Laba bersih perusahaan publik di seluruh dunia melonjak 7% pada kuartal April–Juni 2025, menurut laporan terbaru. Pertumbuhan ini terutama didorong oleh permintaan yang semakin tinggi terhadap teknologi kecerdasan buatan (AI) dan produk semikonduktor, yang menjadi motor utama kinerja sektor teknologi global.
Perusahaan teknologi Amerika Serikat, khususnya raksasa chip seperti Nvidia dan AMD, menjadi pendorong terbesar peningkatan tersebut. Lonjakan kebutuhan chip AI untuk pusat data, layanan cloud, hingga aplikasi konsumen, menciptakan permintaan luar biasa yang mengangkat performa keuangan perusahaan-perusahaan besar di sektor ini.
Selain itu, produsen perangkat lunak dan perusahaan penyedia layanan digital juga menikmati dampak positif. AI kini tidak lagi terbatas pada riset, tetapi sudah diterapkan di berbagai industri mulai dari kesehatan, otomotif, manufaktur, hingga keuangan. Hal ini memperkuat keyakinan investor bahwa era pertumbuhan baru berbasis AI benar-benar telah tiba.
Namun, tidak semua sektor menikmati keuntungan. Industri otomotif dan material justru terpukul akibat tarif baru yang diberlakukan oleh pemerintahan Trump di Amerika Serikat. Tarif impor pada baja, aluminium, dan beberapa komponen otomotif meningkatkan biaya produksi sekaligus memperlambat rantai pasokan global. Kondisi ini membuat laba beberapa perusahaan manufaktur besar, terutama di Asia dan Eropa, mengalami penurunan.
Meski demikian, tren secara keseluruhan tetap menunjukkan arah positif. Dengan meningkatnya adopsi AI di hampir semua lini industri, analis memperkirakan sektor teknologi masih akan menjadi kontributor utama pertumbuhan laba global dalam beberapa kuartal mendatang.
Selain itu, pasar semikonduktor diperkirakan tetap ketat karena permintaan chip canggih untuk AI terus melampaui pasokan. Beberapa perusahaan teknologi bahkan mulai memperluas kapasitas produksi agar tidak tertinggal dalam persaingan.
Fenomena ini juga menimbulkan pergeseran strategis: perusahaan di sektor non-teknologi kini semakin terdorong untuk mengintegrasikan AI dalam operasi bisnis mereka, baik untuk meningkatkan efisiensi maupun menciptakan produk baru yang lebih kompetitif.
Dengan demikian, meskipun sebagian industri terkena dampak negatif kebijakan tarif, AI tetap muncul sebagai faktor penentu dalam peta ekonomi global saat ini. Ke depan, dunia usaha akan semakin bergantung pada inovasi teknologi untuk menjaga momentum pertumbuhan di tengah ketidakpastian geopolitik dan kebijakan perdagangan internasional.
Contoh nyata dari inovasi tersebut antara lain penggunaan AI generatif untuk menciptakan konten digital, otomatisasi proses bisnis dengan bantuan robot cerdas, serta pemanfaatan big data dan machine learning untuk menganalisis pasar secara real time. Di sektor kesehatan, teknologi AI dipakai untuk mempercepat penemuan obat dan mendukung diagnosis medis. Sementara di bidang transportasi, pengembangan kendaraan listrik otonom serta sistem manajemen lalu lintas berbasis AI menjadi langkah penting menuju mobilitas masa depan. Bahkan dalam energi, teknologi digital dan AI digunakan untuk mengoptimalkan jaringan listrik pintar (smart grid) dan meningkatkan efisiensi energi terbarukan. Semua inovasi ini semakin memperkuat posisi AI sebagai motor utama transformasi ekonomi global.