Menyatukan Afrika dan Indonesia: Malam Persaudaraan Diplomatik

(Business Lounge Journal – Foreign Insight)

Suasana hangat dan penuh keakraban menyelimuti pertemuan para duta besar negara-negara Afrika di Jakarta pada Selasa, 28 Oktober 2025. Dalam kesempatan tersebut, Duta Besar Republik Seychelles, H.E. Nico Barito, menyampaikan rasa syukurnya atas dukungan sahabat-sahabat diplomatik dan mitra Indonesia, serta mengumumkan pelantikan Presiden terpilih Seychelles, Dr. Patrick Herminie, pada 26 Oktober lalu.

Dalam sambutannya, Duta Besar Nico Barito mengungkapkan optimisme atas peran diplomatiknya di Indonesia yang akan tetap berjalan aktif, bahkan menjadi semakin luas dalam menjembatani kerja sama konkret, terutama di bidang UMKM dan industri kreatif.

“Saya tidak pernah jauh dari semangat wirausaha dan budaya. Keduanya adalah jembatan alami antara rakyat Seychelles dan Indonesia,” ujar Duta Besar Nico Barito.

Ia juga menyinggung kerja sama budaya yang telah terjalin lama, di mana Seychelles secara rutin menghadirkan kebudayaan Indonesia dalam karnaval tahunan dan festival internasionalnya, bersama negara-negara Asia lainnya seperti Vietnam dan Kamboja. Menurutnya, upaya ini menjadi contoh nyata diplomasi berbasis masyarakat atau people-to-people diplomacy.

Lebih jauh, Duta Besar Nico Barito mengemukakan rencananya untuk memperkuat hubungan Indonesia Timur–Afrika melalui pembentukan hub ekspor kawasan Pasifik di Papua.

“Seychelles telah menjadi simpul penting di Samudra Hindia. Kini, kita ingin membantu Indonesia membangun pusat baru di Pasifik, agar perdagangan dan kolaborasi lintas samudra menjadi lebih efisien,” jelasnya.

Inisiatif ini, tambahnya, akan dikembangkan bersama Angkatan Laut Indonesia dan diharapkan dapat menjadi proyek strategis yang memperkuat jejaring ekonomi Afrika–Asia. Duta Besar Nico Barito juga mengundang seluruh duta besar Afrika untuk menghadiri International Carnaval di Biak, Papua, yang dijadwalkan pada Oktober tahun depan.

Dalam suasana penuh kehangatan, Duta Besar Mozambique, H.E. Belmiro José Malate, menyampaikan ucapan perpisahan kepada Duta Besar Kenya, H.E. Galma Mukhe Boru, yang akan segera mengakhiri masa tugasnya di Indonesia. Ia menyampaikan apresiasi atas kontribusi besar Duta Besar Galma dalam memperkuat solidaritas dan kolaborasi antarnegara Afrika di Jakarta, serta dalam memajukan hubungan bilateral antara Kenya dan Indonesia. “Atas nama kelompok duta besar Uni Afrika, kami berterima kasih atas dedikasi, kerja sama, dan dukungan Anda selama ini. Anda telah menjadi saudara sekaligus rekan yang berharga bagi kami semua,” ujar Belmiro. Ia juga menambahkan ungkapan tradisional dari negaranya, “Bagi kami, – to meet once is a curse —karena itu kami harus terus bertemu lagi dan lagi sepanjang hidup,” yang disambut hangat oleh para tamu undangan malam itu.

Duta Besar Kenya, H.E. Galma Mukhe Boru – yang telah bertugas selama tiga tahun di Indonesia – dalam sambutannya, ia menyoroti kemajuan hubungan bilateral antara Kenya dan Indonesia, termasuk peningkatan jumlah pelajar Kenya di berbagai universitas di Indonesia, dari hanya sekitar 20 orang menjadi lebih dari 160 mahasiswa dalam tiga tahun terakhir.

Duta Besar Galma juga mengingatkan bahwa hubungan diplomatik antara Kenya dan Indonesia telah terjalin sejak tahun 1979, dan Kedutaan Besar Indonesia di Nairobi resmi dibuka pada tahun 1982. Ia menambahkan, kerja sama ekonomi kedua negara berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir, terutama dengan hadirnya pabrik Indomie di Kenya, yang menjadi simbol kuat hubungan dagang dan investasi antara kedua negara. “Kami telah membuka pintu baru untuk kerja sama yang lebih luas, tidak hanya antara Kenya dan Indonesia, tetapi juga antara Kenya dan seluruh kawasan Asia Tenggara,” ujarnya.

Sebagai bagian dari transisi diplomatik, Duta Besar Tanzania, H.E. Macocha Tembele juga diperkenalkan sebagai Dean baru Korps Diplomatik Afrika – African Union – di Indonesia yang akan menggantikan Duta Besar Mozambique, H.E. Belmiro José Malate, yang akan menyelesaikan masa tugasnya di Indonesia dalam empat bulan ke depan. Dalam sambutannya, Duta Besar Macocha juga menyampaikan apresiasi atas kepemimpinan Duta Besar Belmiro yang dinilai berhasil memperkuat solidaritas serta memperluas jembatan kerja sama antarnegara Afrika di Indonesia. Ia menegaskan komitmennya untuk melanjutkan semangat kebersamaan tersebut, sekaligus membuka peluang kolaborasi baru dengan mitra Indonesia di bidang ekonomi, kebudayaan, dan pembangunan berkelanjutan.

Menutup malam penuh kehangatan itu, Duta Besar Nico Barito menegaskan kembali makna diplomasi antarbangsa yang sesungguhnya:

“Kita sering merasa sudah dekat, namun sebenarnya masih jauh. Kini saatnya menjembatani jarak itu — dengan kerja sama nyata, persahabatan, dan keyakinan bahwa kita adalah saudara.”

Pertemuan ini tidak hanya menandai transisi kepemimpinan di antara para duta besar Afrika, tetapi juga mempertegas tekad untuk memperluas kolaborasi Afrika–Indonesia, dari diplomasi budaya hingga pengembangan ekonomi dan digitalisasi.