Kuatir Penyebaran Ebola, Korut Ditutup Mulai Besok

(Business Lounge – News & Insight) Korea Utara akan melarang masuk para orang asing yang datang dalam rangka perjalanan wisata mulai Jumat (24/10). Hal ini dikarenakan kekuatiran Pyongyang atas penyebaran virus Ebola yang mematikan Ebola, demikian dikatakan operator tur ke negara terisolasi kepada Reuters.

Setidaknya 4.877 orang tewas pada catatan WHO dan ini adalah wabah Ebola terburuk yang ada di dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan, dengan adanya hampir 10.000 kasus yang tercatat per 19 Oktober, maka jumlah korban jiwa pun sebenarnya dapat meningkat tiga kali lipat.

Namun belum jelas apakah larangan Korea Utara ini juga termasuk kunjungan non-turis dari komunitas diplomatik atau bisnis yang memiliki hubungan dengan Pyongyang.

“Kami baru saja menerima kabar resmi dari mitra kami di DPRK (Democratic People’s Republic of Korea) bahwa, besok, wisatawan dari negara manapun, terlepas dari mana mereka baru-baru ini dikunjungi, tidak akan diizinkan untuk masuk,” kata Gareth Johnson Young Pioneer Tours, perusahaan wisata yang berbasis di Tiongkok yang menjalankan tur di Korea Utara.

Pada akhir September, kantor berita resmi Korut, KCNA, mengatakan sedang meningkatkan upaya karantina untuk mendeteksi orang asing dan wisatawan yang mungkin membawa virus.

Agen perjalanan lain yang mengkhususkan diri dalam tur ke Korea Utara mengkonfirmasi berita yang mereka terima melalui jalur resmi di Pyongyang dan Beijing.

“Tidak diketahui berapa lama penutupan ini akan berlaku, dan karena sifatnya yang sangat berubah-ubah dari kebijakan DPRK, kami masih berharap kami akan mampu menjalankan tiga wisata kami yang telah dijadwalkan untuk akhir 2014 ini,” kata Nick Bonner Koryo Tours, kelompok perjalanan yang berbasis di Beijing yang juga mengkhususkan diri di Korea Utara tur.

Perjalanan internasional ke Korea Utara sebenarnya cukup langka dan meskipun tidak ada kasus yang dilaporkan dari virus Ebola di negara tertutup itu, pada masa lalu, perbatasan bagi pengunjung asing pun telah mengalami penyegelan oleh karena masalah kesehatan.

“Pada tahun 2003, negara ini menutup perbatasannya karena ancaman SARS, meskipun tidak satu pun kasus yang dilaporkan di sana,” kata Bonner Koryo Tours.

uthe/Journalist/VMN/BL
Editor: Ruth Berliana
Image: wikipedia