(Business Lounge Journal – General Management)
Amazon Amerika Serikat baru saja mengumumkan langkah besar untuk mempercepat pengiriman di lebih dari 4.000 kota kecil dan komunitas pedesaan di seluruh Amerika Serikat. Ini merupakan bagian dari upaya perusahaan untuk menutup kesenjangan pengiriman di daerah-daerah yang selama ini tertinggal dari kota-kota metropolitan besar.
Perluasan ini didukung oleh investasi infrastruktur senilai lebih dari $4 miliar yang direncanakan hingga tahun 2026. Investasi ini mencakup pembangunan atau modernisasi puluhan stasiun pengiriman pedesaan dan menyediakan layanan pemenuhan pesanan cepat ke 13.000 kode pos tambahan. Langkah ini akan mencakup lebih dari separuh populasi AS dan menambah kapasitas hingga satu miliar paket tambahan per tahun. Artinya, paket akan tiba di kota-kota seperti Havre, Montana, dan Sweetwater, Texas, secepat di Seattle atau Brooklyn.
Menurut Amazon, perluasan ini akan mendukung sekitar 100.000 pekerjaan yang terkait dengan jaringan pengirimannya, termasuk pengemudi, staf gudang, dan kontraktor.
Selama bertahun-tahun, strategi logistik Amazon berfokus pada pusat-pusat populasi di mana kepadatan penduduk membuat pengiriman di hari yang sama lebih hemat biaya. Namun, langkah ini mengalihkan perhatian perusahaan ke pasar di mana persaingan lebih ringan dan waktu pengiriman masih tidak konsisten. FedEx dan UPS sama-sama telah mengurangi layanan pedesaan dalam beberapa kuartal terakhir, dengan alasan kenaikan biaya. Walmart masih memperluas kemampuan pemenuhan pesanannya tetapi belum menyamai jejak Amazon.
“Semua orang suka pengiriman cepat,” kata Doug Herrington, CEO Worldwide Amazon Stores, dalam pengumuman perusahaan. “Jadi, apakah Anda tinggal di Monmouth, Iowa, atau di pusat kota Los Angeles, sekarang Anda akan memiliki pengalaman pelanggan Amazon yang fantastis yang sama: kemampuan untuk mendapatkan berbagai macam barang yang Anda butuhkan untuk menjaga rumah tangga Anda berjalan setiap hari.”
Tujuan Komersial dan Pergeseran Perilaku
Perluasan ini juga memiliki tujuan komersial yang jelas: data internal menunjukkan bahwa pengiriman yang lebih cepat secara langsung berkorelasi dengan frekuensi pembelian yang lebih tinggi di antara anggota Prime. Perusahaan mengatakan bahwa hasil awal di area percontohan pedesaan tampaknya mendukung tesis ini.
Menurut Amazon, di lebih dari 1.000 kota kecil dan komunitas pedesaan di mana pengiriman Prime di hari yang sama dan hari berikutnya sudah tersedia, pelanggan lebih sering berbelanja dan membeli lebih banyak kebutuhan sehari-hari. Lebih dari 90% dari 50 barang yang paling sering dipesan ulang termasuk dalam kategori “kebutuhan sehari-hari” Amazon. Ini menandakan bahwa kecepatan tidak hanya mendorong pembelian impulsif, tetapi juga mengubah cara pembeli di pedesaan mengisi kembali barang-barang inti mereka – yang dilihat Amazon sebagai perubahan perilaku jangka panjang daripada lonjakan jangka pendek.
Pergeseran perilaku tersebut membantu menjelaskan mengapa Amazon berinvestasi lebih besar. Pengiriman yang lebih cepat bukan hanya keuntungan – ini adalah cara untuk masuk lebih dalam ke rutinitas konsumen. Dengan menyamai atau mengalahkan kenyamanan perjalanan singkat ke toko, bahkan di pasar dengan kepadatan rendah, Amazon bertaruh bahwa logistik di hari yang sama dapat membuka tingkat loyalitas Prime baru di tempat-tempat yang belum sepenuhnya ditembus sebelumnya.
Untuk membuat perhitungan ekonomi berhasil, Amazon mengandalkan sistem inventaris prediktif untuk menyimpan produk yang tepat pada waktu yang tepat. Stasiun lokal akan diisi sebelumnya dengan barang-barang khusus wilayah – perlengkapan hewan peliharaan di Cedarbug, Wisconsin, perlengkapan sekolah di Dahlonega, Georgia – berdasarkan sinyal permintaan. Ini adalah model yang dirancang untuk memperpendek jendela pengiriman tanpa memperluas infrastruktur pemenuhan pesanan secara berlebihan.
Investasi Internasional dan Tantangan
Secara internasional, perusahaan mengikuti strategi serupa. Amazon berencana menginvestasikan lebih dari £43 miliar (sekitar $54 miliar) di Inggris selama tiga tahun ke depan, dengan fokus utama pada logistik, pusat data, dan infrastruktur AI. Ini termasuk empat pusat pemenuhan pesanan, lebih dari 100 peningkatan fasilitas yang ada, dan pengembangan ulang studio besar untuk Amazon MGM. Komitmen baru ini menjadikan total investasi Amazon di Inggris sejak 2010 menjadi lebih dari £56 miliar – sekitar $71 miliar.
Waktu perluasan ini datang saat Amazon mencoba memeras lebih banyak pertumbuhan dari bisnis ritel intinya sambil menangkis saingan dan memotong biaya di tempat lain. Keanggotaan Prime telah mencapai puncaknya di banyak pasar perkotaan, dan CEO Andy Jassy mengatakan kepada pemegang saham pada bulan April bahwa kecepatan pengiriman tetap menjadi salah satu pengungkit terpenting untuk meningkatkan konversi dan keterlibatan. Layanan yang lebih cepat, katanya, membuat pelanggan lebih sering berbelanja – dan membangun hubungan yang lebih erat dengan Prime.
Namun, dorongan pedesaan ini mungkin membawa konsekuensi bagi komunitas yang ingin dilayaninya. Peritel kecil, yang telah lama mengandalkan kedekatan dan layanan yang dipersonalisasi untuk tetap kompetitif, mungkin akan tertekan oleh ekspektasi pelanggan yang meningkat yang tidak dapat mereka penuhi. Di daerah-daerah di mana Amazon dulunya merupakan pilihan sekunder, Amazon bisa dengan cepat menjadi pilihan utama.
Dan sebentar lagi, jalan pedesaan bisa menjadi jalur cepat terbaru Amazon.
Perluasan layanan Amazon yang berfokus pada kecepatan pengiriman di kota-kota kecil dan pedesaan di AS menunjukkan strategi agresif perusahaan. Namun, bagaimana dengan Asia, khususnya Indonesia?
Strategi Amazon di Asia dan Indonesia
Di Asia, Amazon memiliki strategi yang berbeda dan cenderung lebih berfokus pada layanan Amazon Web Services (AWS), yaitu unit bisnis komputasi awan mereka, daripada bisnis ritel e-commerce utamanya.
Berikut poin-poin penting mengenai kehadiran Amazon di Asia dan Indonesia:
- Fokus AWS di Asia: Amazon telah menginvestasikan miliaran dolar untuk memperluas infrastruktur AWS di berbagai negara Asia, termasuk meluncurkan region baru di Taipei (Taiwan) dengan investasi lebih dari $5 miliar, serta di Malaysia dan Thailand. Di Australia, Amazon berencana menginvestasikan AU$20 miliar ($13.4 miliar) hingga 2029 untuk pusat data dan infrastruktur energi terbarukan. Hal ini menunjukkan komitmen Amazon untuk memenuhi permintaan layanan cloud yang terus meningkat di wilayah ini, terutama untuk mendukung adopsi AI dan digitalisasi.
- AWS di Indonesia: Amazon Web Services (AWS) sudah hadir di Indonesia sejak Desember 2021 dengan Region Asia Pacific (Jakarta). AWS telah menginvestasikan US$5 miliar di Indonesia selama 15 tahun (2021-2036) untuk membangun infrastruktur pusat data modern di Cikarang dan mengembangkan talenta digital Indonesia. Investasi ini menunjukkan komitmen besar AWS terhadap pasar Indonesia.
- Amazon Kuiper di Indonesia: Amazon juga berencana untuk membawa layanan internet satelit Low Earth Orbit (LEO) mereka, Amazon Kuiper, ke Indonesia. Amazon Kuiper sedang dalam proses perizinan untuk beroperasi di Indonesia, dengan rencana investasi awal US$20 juta untuk membangun enam stasiun gateway dalam tiga hingga lima tahun, yang dapat meningkat hingga US$90 juta pada tahun 2035. Proyek ini bertujuan untuk memperluas akses internet ke daerah terpencil di Indonesia (wilayah 3T).
- Energi Terbarukan di Indonesia: Amazon juga telah menandatangani kesepakatan dengan PLN untuk mengembangkan empat proyek pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) berkapasitas 210 MW di Indonesia. Energi ini akan digunakan untuk mendukung operasional Amazon di Indonesia dan membantu mencapai target net-zero karbon Amazon.
- Amazon Prime Video di Indonesia: Untuk layanan hiburan, Amazon Prime Video telah meluncurkan versi lokalnya di Indonesia (bersama Thailand dan Filipina) sejak Agustus 2022, menawarkan konten lokal dan internasional.
Bagaimana dengan Bisnis Ritel E-commerce?
Meskipun Amazon memiliki kehadiran yang kuat di Indonesia melalui AWS, Amazon Kuiper, dan Prime Video, kehadiran bisnis ritel e-commerce Amazon (seperti amazon.com) secara langsung di Indonesia masih sangat terbatas atau bahkan tidak ada. Pasar e-commerce Indonesia sudah didominasi oleh pemain lokal dan regional yang kuat seperti Tokopedia, Shopee, Lazada, dan lainnya.
Beberapa analisis lama (sebelum 2025) bahkan menunjukkan bahwa Amazon menghadapi tantangan besar untuk masuk ke pasar Asia Tenggara, termasuk Indonesia, karena karakteristik pasar yang berbeda dan dominasi pemain lokal yang sudah mapan dengan strategi “gerilya” yang lebih adaptif.
Jadi, meskipun Amazon memiliki rencana investasi yang signifikan di Asia, terutama di sektor cloud computing dan konektivitas (AWS dan Kuiper), serta hiburan (Prime Video), tidak ada indikasi langsung mengenai rencana ekspansi besar untuk layanan pengiriman ritel e-commerce mereka seperti yang mereka lakukan di AS. Fokus utama Amazon di Indonesia dan sebagian besar Asia tampaknya adalah menyediakan infrastruktur digital dan layanan cloud, bukan bersaing langsung di pasar e-commerce ritel yang sudah sangat kompetitif.
Belajar dari Amazon
Kita telah membahas strategi ekspansi terbaru Amazon yang mempercepat pengiriman same-day dan next-day ke lebih dari 4.000 kota kecil dan komunitas pedesaan di Amerika Serikat. Langkah ini tentu saja didukung oleh investasi infrastruktur lebih dari USD 4 miliar hingga tahun 2026 dan ditujukan untuk menjangkau area dengan layanan pengiriman yang sebelumnya tertinggal dibandingkan kota besar. Lalu apa saja yang dapat kita bahas?
1. Kecepatan sebagai Diferensiasi Kompetitif
Amazon menunjukkan bahwa kecepatan pengiriman bukan lagi sekadar nilai tambah, tetapi strategi utama untuk mendorong loyalitas dan frekuensi belanja. Ini relevan untuk bisnis e-commerce atau ritel lokal: kecepatan layanan bisa menjadi pembeda penting, terutama dalam menghadapi persaingan digital. Karena itu, Usaha Kecil dan Menengah (UKM) perlu mengevaluasi rantai pasok dan sistem logistik mereka agar bisa mempercepat pengiriman atau layanan — bahkan jika hanya dalam lingkup lokal.
2. Penetrasi Pasar Melalui Area Kurang Tersentuh
Amazon beralih fokus dari kota besar ke daerah rural yang selama ini belum tergarap secara optimal. Langkah ini mengisi kekosongan layanan karena pesaing seperti FedEx dan UPS justru mundur dari wilayah ini. Penting untuk diperhatikan bahwa Dalam kompetisi bisnis, kadang peluang justru ada di area yang dianggap “kurang menarik” oleh pemain besar lain. Menargetkan segmen atau wilayah underserved bisa menjadi strategi pertumbuhan yang efektif.
3. Mengubah Perilaku Konsumen dengan Konsistensi
Amazon tidak hanya mengejar impulsive buying, tetapi juga ingin menjadi solusi utama untuk kebutuhan harian (everyday essentials). Dengan mengandalkan pengiriman cepat dan ketersediaan produk lokal, Amazon ingin menjadi bagian dari rutinitas pelanggan. Pahamilah bahwa usaha apa pun yang ingin menciptakan loyalitas harus fokus pada konsistensi dan relevansi produk/layanan dalam kehidupan sehari-hari pelanggan. Ini tentang menciptakan kebiasaan, bukan sekadar transaksi.
4. Menggunakan Teknologi untuk Efisiensi Lokal
Amazon memanfaatkan sistem inventori prediktif agar setiap gudang regional menyimpan produk yang paling relevan untuk wilayah tersebut. Ini efisien dan meningkatkan kecepatan layanan.
Data dan AI bisa membantu bisnis menyesuaikan penawaran mereka dengan kebutuhan lokal. Bahkan usaha kecil bisa memanfaatkan data penjualan untuk memutuskan stok apa yang harus disiapkan di toko fisik atau online.
5. Ekspansi Global dengan Mindset Lokal
Meskipun Amazon adalah perusahaan global, pendekatannya sangat lokal. Misalnya, di Inggris, Amazon berinvestasi besar untuk pusat logistik dan studio produksi lokal, bukan hanya membawa teknologi dari AS. Saat mengembangkan bisnis lintas wilayah (bahkan antar kota atau provinsi), penting untuk mengadopsi pendekatan lokal: pahami preferensi konsumen, infrastruktur, dan budaya setempat.
Apa yang Dapat Anda Terapkan dalam Bisnis Anda?
- Startup dan e-commerce lokal: Bisa mengadopsi pendekatan pengiriman cepat di kota kecil, apalagi dengan dukungan layanan logistik pihak ketiga (J&T, SiCepat, dsb). Misalnya, menyediakan paket kebutuhan harian dengan pengiriman keesokan hari untuk kota lapis kedua dan ketiga.
- Bisnis waralaba atau toko komunitas: Menyediakan stok produk yang hyperlocal berdasarkan preferensi daerah bisa meningkatkan rotasi barang dan kepuasan pelanggan.
- UMKM digital: Bisa membangun loyalitas pelanggan dengan menjanjikan kecepatan dan konsistensi layanan, bahkan jika tidak secepat Amazon, cukup lebih cepat dari ekspektasi.
Strategi Amazon bukan hanya soal logistik, tapi juga tentang membangun kebiasaan konsumen melalui pengalaman yang cepat, relevan, dan lokal. Ini bisa menjadi inspirasi kuat bagi bisnis dari segala skala — bahwa berinvestasi dalam kecepatan, relevansi, dan prediksi kebutuhan pelanggan bisa menjadi kunci pertumbuhan jangka panjang.

