How to Influencing People

(Business Lounge – Lead & Follow) Mempengaruhi orang adalah suatu hal yang mutlak terjadi dalam suatu kepemimpinan. Karena pemimpin selalu diikuti oleh pengikut sehingga itu berarti pemimpin adalah pemberi pengaruh. Pengaruh yang mampu mempengaruhi perbuatan, kehendak, sikap bahkan gaya dan  pola hidup. Seberapa besar pemimpin sanggup mempengaruhi pengikutnya itulah kepemimpinan.

Makna “Influencing”

Ada pemimpin yang sanggup membuat pengikut melakukan apa yang diperintahkannya (melakukan suatu perbuatan) namun belum tentu hatinya bersepakat dengan pemimpin untuk melakukannya. Pemimpin yang mampu membawa pengikut melakukan dengan rela segala pekerjaannya memiliki pengaruh yang lebih besar. Tapi pemimpin yang gaya dan pola hidupnya diikuti seluruhnya oleh pengikut biasanya adalah pemimpin favorit ataupun pemimpin dalam dunia kerohanian.

Mempengaruhi seseorang harus dipahami sesungguhnya bukanlah berdasarkan “do what I say” tapi “do what I do”.  Apakah pemimpin sendiri juga memberikan contoh? Apakah pemimpin sendiri juga mampu melakukan apa yang diperintahkan untuk anak buahnya lakukan? Pemimpin yang “do what I do” adalah pemimpin yang memiliki integritas, pemimpin yang walk the talk. Ia tidak memiliki kelemahan dalam hal itu dan dapat dijadikan suatu figure ataupun sebagai role model bagi para pengikutnya.

Kepercayaan Pengikut

Pengikut pada dasarnya membutuhkan sosok seseorang yang bukan hanya pandai mengatur pekerjaannya dan melakukan pengkoordinasian pekerjaannya. Namun pengikut sebenarnya membutuhkan sosok seseorang yang di dalam hatinya mengatakan bahwa pemimpin ini adalah orang yang pantas diikuti, orang yang layak untuk ditiru, pantas untuk dicontoh dan diteladani. Pengikut selalu mencari pemimpin yang dapat ia percayai di dalam hatinya bahwa pemimpin ini tidak hanya memanfaatkannya , tidak hanya memperbudaknya dan tidak hanya memperalatnya untuk tujuan atau kepentingan pemimpin sendiri.

Dalam perjalanan saya mempelajari kepemimpinan, maka saya melihat bahwa seorang pengikut pada dasarnya memang sudah siap untuk mengikut, ketika ia melihat pada posisi dirinya dimana ia berada dalam posisi pengikut maka sebenarnya ia sudah merelakan diri untuk dipimpin. Namun konflik dalam hati pengikut  akan timbul ketika ia menemukan pemimpinnya ternyata tidak seperti yang diharapkannya. Harapan dengan kenyataan yang berbeda akan menimbulkan masalah. Dan pada akhirnya pemimpin dapat saja kehilangan pengaruh di hadapan para pengikutnya.

Misalkan Anda sebagai pemimpin membuat peraturan baru untuk karyawan datang 10 menit sebelum waktu kerja dimulai.. dengan toleransi keterlambatan selama 10 menit. Anda tidak akan pernah dapat menuntut karyawan melakukannya apabila Anda sendiri tidak datang lebih pagi dari mereka.  Ketika saya melakukan hal ini dan karyawan melihat saya sebagai seorang yang disiplin dan walk the talk, lama kelamaan mereka yang datang terlambat menjadi malu. Dan ketika suatu waktu kita terlambat melebihi toleransi keterlambatan yang diberikan, mereka tidak akan mempertanyakan karena percaya bahwa pasti ada alasan yang sangat mendesak yang membuat saya terlambat.  Ketika saya masuk dalam ruangan, saya memulai dengan perkataan “maafkan keterlambatan saya”.  Disiplin yang saya bangun di hadapan bawahan telah menjadi contoh dan keteladanan bagi mereka.  Sehingga tidak perlu banyak kata-kata untuk menegur ataupun tidak perlu marah-marah yang menghabiskan energi. Karyawan Anda akan malu sendiri dan berubah dengan sendirinya.

Ingatlah pepatah mengatakan “Ubahlah diri Anda dahulu sebelum Anda mengubah orang lain” dan saya pribadi mengatakan “ Hidup yang  Anda hidupi dengan benar sebagai pemimpin adalah pengaruh terbesar dalam kepemimpinan”

Vera Herlina Vera Herlina/Managing Partner Leadership, Entrepreneurship and Strategic Management Vibiz Consulting/VMN/BL

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x