(Business Lounge Journal – News and Insight)
H&M mengungkapkan bahwa bagi mereka masa depan dunia fashion saat ini adalah mencakup dua hal, yaitu circular dan digital, demikian diungkapkan oleh Vanessa Rothschild selaku H&M Group’s global sustainability steering and development manager dalam sebuah wawancara dengan McKinsey baru-baru ini. Menurut Rothschild, perusahaan yang “menerapkan sirkularitas dan digitalisasi pada saat yang sama” akan mendominasi industri mode ke depan. Karena itu, H&M pun menerapkan teknologi yang dapat mendukung perusahaan pengecer pakaian terbesar kedua di dunia ini untuk mewujudkan tujuannya.
Ada tiga bagian utama yang bagi H&M akan menunjang sifat circular dari fashion industry: circular supply chains, circular products, dan circular customer journeys. Untuk ketiga hal ini, H&M melakukan inovasi-inovasi yang menarik.
Untuk circular supply chains, maka paling tidak H&M akan memproduksi hanya apa yang akan dijual; hal ini tentu saja akan disesuaikan menurut penawaran dan permintaan pelanggan. Untuk itu perusaahan yang mengoperasikan sekitar 5.000 toko di lebih dari 70 negara ini menggunakan Artificial intelligence (AI) dan teknologi 3-D. Dengan demikian, mereka akan dapat memahami kebutuhan konsumen dan dengan tepat menghasilkan produk dalam jumlah yang tepat serta mengalokasikannya ke daerah yang tepat.
Jika menyangkut circular products, maka ada banyak hal yang sangat menarik dalam melakukan inovasi pda bahan baku. Salah satu contoh konkretnya adalah Looop, sebuah mesin recycle yang disebut dengan garment-to-garment recycling machine yang berada salah satu toko H&M di Stockholm, Swedia. Dengan mesin ini, maka konsumen dapat mendaur ulang pakaian lama mereka menjadi pakaian baru, tepat di hadapan mereka. Contoh lain dari inovasi material dan teknologi daur ulang adalah Renewcell, yang merupakan perusahaan yang diinvestasi oleh H&M Group. Renewcell sedang mengembangkan sebuah bahan baku baru yang disebut Circulose, dibuat dengan mengubah kapas secara perlahan dari pakaian usang. Teknologi ini digunakan juga untuk pada produk to mengaktifkan lemari pakaian digital. Dengan menggunakan id produk maka akan mempermudah konsumen untuk saling bertukar, berbagi, dan menunjukkan produk fashion mereka.
Sedangkan untuk circular customer journeys, H&M Group menguji circular models melalui berbagai inisiatif seperti COS Resell, sebuah ruang digital untuk membeli dan menjual barang bekas.
H&M Group sangat yakin bahwa saat ini orang akan memilih dan membeli pakaian dengan cara yang berbeda dibandingkan pada masa lalu karena itu H&M berupaya untuk mendukung perubahan yang terjadi tersebut.
RB/VMN/BLJ