melakukan antisipasi atas arus kas di masa depan dengan mempersiapkan cash budget yang komprehensif yang memperkirakan arus kas masuk, keluar dan net dari keduanya. Net flow-nya dapat meningkatkan atau menurunkan likuiditas. Cash budget umumnya dibuat dalam spreadsheet sehingga memungkinkan adanya simulasi jika ada perubahan variabel. 2 variabel yang biasa berubah adalah volume penjualan, yang mengakibatkan perubahan pula pada inventory dan receivables, kemudian pada Average Collection Period. Selain itu, perubahan nilai tukar juga dapat mengubah jumlah dana yang harus kita bayarkan atau terima (untuk transaksi yang berkaitan dengan valas). MNE dapat membuat tiga versi cash budget: untuk individual entity, untuk tiap currency yang digunakan dalam sistemnya dan untuk worldwide entity.

Collection.
Kas yang akan masuk ke perusahaan harus dikoleksi secepatnya. Teknik yang umum adalah memperkecil time lag antara tanggal pelanggan melakukan pembayaran dan tanggal dana tersebut keluar dari bank sehingga siap digunakan untuk pengeluaran.

Repositioning.
Ketika kas sudah terkumpul, maka dana tersebut harus segera dipindahkan ke dalam lokasi geografis dan mata uang tertentu yang dibutuhkan.

Disbursements.
Perencanaan harus dibuat untuk pengeluaran kas. Langkah-langkahnya antara lain menghindari early payment yang tidak perlu (untuk menjaga saldo kas maksimum di bank), meningkatkan float (waktu yang dibutuhkan untuk mencairkan cek), dan memilih disbursement bank yang menyediakan fasilitas layanan dan kredit yang baik.

Covering cash shortages.
Subsidiary yang mengalami kekurangan kas dapat diatasi dengan meminjam di lokal ataupun meminjam dari subsidiary lain yang memiliki excess cash. Alternatif keduanya tergantung pada kebijakan perusahaan dalam membiarkan subsidiary mandiri atau mengintegrasikan cash management antar sunsidiary.

Investing surplus cash.
Jika subsidiary memiliki surplus kas, maka MNE harus memutuskan apakah membiarkan subsidiary tersebut mengelola sendiri likuiditas jangka pendeknya atau dikontrol secara terpusat.

Sumber:
Eitman, David K, Stonehill, Arthur I. and Michael H. Moffett. Multinational Business Finance. Addison Wesley, 10th edition. 2003.

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x