(Business Lounge – Technology) Micron Technology kembali mencatat pertumbuhan pendapatan pada kuartal terbarunya, seiring melonjaknya permintaan global terhadap produk memori yang menjadi inti bisnis perusahaan. Hasil ini mempertegas peran Micron sebagai salah satu pemasok utama chip memori dunia di tengah tren komputasi awan, kecerdasan buatan, dan perangkat elektronik yang semakin haus akan kapasitas penyimpanan data.
Menurut laporan yang dirilis oleh Bloomberg dan Reuters, pendapatan Micron melonjak signifikan setelah permintaan produk DRAM dan NAND flash terus menanjak. Permintaan tersebut terutama didorong oleh perkembangan teknologi AI generatif, yang membutuhkan kapasitas memori lebih besar untuk melatih model kecerdasan buatan skala besar. Sementara itu, pasar pusat data dan ponsel pintar juga menunjukkan pemulihan, memberikan kontribusi tambahan pada kinerja perusahaan.
Financial Times mencatat bahwa Micron menghadapi tantangan unik: mereka harus memastikan kapasitas produksi yang cukup untuk memenuhi lonjakan permintaan, sambil tetap menjaga efisiensi biaya dan kualitas produk. Dalam laporannya, perusahaan menekankan bahwa lini produksinya di Amerika Serikat, Taiwan, dan Jepang sedang beroperasi pada kapasitas tinggi, dengan investasi tambahan untuk mempercepat pembangunan fasilitas baru.
Investor merespons positif hasil kuartalan tersebut, dengan saham Micron naik tajam di bursa Nasdaq. Kenaikan ini menegaskan optimisme pasar bahwa perusahaan mampu mengambil manfaat besar dari gelombang investasi global dalam teknologi berbasis data. Analis yang dikutip oleh Wall Street Journal menilai bahwa Micron kini berada di posisi strategis, sejajar dengan raksasa industri lain seperti Samsung Electronics dan SK Hynix, dalam memanfaatkan momentum pertumbuhan permintaan memori.
Namun, jalan Micron tidak sepenuhnya mulus. Ketersediaan pasokan semikonduktor masih menghadapi kendala, termasuk keterbatasan chip canggih yang dibutuhkan untuk memproduksi modul memori berkinerja tinggi. Selain itu, ketegangan geopolitik dan kebijakan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok menambah kompleksitas. Reuters menyoroti bahwa pembatasan ekspor teknologi tertentu ke Tiongkok bisa berdampak pada sebagian pasar Micron, meski perusahaan berupaya mengimbangi dengan memperluas basis pelanggan di kawasan lain.
Faktor lain yang juga diperhatikan adalah siklus alami industri memori. Secara historis, pasar memori dikenal sangat fluktuatif, dengan periode permintaan tinggi yang sering diikuti oleh kelebihan pasokan dan penurunan harga. Meski saat ini permintaan sedang melonjak, analis memperingatkan bahwa risiko kelebihan pasokan tetap ada jika produsen lain seperti Samsung dan SK Hynix juga meningkatkan produksi secara agresif.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, Micron menekankan strategi berbeda. Nikkei Asia melaporkan bahwa perusahaan berfokus pada memori kelas atas yang digunakan untuk aplikasi AI, kendaraan listrik, dan perangkat komputasi tingkat lanjut. Produk semacam ini cenderung memiliki margin lebih tinggi dan permintaan yang lebih stabil dibandingkan memori untuk perangkat konsumen tradisional.
Selain itu, Micron juga memperkuat investasi di Amerika Serikat setelah pemerintah setempat mendorong relokasi industri semikonduktor melalui kebijakan subsidi. Proyek pembangunan pabrik baru di Idaho dan New York sedang dalam tahap perencanaan, dengan harapan mampu meningkatkan kapasitas produksi dalam beberapa tahun mendatang. Langkah ini sejalan dengan kebijakan strategis Washington untuk mengurangi ketergantungan pada pasokan chip dari Asia.
Sementara itu, tren global yang mendorong permintaan memori diprediksi masih akan berlanjut. Bloomberg Intelligence menekankan bahwa lonjakan penggunaan AI generatif, mulai dari chatbot hingga platform analitik data, akan meningkatkan kebutuhan kapasitas memori dalam jumlah besar. Teknologi kendaraan otonom dan Internet of Things (IoT) juga akan menjadi faktor pendukung, karena perangkat semacam itu membutuhkan chip memori dengan efisiensi tinggi.
Di sisi lain, pasar smartphone yang sempat melemah kini menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Apple dan produsen Android utama mulai meningkatkan produksi perangkat baru dengan kapasitas memori lebih besar. Hal ini memberikan keuntungan tambahan bagi Micron, yang memasok berbagai jenis DRAM dan NAND untuk perangkat mobile.
Analis yang diwawancarai oleh Wall Street Journal menilai strategi diversifikasi pasar Micron akan menjadi kunci untuk menjaga pertumbuhan berkelanjutan. Dengan melayani berbagai sektor, mulai dari pusat data, otomotif, hingga perangkat konsumen, perusahaan memiliki peluang lebih besar untuk mengurangi dampak fluktuasi di salah satu segmen.
Meski prospek jangka panjang terlihat cerah, tantangan jangka pendek tetap nyata. Salah satunya adalah biaya produksi yang meningkat akibat harga energi dan bahan baku yang lebih tinggi. Selain itu, investasi besar dalam fasilitas manufaktur baru memerlukan waktu sebelum memberikan kontribusi positif pada arus kas.
Namun, para eksekutif Micron tetap optimistis. Dalam konferensi pers yang dikutip oleh Reuters, pimpinan perusahaan menyebut bahwa mereka siap memenuhi permintaan pelanggan besar, termasuk perusahaan teknologi global yang sedang memperluas layanan berbasis AI. Mereka juga menegaskan bahwa fokus pada inovasi produk akan membantu menjaga keunggulan kompetitif di pasar memori global.
Financial Times menambahkan bahwa Micron telah mengalokasikan anggaran riset dan pengembangan yang lebih besar dari tahun sebelumnya. Investasi ini diarahkan untuk mempercepat pengembangan memori berperforma tinggi seperti HBM (high bandwidth memory), yang sangat penting untuk komputasi AI skala besar. Dengan menguasai teknologi ini, Micron berpotensi memperluas pangsa pasarnya di segmen premium yang didominasi oleh kompetitor asal Korea Selatan.