(Business Lounge-Business Insight)-Akhirnya kabar yang ditunggu-tunggu diumumkan juga. Akhir pekan lalu secara resmi Dwi Soetjipto telah ditunjuk menjadi direktur utama Pertamina oleh Presiden Joko Widodo, demikian disampaikan oleh Menteri BUMN, Rini Sumarno. Penunjukkan dirinya dilakukan untuk menggantikan Karen Agustiawan yang mengundurkan diri pada 1 Oktober lalu.
Menyambut kabar baik ini maka Dwi Soetjipto menyatakan siap untuk memimpin dan akan membawa Pertamina menjadi ujung tombak upaya meraih kedaulatan energi. Seperti dikutip oleh The Wall Street Journal, “Saya paham, harapan rakyat akan Pertamina sangat besar,” ujar Dwi Soetjipto. “Dalam waktu singkat, kami ingin menjadikan Pertamina sebagai ujung tombak visi dan misi Presiden RI untuk mewujudkan kedaulatan energi.”
Lahir di Surabaya, 10 November 1955. Sosok Soetjipto dikenal sebagai sosok yang sederhana dan penuh dengan semangat untuk melakukan pembenahan. Karirnya terbilang cemerlang. Bila dilihat ke belakang maka sebelumnya, Soetjipto menjabat sebagai Direktur Utama PT Semen Indonesia, perusahaan induk usaha semen nasional dengan operasi pabrik terbesar di Asia Tenggara. Masa jabatannya berlangsung hingga tahun 2014.
Keberhasilannya untuk mengupayakan konsolidasi industri semen nasional membuat Soetjipto dijadikan sebagai bapak pemersatu industri semen Indonesia. Kesuksesannya ini pun membuat dirinya lebih dikenal lagi sebab prestasinya ini sangat berguna bagi kemajuan dunia industri di Indonesia terutama untuk industri semen Indonesia.
Perjalanannya saat menimba ilmu di Universitas juga sangat membanggakan. Dirinya meraih gelar Doktor Ilmu Manajemen Kekhususan Manajemen Stratejik dari Universitas Indonesia pada tahun 2009, sebelumnya dia menyandang gelar Magister Manajemen dari Universitas Andalas Padang, dan juga gelar Insinyur dari Fakultas Teknik Kimia Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.
Bahkan untuk prestasi kepemimpinannya sebagai eksekutif korporasi dan sumbangsih terhadap pembangunan almamaternya, dirinya pernah dinobatkan sebagai alumnus terbaik dari Ikatan Alumni Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Tantangan bagi Soetjipto kedepan cukuplah berat. Pertama, produksi minyak Indonesia alami kemerosotan yang drastis yaitu tidak lebih atau bahkan dibawah 800 ribu barel per hari. Kondisi ini cukup menyedihkan sebab belum pernah Indonesia alami selama puluhan tahun.
Situasi ini sangat bertolak belakang dengan kenyataan bahwa Indonesia pernah terdaftar sebagai anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) selama lebih dari 40 tahun. Sayang pada akhirnya seiring dengan mandeknya produksi minyak dalam negeri maka Indonesia harus mengimpor minyak dan pastinya dikeluarkan dari keanggotaan OPEC pada tahun 2008
Tak hanya lemah dalam produksi minyak, saat ini Indonesia tidak lagi menempati sebagai eksportir utama gas alam dunia. Menghadapi kondisi seperti ini maka pemerintah harus dengan segera mengembangkan kapasitas produksi lepas pantai guna mendapatkan sumber minyak dan gas baru. Selain itu, Pertamina juga diharapkan dapat mengembangkan sayapnya ke luar negeri.
Presiden Jokowi menaruh harapan besar atas penunjukan Dwi Soetjipto sebagai Dirut Pertamina. Presiden menitik beratkan agar Pertamina menjadi kekuatan Indonesia dalam dunia industri minyak dan gas. Selain itu sosok Soetjipto yang tegas dan bersih diharapkan juga dapat dengan segera menghentikan carut marut persoalan internal khususnya terkait praktek mafia migas.
Presiden menginginkan adanya sinergi yang kuat antara Soetjipto dengan Ketua Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi Amien Sunaryadi dan juga Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas Faisal Basri. Tentu saja tak hanya Presiden tapi juga semua masyarakat, pelaku usaha dan semua stake holders berharap ada datangnya terang dalam dunia perminyakan dan gas di Indonesia. Selamat Pak Soetjipto! Maju terus bagi kejayaan Indonesia!
Febe/Journalist/VMN/BL
Editor: Tania Tobing
Image: Wikipedia

