(Business Lounge Journal – Art)
Pameran tunggal Warna Garis (Colour of the Lines) menghadirkan perjalanan kreatif Tantin Udiantara, seniman kontemporer asal Bali yang kini menetap di Yogyakarta. Setelah menggelar pameran solo di Lugano, Swiss, pada akhir 2024 hingga awal 2025, ia kini kembali menggarap karya yang menyoroti akar budaya dan filosofi Bali, namun dengan pendekatan visual kontemporer. Pameran ini juga disertai esai reflektif dari Wayan Seriyoga Parta.
Berlangsung di Gajah Gallery Jakarta, pameran ini dibuka pada Sabtu, 16 Agustus 2025 dan akan berlangsung hingga 31 Agustus 2025.
Pertanyaan sederhana “Bagaimana orang Bali mengekspresikan sesuatu?” menjadi titik pijak eksplorasi Tantin. Jawaban yang ia hadirkan berakar pada pengalaman ngayah (sebuah tradisi gotong royong yang berasal dari Bali). Dari pengalaman inilah, karya-karyanya menemukan bentuk dalam garis mengalir, geometri, serta gradasi warna. Proses penciptaan yang teliti merefleksikan esensi ngayah itu sendiri, hingga ia memilih kembali ke Tampaksiring untuk lebih mendalami konsep ini sebelum memfinalisasi seri terbaru.
Seri garis yang dihasilkan berkembang dari sketsa sederhana menuju komposisi kompleks dengan teknik sigar (layering), menghadirkan garis-garis yang tampak terpisah tetapi tetap berkesinambungan. Tantin menegaskan bahwa tradisi bukanlah sesuatu yang beku, melainkan senantiasa berubah mengikuti ruang (butha) dan waktu (kala). Garis-garis yang terputus namun tetap menyatu menjadi metafora dinamika budaya Bali—selalu bergerak, diperbarui, dan tidak pernah sama dari satu momen ke momen lain.
Menariknya, karya ini juga menandai kembalinya Tantin pada akar artistiknya setelah sebelumnya lama bereksperimen dengan idiom Pop. Lahir dalam keluarga seniman tradisional, khususnya pematung, ia menempuh pendidikan di SMSR Bali sebelum melanjutkan studi seni rupa di ISI Yogyakarta. Di kota inilah ia mengasah identitas seninya, yang kemudian membawanya pada berbagai kesempatan pameran, baik di dalam negeri maupun internasional.
Aktivitas pamerannya cukup padat, antara lain Unfolding Infinity di Primo Marella Gallery, Italia (2025), Distrik Seni x Sarinah: Berkelanjutan di Jakarta (2022), Upwind Downtempo di Yogyakarta (2021), hingga partisipasi berulang di Artjog. Reputasinya kian menguat, menempatkan dirinya dalam percakapan seni kontemporer lintas batas, tanpa kehilangan keterhubungan dengan akar Bali.
Dalam konteks yang lebih luas, Warna Garis juga memperlihatkan konsistensi Gajah Gallery sebagai salah satu institusi seni rupa penting di Asia Tenggara. Galeri yang beroperasi di Singapura, Jakarta, dan Yogyakarta ini kerap menghadirkan pameran penting, baik lokal maupun internasional, sekaligus memperkuat peran akademik seni Asia Tenggara melalui pameran, publikasi, dan kolaborasi dengan institusi seni terkemuka.

