Memimpin dengan Hati (Bag.1)

(The Manager’s Lounge)-James M. Kouzes dan Barry Z. Posner dalam bukunya “The Leadership Challenge”, yang menyatakan bahwa “Kepemimpinan adalah sebuah proses yang digunakan oleh orang biasa ketika berusaha untuk memunculkan yang terbaik dari dalam diri mereka sendiri dan dalam diri orang lain”

Dari definisi tersebut nyatalah bahwa kepemimpinan merupakan sebuah “proses”, artinya suatu kemampuan yang dimiliki seseorang melalui suatu proses yang panjang bagaimana mereka, melalui proses tersebut berusaha memunculkan kemampuan terbaik yang ada dalam diri mereka dan orang lain. Jadi kepemimpinan tidak dilahirkan begitu saja, meskipun dari orang-orang yang pernah menjadi pemimpin besar sekalipun.

Masa depan bangsa sangat ditentukan oleh pemimpinnya. Sejarah negara mencatat Washington, Gandhi, Churchill. Dunia usaha mengukir nama Bill Gates, Aiko Morita. Kita semua mengenang Ibu Theresa. Kepemimpinan adalah pengaruh, demikian yang dikatakan oleh Dr. Christine Fald.

Benar! Kepemimpinan berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain, sehingga mereka dengan sukarela bersama-sama berupaya meraih tujuan yang telah ditetapkan (visi bersama). Setiap pemimpin memiliki kewajiban untuk mendorong orang lain untuk mencapai tujuan-tujuan, dan mendorong perubahan ke arah yang lebih baik. Jangan pernah bekerja sendirian! Keberhasilan bukan karena usaha sendiri tetapi karena upaya bersama-sama. Tidak ada pemimpin tipe Lone Ranger. Jika Anda sendirian, Anda tidak memimpin siapapun!

Kouzes dan Posner menyatakan bahwa kemampuan seorang pemimpin untuk memungkinkan orang lain melakukan tindakan sangatlah penting. Para pengikut tidak akan memberikan kinerja terbaik mereka ataupun tetap setia dalam jangka waktu lama jika pemimpin mereka membuat mereka merasa lemah, memiliki ketergantungan, atau terasingkan. Disinilah peran seorang pemimpin dibutuhkan untuk dapat – tidak sekedar membimbing, tetapi lebih dari itu, bagaimana ia dapat memberdayakan mereka, membina hubungan sehingga mampu menjadi pemenang.

Melalui hubungan itulah, seorang pemimpin dapat mengubah para pengikut menjadi pemimpin juga – memimpin dengan hati, itulah barangkali intinya. Seorang pemimpin spiritual menyadari bahwa yang menjadi titik sentral tidak lagi terletak pada dirinya sendiri, melainkan pada orang-orang yang dipimpinnya. Ia adalah seorang pemimpin yang memperhatikan bagaimana orang lain dapat tumbuh, berkembang, dan mencapai visi bersama, sehingga orang yang dipimpinnya kelak akan menjadi pemimpin juga.

Bersambung ke Memimpin dengan hati bagian 2

(Adelina Martha/IK/TML)

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x