(Business Lounge Journal – News and Insight)
Bank of America baru-baru ini meningkatkan pengawasan terhadap jam kerja bankir junior sebagai bagian dari perubahan kebijakan setelah kematian seorang karyawan yang bekerja hingga 100 jam per minggu. Insiden ini memicu diskusi luas tentang budaya kerja di industri perbankan investasi, terutama di Wall Street, di mana jam kerja yang panjang sudah menjadi norma selama bertahun-tahun.
Langkah ini merupakan bagian dari respons Bank of America terhadap tekanan publik dan tuntutan dari para karyawan muda yang merasa terbebani oleh ekspektasi kerja yang tidak realistis. Bank juga melakukan pemangkasan sekitar 150 posisi bankir junior pekan lalu, yang menambah sorotan terhadap perubahan strategi manajemen sumber daya manusia di perusahaan tersebut.
Sebelumnya, Bank of America mengandalkan karyawan tingkat menengah yang menjalani rotasi kerja selama satu tahun untuk mengatur beban kerja para bankir junior. Namun, sistem ini dianggap tidak efektif karena para karyawan tingkat menengah sering kali tidak memiliki insentif atau alat yang memadai untuk menegakkan batasan jam kerja. Banyak bankir junior tetap terjebak dalam tekanan untuk bekerja lebih dari batas wajar, terutama dalam menangani proyek investasi bernilai besar yang menuntut kecepatan dan ketelitian tinggi.
Industri perbankan investasi dikenal dengan budaya kerja yang menuntut jam kerja panjang, sering kali mencapai lebih dari 80 hingga 100 jam per minggu. Para bankir junior, yang biasanya merupakan lulusan baru dari universitas terkemuka, menghadapi tekanan besar untuk menunjukkan dedikasi mereka dengan bekerja tanpa henti.
Fenomena ini bukan hanya terjadi di Bank of America tetapi juga di berbagai bank investasi lainnya seperti Goldman Sachs, JPMorgan, dan Morgan Stanley. Laporan dari beberapa karyawan di industri ini menunjukkan bahwa meskipun ada kebijakan yang bertujuan membatasi jam kerja, dalam praktiknya tekanan untuk terus bekerja tetap ada, terutama saat menangani transaksi besar.
Beberapa tahun lalu, Goldman Sachs sempat menjadi sorotan setelah sekelompok analis junior melaporkan bahwa mereka bekerja lebih dari 95 jam per minggu, yang berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental mereka. Laporan tersebut memicu seruan reformasi dari berbagai pihak, termasuk regulator dan kelompok advokasi tenaga kerja.
Dalam kasus Bank of America, perusahaan berusaha mengatasi permasalahan ini dengan menerapkan mekanisme pengawasan yang lebih ketat. Salah satu langkah yang diambil adalah memberikan lebih banyak tanggung jawab kepada manajemen senior untuk memastikan bahwa batasan jam kerja benar-benar diterapkan. Selain itu, ada upaya untuk mengurangi beban kerja dengan menyesuaikan jumlah proyek yang diberikan kepada tim junior.
Selain memperketat pengawasan jam kerja, Bank of America juga memangkas sekitar 150 posisi bankir junior sebagai bagian dari penyesuaian strategi bisnisnya. Langkah ini diambil di tengah perubahan kondisi ekonomi global dan perlambatan aktivitas investasi yang membuat bank harus lebih efisien dalam mengalokasikan sumber daya manusia.
Pemangkasan ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan karyawan muda yang masih berada di dalam perusahaan. Dengan berkurangnya jumlah tenaga kerja, ada kemungkinan beban kerja bagi mereka yang tersisa justru meningkat. Hal ini berisiko membuat upaya untuk mengurangi jam kerja menjadi kurang efektif jika bank tidak benar-benar menyesuaikan distribusi kerja secara seimbang.
Namun, dari perspektif bisnis, pengurangan tenaga kerja ini dianggap sebagai langkah yang perlu dilakukan untuk menjaga profitabilitas perusahaan. Bank investasi saat ini menghadapi tantangan besar akibat ketidakpastian ekonomi global, kenaikan suku bunga, serta fluktuasi pasar yang mempengaruhi aktivitas merger dan akuisisi. Dengan mengurangi jumlah karyawan, Bank of America berharap dapat menyeimbangkan biaya operasional dan tetap kompetitif di industri yang semakin ketat.
Meskipun langkah Bank of America dalam meningkatkan pengawasan jam kerja mendapat respons positif, ada sejumlah tantangan dalam implementasinya. Salah satu tantangan utama adalah budaya kompetisi tinggi yang masih melekat di industri perbankan investasi. Banyak karyawan merasa bahwa bekerja lebih lama akan memberi mereka keuntungan dalam jenjang karier, sehingga sulit untuk benar-benar membatasi jam kerja secara efektif.
Selain itu, perbankan investasi sering kali memiliki jadwal kerja yang tidak dapat diprediksi. Ketika ada proyek besar, tim harus bekerja tanpa henti untuk menyelesaikannya dalam waktu singkat. Hal ini membuat kebijakan pembatasan jam kerja sulit diterapkan secara konsisten.
Bank of America juga harus memastikan bahwa kebijakan ini tidak hanya menjadi langkah sementara untuk meredam kritik publik. Dibutuhkan komitmen jangka panjang dari manajemen untuk benar-benar mengubah budaya kerja dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi karyawan.
Langkah Bank of America dalam memperketat pengawasan jam kerja merupakan bagian dari tren yang lebih luas di industri perbankan investasi. Sejumlah bank besar telah mulai mengevaluasi ulang kebijakan mereka terkait keseimbangan kerja dan kehidupan pribadi karyawan.
Beberapa bank telah menerapkan kebijakan seperti “protected weekends,” di mana bankir junior dilarang bekerja pada hari Sabtu atau Minggu kecuali dalam situasi darurat. Ada juga inisiatif untuk memberikan waktu istirahat yang lebih terstruktur, serta memperkenalkan teknologi yang dapat membantu mengotomatisasi sebagian pekerjaan administratif agar karyawan tidak terbebani dengan tugas yang berlebihan.
Ke depannya, reformasi budaya kerja di sektor perbankan investasi akan bergantung pada bagaimana bank menyesuaikan diri dengan ekspektasi tenaga kerja generasi muda. Generasi saat ini lebih menghargai keseimbangan antara kehidupan dan pekerjaan dibandingkan generasi sebelumnya, dan perusahaan yang tidak menyesuaikan diri dengan tren ini berisiko kehilangan talenta terbaik.
Dengan perubahan kebijakan yang dilakukan oleh Bank of America, diharapkan bahwa langkah ini bisa menjadi awal dari pergeseran yang lebih luas di industri perbankan investasi. Jika diterapkan dengan baik, pengawasan jam kerja yang lebih ketat dapat membantu menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat dan produktif tanpa mengorbankan efisiensi bisnis.

