(The Manager’s Lounge – Sales & Marketing) – Transaksi mobile banking adalah salah satu teknologi yang memudahkan pelanggan dalam memperoleh layanan perbankan. Namun, hasil riset dari Frontier Consulting Group menyatakan bahwa sebagian besar konsumen Indonesia (32.66 persen) tidak melakukan transaksi melalui fasilitas mobile banking karena tidak mengetahui cara mengoperasikannya. Ini membawa kita kepada karakter unik keempat konsumen Indonesia, yaitu Gaptek.
Mengapa karakter tersebut berkembang pada konsumen Indonesia. Berikut ini alasannya:
Pertama, konsumen Indonesia mayoritas berpendidikan rendah. Sehingga hal ini menjadikan mereka tidak melek teknologi dan tidak terbiasa dengan produk berteknologi tinggi.
Kedua, persepsi bahwa teknologi tinggi keamanannya tidak terjamin. Misalnya masyarakat khawatir bahwa jika melakukan transaksi mobile banking, maka rekening mereka bisa dijebol.
Karakter ini menghasilkan dampak antara lain:
Pertama, penetrasi telepon seluler yang tergolong lambat di Indonesia. Sebagai gambaran, pada akhir tahun 2007, penetrasi ponsel hanya sekitar 58-60 juta jiwa, atau 26-27 persen. Bandingkan dengan penetrasi seluler di AS yang mencapai 84%. Angka penetrasi Indonesia ini bahkan jauh lebih kecil dibandingkan dengan global, yakni 50%.
Kedua, penetrasi internet di Indonesia juga termasuk lambat, apalagi dibandingkan dengan penduduk dunia lainnya. Ini menjadi salah satu faktor penghambat kemajuan Indonesia. Sebagai gambaran, penetrasi internet di Indonesia baru 8% saja. Sementara itu penetrasi internet. Ini bahkan lebih rendah dari rata-rata penetrasi Internet di Asia. Yakni sekitar 10.7%.
Dalam menyiasati karakter konsumen Indonesia yang gaptek ini, maka implikasinya produsen bisa mengimplementasikan strategi sebagai berikut:
Strategi Produk Baru
▫ Manfaatkan timing, karena jika Anda mengeluarkan produk baru dengan timing yang tepat, maka Anda akan memperoleh competitive advantage tersendiri
▫ Jika mau memilih cara aman, maka Anda bisa pertimbangkan untuk menjadi follower. Karena dengan menjadi follower, maka Anda bisa mengamati teknologi apa yang dapat diterima pasar. Contohnya: kartu debit BCA yang laris manis di pasaran, padahal hadir setelah kartu debit Bank Duta.
Strategi Positioning
▫ Teknologi yang user-friendly atau mudah digunakan. Contohnya adalah Nokia, yang dikenal sebagai produk yang user-firendly, dan ditunjukkan juga dengan slogan mereka “Teknologi yang mengerti Anda”
▫ Teknologi untuk fun
▫ Teknologi untuk prestise. Misalnya MacBook Air, notebook keluaran Apple terbaru, meskipun fiturnya tidak terlalu istimewa, namun harganya yang selangit bisa memberikan prestise tersendiri terhadap pemiliknya.
▫ Teknologi yang aman
Strategi Harga
▫ Strategi yang bisa diadopsi adalah skimming pricing, yaitu mematok dengan harga tinggi. Alasannya adalah, karena teknologi baru yang Anda tawarkan adalah pionir dan mempunyai competitive advantage. Misalnya adalah Apple dengan iPhone-nya, yang pertama kali dikeluarkan dengan harga tinggi, karena menawarkan inovasi baru.
(Rinella Putri/AA/TML)