Presiden Jokowi Himbau Agar Pengusaha Tak Takut Hadapi MEA

(Business Lounge – News & Insight) Senin (12/1) dalam pidatonya di hadapan para pengusaha muda yang hadir dalam Musyawarah Nasional (Munas)  Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa sesungguhnya para pemimpin pemerintahan di negara-negara Asia Tenggara sebenarnya memiliki rasa kuatir atas diberlakukannya ASEAN Economics Community (Masyarakat Ekonomi ASEAN) pada akhir tahun ini. Demikian juga yang dirasakan oleh para pengusaha di Indonesia.

Kekuatiran yang muncul tersebut diperkirakan oleh karena tidak dapat memprediksi apakah yang akan terjadi kemudian sebagai dampak atas diberlakukannya ASEAN Economics Community. Namun Presiden Jokowi menegaskan agar para pengusaha Indonesia tidak takut. Demikian dikatakannya, “Ya Saudara-saudara tidak usah takut, wong mereka takut kok. Mereka juga takut dan yang paling ditakuti memang Indonesia,” ujarnya. Presiden Jokowi beralasan bahwa jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 250 juta dibandingkan dengan jumlah penduduk lain yang hanya 24 juta, 15 juta, dan 70 juta, maka negara-negara ASEAN lainnya tentu akan membayangkan bagaimana negara mereka akan jadi sasaran serbuan para pengusaha dari Indonesia yang jumlahnya tentu banyak sekali.

“Bayangkan kalau kita menyerbu negara-negara yang lain. Apalagi yang menyerbu Hipmi. Begitu dibuka larinya paling kencang. Jadi nyerbu dulu, hitungan belakang,” demikian disampaikan Presiden Jokowi. Apabila dalam prakteknya si pengusaha Indonesia jatuh, misalnya, Presiden Jokowi pun mengingatkan untuk segera bangun kembali. Setiap kali jatuh, maka bangunlah kembali. Lagi menurut Presiden Jokowi lagi, bahwa para presiden, pengusaha tidak usah takut karena negara yang lain sudah grogi.

Presiden Jokowi mengambil perhitungan kalau 10 persen saja dari seluruh bangsa Indonesia sudah mencapai 25 juta. Kalau persentase 20 persen berarti 50 juta yang berarti jumlahnya hampir sama dengan penduduk suatu negara atau dua negara dibandingkan jumlah penduduk yang ada di negara yang lain di ASEAN,” ujar Jokowi. Namun yang paling penting adalah kesiapan yang memang harus betul-betul dirancang dengan baik. Idealnya persiapan dapat dilakukan sejak 8-10 tahun yang lalu, yang kemudian diproses per tahun, dicek per tahun sehingga kesiapan bangsa Indonesia pada tahun ini sudah pada posisi kesiapan yang matang, demikian pemuturannya.

Sebagai contoh yang diberikan yaitu pada saat Presiden Jokowi hadir di  Asian Summit, di Nay Pyi Taw, Myanmar, maka ada beberapa kontraktor Indonesia yang menang tender sehingga teribat di dalam pembuatan jalan dan gedung di Myanmar. Belum lagi pengusaha Indonesia yang beternak ayam, juga membuka toko di Myanmar. Menurut Presiden Jokowi contoh ini berarti bangsa Indonesia sudah mendahului berbisnis di negara lain sehingga tidak usah terlalu takut dengan ASEAN Economics Community. Namun sekali lagi ditegaskan bahwa kita harus siap. Tetapi selain itu Presiden Jokowi tetap mengingatkan supaya para pengusaha untuk tidak sangat bernafsu berbisnis di luar negeri, sebab pasar dalam negeri haruslahtetap dijaga agar tidak dikuasai pihak asing.

Beberapa tokoh yang turut mendampingi Presiden Jokowi, Menteri Perdagangan Rahmat Gobel,  Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Perindustian Saleh Husin, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Sekretaris Kabinet Andi Wijayanto, Wakil Ketua MPR Oesman Sapta Odang, dan Gubernur Jabar Ahmad Heryawan. 

uthe/Journalist/VMN/BL
Editor: Ruth Berliana
Image: Antara

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x