General Electric

General Electric dan United Nuclear Setujui Dekrit Pembersihan Limbah

(Business Lounge – Global News) General Electric dan United Nuclear Corporation resmi menyepakati sebuah consent decree di Amerika Serikat yang mengharuskan kedua perusahaan tersebut membiayai pembersihan limbah tambang uranium senilai sekitar 63 juta dolar AS. Proyek pembersihan ini akan difokuskan pada beberapa lokasi di negara bagian New Mexico dan wilayah Navajo Nation, yang selama puluhan tahun terdampak oleh limbah radioaktif dari aktivitas pertambangan. Kesepakatan ini diumumkan oleh Departemen Kehakiman AS sebagai bagian dari upaya panjang untuk memulihkan kawasan yang terkontaminasi akibat penambangan uranium pada era Perang Dingin.

Menurut keterangan resmi Departemen Kehakiman yang dikutip dari Reuters, consent decree ini merupakan hasil negosiasi berbulan-bulan antara pihak pemerintah, General Electric, dan United Nuclear. Perjanjian ini masih menunggu persetujuan akhir dari pengadilan federal, namun diperkirakan akan disahkan mengingat sifatnya yang sudah melibatkan kesepakatan semua pihak. Pembersihan ini akan meliputi pemindahan material limbah, penanganan tanah terkontaminasi, serta pengelolaan jangka panjang untuk memastikan tidak ada dampak lanjutan terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan.

Dua lokasi utama yang menjadi fokus adalah bekas situs tambang dan fasilitas pengolahan uranium di daerah dekat kota Gallup, New Mexico, dan wilayah Navajo Nation. Aktivitas penambangan uranium di kawasan ini berlangsung masif antara tahun 1940-an hingga 1980-an, saat permintaan uranium melonjak untuk kebutuhan senjata nuklir dan pembangkit listrik tenaga nuklir. Namun, limbah dari proses ini meninggalkan warisan berbahaya berupa tanah dan air yang terkontaminasi, yang hingga kini masih memengaruhi kualitas hidup masyarakat lokal.

Berdasarkan laporan dari The Wall Street Journal, penduduk di wilayah Navajo Nation telah lama melaporkan tingginya tingkat penyakit terkait paparan radiasi, termasuk kanker paru-paru dan masalah ginjal. Banyak keluarga di wilayah tersebut yang tinggal dekat bekas lokasi tambang dan bahkan menggunakan air dari sumber yang terkontaminasi. Pemerintah Navajo telah mendorong pemerintah federal dan perusahaan terkait untuk bertanggung jawab atas pembersihan, namun proses hukum dan teknis memakan waktu puluhan tahun sebelum sampai pada titik kesepakatan seperti ini.

General Electric diketahui memiliki keterlibatan dalam operasi penambangan dan pengolahan uranium melalui afiliasinya dengan United Nuclear Corporation. Walau operasi tambang sudah lama berhenti, kewajiban lingkungan tetap melekat pada perusahaan yang pernah mengelolanya. Dalam pernyataan resmi yang dilansir Bloomberg, perwakilan GE menyatakan bahwa perusahaan berkomitmen mematuhi regulasi lingkungan dan akan bekerja sama penuh dengan pemerintah untuk memastikan pembersihan dilakukan sesuai standar keselamatan.

Rencana pembersihan senilai 63 juta dolar AS ini akan mencakup penggalian dan pemindahan material radioaktif ke fasilitas penyimpanan yang aman, remediasi tanah, serta pemantauan kualitas air tanah selama bertahun-tahun. Proyek ini diperkirakan memakan waktu panjang mengingat luasnya area terdampak dan tingkat kontaminasi yang bervariasi. Badan Perlindungan Lingkungan AS (EPA) akan memimpin pengawasan teknis dan memastikan bahwa prosesnya mematuhi standar federal untuk penanganan limbah berbahaya.

Sejumlah analis lingkungan melihat kesepakatan ini sebagai langkah maju, namun juga mengingatkan bahwa biaya yang dialokasikan mungkin hanya sebagian kecil dari kebutuhan total pembersihan di seluruh wilayah Navajo Nation. Berdasarkan data EPA, terdapat ratusan situs bekas tambang uranium yang masih belum sepenuhnya dibersihkan, dan potensi biaya keseluruhan dapat mencapai miliaran dolar AS. “Kesepakatan ini penting, tetapi ini hanyalah awal dari pekerjaan besar yang harus dilakukan,” ujar seorang pakar lingkungan dari University of New Mexico dalam wawancara dengan Associated Press.

Dari sisi hukum, consent decree ini memberikan kepastian bahwa GE dan United Nuclear akan menanggung biaya pembersihan tanpa mengakui kesalahan hukum secara eksplisit. Mekanisme ini sering digunakan pemerintah AS untuk mempercepat penyelesaian sengketa lingkungan, sehingga proses pemulihan dapat dimulai tanpa menunggu proses pengadilan yang panjang. Namun, masyarakat Navajo tetap mengharapkan adanya kompensasi lebih lanjut, terutama untuk biaya kesehatan yang mereka tanggung akibat paparan radiasi selama bertahun-tahun.

Dalam konteks yang lebih luas, kasus ini mencerminkan tantangan besar Amerika Serikat dalam menangani dampak warisan industri ekstraktif, khususnya yang terkait dengan program nuklir di masa lalu. Banyak lokasi di wilayah Barat Daya AS yang menjadi bagian dari jaringan penambangan uranium era Perang Dingin kini menghadapi masalah lingkungan serius. Pemerintah federal, melalui Superfund Program, telah mengalokasikan dana miliaran dolar untuk remediasi, tetapi keterlibatan perusahaan-perusahaan besar seperti GE menjadi krusial untuk mempercepat prosesnya.

Bagi General Electric, yang kini fokus pada bisnis energi dan teknologi industri, penyelesaian sengketa ini juga berarti membersihkan beban hukum yang sudah lama membayangi reputasi perusahaan. Dengan menuntaskan kesepakatan ini, GE dapat menghindari litigasi panjang dan fokus pada strategi bisnis masa depan, sementara tetap memenuhi kewajiban moral dan lingkungan.

Pengumuman ini juga mendapat perhatian dari pasar, meski tidak berdampak signifikan terhadap harga saham GE di bursa New York. Para analis pasar menilai bahwa beban finansial sebesar 63 juta dolar relatif kecil dibandingkan skala bisnis GE secara keseluruhan. Namun, mereka mencatat bahwa komitmen lingkungan seperti ini semakin menjadi faktor penting bagi citra perusahaan di mata investor, terutama di era ketika tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility) menjadi sorotan.

Sementara itu, bagi masyarakat Navajo Nation, kesepakatan ini memberi harapan bahwa sebagian wilayah yang selama ini berbahaya dapat dipulihkan. Aktivis lingkungan setempat menegaskan bahwa pembersihan bukan hanya soal menghilangkan material radioaktif, tetapi juga memulihkan kepercayaan dan hubungan antara komunitas lokal dengan pemerintah dan perusahaan besar.

Proses pembersihan akan dimulai segera setelah pengadilan federal menyetujui consent decree. Pekerjaan lapangan diperkirakan akan melibatkan kontraktor khusus yang berpengalaman menangani limbah radioaktif, dan prioritas awal adalah area dengan tingkat kontaminasi paling tinggi. Hasil akhir yang diharapkan adalah wilayah yang aman untuk dihuni kembali dan sumber air yang bebas dari kontaminasi, meskipun pemantauan jangka panjang akan tetap diperlukan.

Kesepakatan antara General Electric, United Nuclear, dan pemerintah AS ini menandai babak baru dalam upaya panjang memulihkan dampak penambangan uranium di Amerika Serikat Barat Daya. Meski jalan masih panjang, langkah ini dipandang sebagai salah satu contoh nyata bagaimana akuntabilitas perusahaan dan inisiatif pemerintah dapat berjalan beriringan demi memperbaiki kerusakan lingkungan yang sudah lama diabaikan.