Mengenal Konsep Permission Marketing

(The Manager’s Lounge – Sales & Marketing) – Pernahkah Anda mendengar permissive marketing? Mungkin belum, namun menurut saya konsep ini penting untuk diketahui oleh semua marketer. Konsep permission marketing ini bertolak belakang dengan konsep pemasaran konvensional yang banyak diadopsi saat ini.

Konsep permission marketing dicetuskan pertama kali oleh Seth Godin, seorang blogger ternama, penulis, speaker, sekaligus entrepreneur.

Mengapa Anda ingin melakukan permission marketing? (Catatan: saya memilih kata ingin karena ini merupakan pilihan Anda sepenuhnya mau menerapkan atau tidak)

Pertama, permission marketing memungkinkan Anda menjalankan pemasaran secara lebih efisien dan efektif. Anda memanfaatkan sumber daya hanya kepada target pasar yang benar-benar tertarik pada produk/layanan Anda. Mereka memberikan perhatian penuh pada Anda, dan bersedia untuk meluangkan waktu untuk mempertimbangkan produk/layanan Anda dalam keputusan pembelian.

Kedua, dengan menerapkan permission marketing, berarti Anda memperlakukan orang lain dengan respect. Dan bukanlah suatu yang tidak mungkin jika Anda memperoleh respect pula dari orang lain. Brand Anda mungkin akan memperoleh reputasi sebagai brand yang beretika.

Jika Anda ingin menerapkan permission marketing ini, maka terdapat beberapa implikasi yang harus Anda ikuti:

Pertama, jangan mengirim SPAM. Harus diakui, sebagian besar orang membenci spam. Mereka tidak peduli dengan spam, dan kerap kali begitu membaca judulnya mereka langsung mengklik ’Delete’ bahkan sebelum membaca isinya.

Spam merupakan salah satu bentuk pelanggaran privasi. Email, seperti halnya alamat, atau nomor telepon, adalah sesuatu yang sifatnya privasi. Jika Anda memperoleh alamat email seseorang, bukan berarti Anda memiliki hak untuk mengirimkannya email. Sebelum mengirim email, maka Anda terlebih dulu harus meminta kesediaan orang untuk menerima email dari Anda. Sehingga mereka tidak akan merasa menerima email dari ’orang asing tak dikenal’.

Kedua, respect people who turned their back on you. Anda harus menghargai mereka yang memilih untuk menolak penawaran Anda. Seringkali salesperson yang sudah memperoleh kata ‘Tidak’ berkali-kali masih tetap nekat untuk menjual produk/layanannya kepada orang yang sama. Menurut Seth Godin, yang menjadi ‘real permission’ adalah ketika Anda berhenti memunculkan diri, kemudian orang mengeluh dan mencari-cari Anda. Ketika orang memang berlangganan, baik itu media cetak ataupun digital lewat email atau RSS, maka itulah permission. Mereka memilih untuk mendengarkan Anda, menaruh perhatiannya pada Anda.

Lalu bagaimana supaya Anda memperoleh izin atau permission dari prospek? Tentunya ketika pertama meminta izin, Anda harus menciptakan suatu value proposition yang kuat dan sesuai bagi mereka, sehingga mereka bersedia memberikan perhatiannya pada Anda. Jika mereka menolak, maka lupakan. Jika suatu saat kemudian mereka perlu, mereka akan mencari Anda.

Seth Godin sendiri mengakui bahwa penerapan konsep ini membutuhkan kerendahhatian dan kesabaran. Dan itulah kunci penting dalam menerapkan permission marketing. Namun Anda perlu percaya, justru dengan menerapkan permission marketing ini brand perusahaan Anda akan jadi lebih baik. (RP)

 

(Visi Sales/AA/TML)

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x