Merencanakan HTC Bangkit Kembali Bukanlah Tugas yang Mudah

(The Manager’s Lounge – Sales & Marketing) – Beberapa tahun ini telah menjadi tahun yang menantang untuk HTC Corp.

Tidak hanya perusahaannya yang berbasis Taiwan kehilangan posisi dominasinya di pasar smartphone U.S  dalam menyaingi Samsung Electronics Co., HTC juga mengalami pukulan lain tahun lalu disaat semua barang importnya ke Amerika,- terhitung hampir setengah dari pendapatan perusahaan tersebut pada waktu itu – menjadi persoalan dalam ulasan bea cukai selama perebutan  hak cipta dengan Apple Inc. Berlangsung.
Setelah mencapai kesepakatan dengan Apple pada Desember, ulasan tersebut diangkat.  Dari semua permasalahan – permasalahan yang telah dilaluinya,, HTC sedang mencoba untuk bangkit kembali.
Tetapi itu bukan merupakan tugas yang mudah. 2013 tetunya akan jadi menantang sebagaimana HTC yang berusaha untuk tetap menghasilkan profit dan bersaing dengan smartphone lain yang lebih murah yang beredar di pasaran, mengontrol batasan industri.
Kepala Eksekutif HTC Peter Chou baru – baru ini duduk dengan Aries Poon di Taipei untuk mendiskusikan keinginan baru dari perusahaan untuk berkembang di negara – negara seperti Myanmar dan menyebut beberapa komentar tertajam dari para investor.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Wall Street Journal, Peter Chou mengemukakan bahwa dirinya sangat bersemangat untuk berusaha memasuki pasar Myanmar dikarenakan Myanmar merupakan tempat dia lahir dan oleh karena nya dia ingin memberikan balasan untuk kota asalnya tersebut. Prasarana telekomunikasi negara itu yang masih terbelakang harus dibangun kembali untuk dapat terhubung dengan dunia luar. Oleh karena orang Birma tidak dapat membaca bahasa inggris, HTC menghabiskan hampir setengah tahun untuk mengembangkan sistem input baru untuk karakter bahasa Birma. Dirinya yakin banyak orang Birma yang akan mendapat pengalaman Internet pertama mereka dengan menggunakan smartphone HTC.
Pasar Myanmar diramaikan oleh perangkat dengan harga murah, banyak dari produk tersebut dihasilkan oleh merek Cina. Untuk bersaing dengan mereka, HTC berstrategi menawarkan sebuah pengalaman yang istimewa. Selain melokalisasikan sistem input dari karakter tersebut, HTC juga akan memperkenalkan sebuah portfolio telepon – telepon dengan harga berbeda – akan ada yang bersegmen tinggi seperti seri One X dan Butterfly, dan ada juga seri Desire, dengan harga kurang dari $200.
Pada tahun 2013 ini, HTC akan melanjutkan mengembangkan usahanya di pasar Eropa dan Amerika. Di Asia, pasar yang penting adalah China, India, Australia dan Indonesia. HTC secara konstan mengatur dengan baik rencana penjualan dan posisi kami di dalam berbagai macam pasar. Perusahaan ini akan memiliki portfolio produk yang berbeda dari pasar yang berbeda dan juga produk – produk yang terdepan.
HTC terlihat mengalami pendakian yang relatif cepat di dalam pasar smartphone hingga 2010. Namun sejak saat itu, perusahaan ini telah mengalami penurunan pada kedua sisi baik pendapatan maupun pengiriman. Mr. Chou secara lugas menjelaskan penyebab terjadinya permasalahan tersebut. Pesaing – pesaing HTC terlalu kuat dan sangat pandai dalam marketing. Kami belum berbuat cukup banyak pada bidang marketing. Dia berpendapat walaupun HTC tidak memiliki banyak uang seperti lawan nya (Samsung dan Apple), hal yang paling penting adalah memiliki produk unik yang dapat menarik konsumen. Tantangan – tantangan saat ini bersifat sementara. Yang terpenting adalah bereaksi dengan cepat dan belajar dari tantangan –tantangan tersebut. Mr. Chou percaya HTC sedang melakukan hal ini.
Banyak analis memperdebatkan bahwa HTC sedang terjepit di pertengahan- oleh Samsung dan Apple  pada segmen pasar tinggi dan di pasar yang rendah oleh produsen Cina seperti ZTE dan Huawei. Mr. Chou menyatakan bahwa pemikiran tersebut tidak benar. “Banyak dari mereka yang hanya melihat jumlah angka dan membuat suatu kesimpulan.  Kami adalah sebuah perusahaan yang memiliki merek dan produk – produk premium,” tutur CEO HTC tersebut.
Mr. Chou juga menambahkan bahwa banyak orang menilai sebuah perusahaan dari pendapatannya, tapi ada aspek –aspek lain dari sebuah perusahaan yang dimana para investor harus perhatikan. Kuncinya adalah memastikan sebuah perusahaan terus bertumbuh, berhasil memiliki terobosan sendiri dan beradaptasi dengan cepat. Tidak selamanya tantangan merupakan hal yang buruk, dan terlalu tidak bijaksana jika semangat kita patah oleh karena nya.
Menurut beliau, untuk menjadi seorang CEO yang baik, visi adalah kualitas yang paling penting. Jika tidak, kita tidak dapat memimpin sebuah perusahaan ke arah yang benar. Serta kemampuan untuk mengubah visi kita menjadi strategi yang bisa dilaksanakan, yang mana mencakup komunikasi, menemukan orang yang tepat dan memaksimalkan potensi diri mereka.
(Managedaily/AA/TML)
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x