(The Manager’s Lounge – Service) – Seorang teman yang menjadi pramugari udara di sebuah maskapai penerbangan besar di luar negeri menceritakan bahwa sebagian besar pramugari direkrut dari Indonesia. Apa alasannya? Pertama mereka tahan bekerja keras dan dalam tekanan, lalu yang kedua ramah dan punya sikap melayani yang kuat. Wah…senang juga saya mendengarnya. Meskipun tidak bisa langsung diambil kesimpulan bahwa semua orang Indonesia ramah dan punya sikap melayani yang kuat, tapi paling tidak ada faktanya, ini memicu saya untuk berpikir dan mencoba menggali darimana kebiasaan melayani.dengan hati ini muncul.
Abdi Dalem – Melayani Raja Sepenuh Hati
Berbagai daerah di bagian dari negara kita Indonesia berasal dari Kerajaan atau Keraton yang memiliki pengaruh kuat dalam budaya melayani. Contohnya adalah seperyi apa yang say abaca dari sebuah media online seorang Abdi Dalem Keraton di Yogyakarta bernama yang dengan bangga mengatakan kalau dia bekerja sebagai Abdi Dalem murni karena pengabdiannya yang tulus dan tanpa pamrih kepada Sultan junjungannya, sehingga tidak digajipun tidak jadi soal. Bapak ini begitu bangga akan pengabdiannya dan menurutnya banyak sekali orang lain yang berminat menjadi Abdi Dalem tapi ditolak. Katanya, dalam keraton ini Abdi Dalemlah yang membutuhkan Keraton, bukan sebaliknya. Luar biasa!!
Anda dapat bayangkan bagaimana orang seperti ini memberikan pelayanan kepada Sultan dan keluarganya? Tentu dengan sepenuh hati, sebagai ungkapan rasa syukur karena sudah memperoleh pekerjaan mulia. Ini adalah contoh melayani sepenuh hati yang dilakukan karena sayang dan hormat kepada orang atau atasan atau pemimpin yang dilayani.
Guru – Pahlawan tanpa Tanda Jasa
Satu lagi yang sangat sering kita dengar atau baca beritanya di media cetak maupun on line yaitu pengabdian seorang guru yang sering disebut dengan istilah “Pahlawan tanpa Tanda Jasa”. Di saat rasa kepedulian dianggap sesuatu langka, demikian dituturkan oleh Kick Andy, kami menemukan sejumlah orang yang masih mau berbagi dengan sesama, meski kadang dia harus rela mengorbankan kepentingannya sendiri. Kisah penuh inspirasi ditemukan nun jauh di pedalaman tanah Papua. Adalah Frederick Sitaung, seorang guru yang pernah kelaparan dan bahkan nyaris dipanah oleh orangtua murid, namun tetap setia melakukan tugasnya.
Banyak kisah yang kita dengan tentang pengabdian seorang guru atau dokter Puskesmas yang ditugaskan di pelosok kota. Mengapa mereka tetap mau mengajar dengan sepenuh hati? Karena mereka memiliki passion yang kuat untuk melihat anak didiknya berhasil atau bagi seorang dokter maka ia memiliki passion yang kuat untuk melihat orang yang dilayani sembuh.
Ini adalah contoh yang banyak terjadi di negeri ini, dimana para guru melayani sepenuh hati kepada karena profesinya sebagai guru yang akan sangat membantu mencerdaskan bangsa.
Relawan – Membantu Sepenuh Hati dan Tenaga
Pada kondisi paska gempa bumi atau bencana alam lainnya di negara kita maka akan muncul para relawan yang bersedia dikirimkan ke lokasi, seringkali masih dalam keadaan kondisi kota yang porak poranda sehingga harus bekerja keras membantu tanpa bayaran. Resiko terkena dampak seperti kesulitan air bersih dan bahan makanan atau terkena wabah penyakit tidak bisa dihindari. Saya pribadi pernah memiliki pengalaman sebagai relawan paska badai tsunami di Banda Aceh untuk membangun kembali sarana dan prasarana yang porak poranda. Para relawan datang dari berbagai kalangan termasuk para profesional dan dari berbagai agama. Mengapa bersedia? Karena ada passion untuk menolong masyarakat luas dengan sepenuh hati.
Rahasia Service Excellence: Melayani Dengan Hati
Kalau ditelusuri maka sebenarnya kebiasaan-kebiasaan baik ini sudah ada dan menjadi modal bagi kita di negeri ini untuk bekerja atau melakukan sesuatu dengan tulus dan memberikan yang terbaik kepada banyak orang yang dilayani. Apalagi rakyat Indonesia memang dikenal sebagai bangsa yang ramah.
Dalam tulisan-tulisan saya sebelumnya, beberapa kali dibahas bahwa rahasia service excellence atau pelayanan prima adalah melayani dengan hati. Kalau dilihat dari contoh-contoh di atas maka ini lebih tepat masuk pada kategori yang kedua yaitu melayani karena memiliki dedikasi yang kuat pada profesi atau perusahaan. Seperti halnya seorang guru ingin melihat muridnya pandai dan berhasil, atau seorang dokter ingin melihat pasiennya sembuh. Maka seorang petugas pelayanan atau pegawai atau wiraswastawan ingin melihat pelanggan puas dan meraih sukses melalui kontribusi pelayanannya.
Selamat melayani dengan hati dan nikmati indahnya bahwa pekerjaan kita berarti bagi banyak orang. Salam sukses.
(Emy Trimahanani/DH/tml (dari berbagai sumber)